Liputan6.com, Jakarta Orangutan adalah spesies hewan langka yang dilindungi. Tetapi ketika habitat hutan mereka menyusut di seluruh Indonesia, kera besar semakin didorong bertemu dengan manusia. Kadang-kadang dibunuh oleh petani atau pemilik tanah. Ini dikarenakan keberadaan hewan-hewan ini dinilai merusak pertanian.
Baca Juga
Advertisement
Beberapa waktu lalu dunia International digegerkan dengan pemberitaan Orangutan yang ditembak dengan 74 peluru. Orangutan yang diberi nama, Hope dan bayinya yang berumur sebulan ditembak oleh orang tak dikenal pada Minggu (17/3/2019). Bayi Hope selamat tanpa cidera apapun, sedangkan Hope diselamatkan dalam kondisi hampir sekarat di Subulussalam, Aceh.
Saat ini Hope sedang dalam kondisi pemulihan setelah menjalani operasi patah tulang bahu. Operasi pengambilan peluru ini dilakukan oleh Andreas Messikommer dari Swiss. Operasi ini difasilitasi oleh Program Konservasi Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara, seperti yang Liputan6.com kutip dari Sumatran Orangutan Conservation Programme, Rabu (27/3/2019).
Kondisi Hope Pasca Penembakan
Walaupun pada akhirnya selamat Hope mengalami kebutaan akibat insiden ini. Awalnya, Penduduk desa melihat Orangutan berusia 30 tahun itu terluka parah di bawah pohon nangka. Menurut laporan setempat, dia ditemukan bersama dengan bayinya yang berumur satu bulan.
Bayi Hope tidak mengalami cedera apa pun. Tetapi pada saat perjalanan menuju pusat karantina bayi Hope mati akibat kekurangan gizi. Bayi Hope kekurangan gizi lantaran tidak bisa mendapatkan ASI karena Hope sedang mendapatkan penanganan.
Kisah Hope dan masa-masa pemulihannya menjadi sorotan sejumlah media nasional dan internasional. Selain luka tembak, Orangutan itu mengalami patah tulang yang serius di tangan dan kakinya. Hope diselamatkan oleh Yayasan Ekosistem Lestari-Sumatran Orangutan Conservasion Programme (YEL-SOCP).
[Breaking News] While the vet team is keep looking after Orangutan 'Hope' and Brenda after the surgery, today at...
Posted by Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) on Thursday, 21 March 2019
Advertisement
Hope Harus Menjalani Perawatan Khusus
Gambar-gambar X-ray menunjukkan tubuh Hope penuh dengan peluru senapan angin. Hanya tujuh peluru telah berhasil dikeluarkan. Dokter berangsur-angsur memulihkan luka-lukanya dengan memprioritaskan anggota badan dan tulang selangka yang retak untuk menghindari risiko infeksi.
Sementara 67 peluru lainnya akan dikeluarkan dalam operasi selanjutnya. Tapi enam peluru yang mengenai matanya telah membuatnya buta. Dia tidak akan pernah bisa kembali ke alam liar.
“Menurut dokter hewan kami, Hope akan membutuhkan perawatan waktu yang lama dan perawatan untuk pemulihan,” kata sebuah pernyataan dari SOCP setelah operasi empat jam.
“Terutama untuk rehabilitasi mentalnya karena kita tahu orangutan betina dewasa ini baru kehilangan bayinya ketika masih menyusui. Sayangnya, bayi itu menarik nafas terakhir dalam perjalanan ke pusat karantina kemarin, karena kondisi traumatis dan malnutrisi yang serius,” katanya.
Kasus Penembakan Orangutan 10 Tahun Terakhir
Yayasan Ekosistem Lestari-Sumatran Orangutan Conservasion Programme (YEL-SOCP) juga berbagi gambar orangutan berusia 3 bulan, yang ditemukan dengan lengan patah. Pusat konservasi itu mengatakan telah merawat lebih dari 15 orangutan dengan total hampir 500 peluru senapan angin dalam tubuh mereka selama 10 tahun terakhir.
Tidak jelas alasan persis mengapa Hope ditembak. Tahun lalu empat orang ditangkap atas pembunuhan orangutan yang ditembak sekitar 130 kali dengan senapan angin. Mereka mengatakan orangutan telah merusak perkebunan warga. Tak hanya itu, Orangutan berisiko menghadapi pemburu liar dengan target mengambil bayinya sebagai hewan peliharaan.
Advertisement