Radiasi adalah Emisi Energi yang Berbahaya Bagi Manusia Jika Terpapar Berlebihan

Kata radiasi mungkin tidak asing lagi di telinga, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

oleh Fakhriyan Ardyanto diperbarui 11 Nov 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 16:30 WIB
Radiasi
Radiasi (Photo by Vladyslav Cherkasenko on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Definisi dari radiasi adalah suatu proses di mana energi dilepaskan suatu atom. Sedangkan menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), radiasi adalah emisi dan propagasi (perambatan) energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel.

Jika didasarkan dari sifatnya, radiasi dibedakan menjadi dua jenis. Adapun kedua jenis radiasi adalah radiasi pengion dan radiasi non pengion. Jika berinteraksi dengan materi, radiasi pengion dapat menyebabkan ionisasi, beda dengan radiasi non pengion ynag tidak menyebabkan ionisasi.

Sesungguhnya ada beberapa radiasi yang diterima tiap saat, baik dari alam maupun buatan manusia. Radiasi sendiri bisa bermanfaat atau berdampak positif namun bisa juga merugikan atau berdampak negatif bagi tubuh manusia, hewan, bahkan tumbuh-tumbuhan.

Untuk membahas mengenai radiasi adalah emisi energi yang berikut ini Liputan6.com telah merangkum dari situs Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat mengenai hal tersebut, Rabu (11/11/2020).

Sumber dan Jenis Radiasi

Radiasi
Radiasi (Photo by Dan Meyers on Unsplash)

Secara alami, sebenarnya sumber radiasi bisa berasal dari sinar kosmik (angkasa luar) serta adanya peluruhan radioaktif di permukaan bumi. Beruntungnya, atmosfer bumi bisa membantu dalam mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia.

Tinggi rendahnya tingkat radiasi dari sumber kosmik tersebut sangat bergantung dengan ketinggian. Artinya radiasi yang diterima manusia akan semakin besar jika posisinya semakin tinggi begitu juga sebaliknya.

Beda halnya dengan radiasi di permukaan bumi. Radiasi ini berasal dari zat radioaktif yang sudah ada sejak awal terbentuknya bumi lalu tersimpan di lapisan kerak bumi. Ketika sedang meluruh, zat radioaktif tersebut bisa menghasilkan energi atau radiasi berupa partikel alpha dan beta, serta sinar atau gelombang gamma.

Proses Paparan Radiasi pada Manusia

Merokok
Ilustrasi Merokok (sumber: unsplash)

Radon adalah jenis gas radioaktif yang muncul dari bebatuan dan tanah kemudian menyebar ke udara di dalam rumah atau lokasi pertambangan bawah tanah. Jenis gas radon menjadi salah satu sumber radiasi alpha yang paling banyak di alam dan terbesar yang diterima manusia.

Sumber paparan radon di dalam rumah dapat berasal dari infiltrasi tanah, air tanah, serta material bangunan yang memiliki tingkat radioaktivitas tinggi. Radiasi radon dengan bentuk partikel bisa masuk ke dalam media udara kemudian menempel di dalam debu lalu menyebabkan terhirup oleh manusia. Bahkan radiasi ini juga bisa masuk ke air tanah dan tanaman pangan sehingga berpotensi tertelan manusia.

Apabila radiasi gas radon terhirup manusia, maka bisa menyebabkan proses ionisasi dalam tubuh, terutama pada bagian sel epitel paru. Salah satu kebiasaan yang bisa meningkatkan potensi radiasi adalah merokok. Sebab merokok akan meningkatkan potensi gas radon dalam tubuh dan bisa menyebabkan kanker yang menyerang sistem pernapasan.

Dampak Radiasi pada Manusia

Ilustrasi paru-paru/credit pixabay/oracast
Ilustrasi paru-paru/credit pixabay/oracast

Adanya paparan radiasi adalah hal yang perlu diwaspadai. Sebab paparan radiasi di tubuh manusia dapat mengionisasi molekul atau sel dan memberi efek pada tubuh manusia akibat paparan radiasi, namun bergantung pada dosis radiasi yang diterima.

Berdasar keterangan Badan Peneliti Radiasi PBB (UNSCEAR), rata-rata dosis efektif radiasi per tahun yang diterima manusia dari alam yaitu 2,4 mSv, di mana terdiri dari radiasi kosmik (0,4 mSv), gamma (0,5 mSv), radon (1,2 mSv) dan radiasi internal (0,3 mSv).

Sebab, dalam tahap paparan akut yang berdosis tinggi, dampak radiasi bisa menyebabkan kematian sel, hingga gangguan pada fungsi jaringan serta organ tubuh, hingga kematian, hal tersebut disebut dengan efek deterministik.

Selain itu, radiasi juga akan menyebabkan terbentuknya sel baru yang tidak normal dan meningkatkan risiko kanker pada seseorang yang terpapar atau memiliki penyakit yang diturunkan karena faktor keturunan, hal ini disebut efek stokastik.

Badan energi nuklir dunia (IAEA) telah menggolongkan radiasi sebagai zat karsinogenik. Maksudnya, radiasi dengan dosis serendah apa pun yang diterima manusia, masih bisa menyebabkan efek terhadap sel dan jaringan yang berpotensi kanker.

Sedangkan target organ paparan gas radon yaitu sel epitel paru, di mana bisa berujung pada kanker paru. Beruntung tubuh manusia memiliki kemampuan toleransi terhadap paparan radiasi dan radioaktivitas yang ada di alam.

Cara Mengukur Radiasi

Radiasi
Radiasi (Photo by Oleksandra Bardash on Unsplash)

Berdasar keterangan Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan batas referensi paparan radon di udara pemukiman agar tidak menimbulkan efek kesehatan sebesar maksimal 100 Bq/m3. Sedangkan di wilayah khusus yang memiliki latar belakang radiasi cukup tinggi (High Background Radiation Area, HBRA) WHO merekomendasikan batas referensi paparan radon di udara pemukiman agar tidak menimbulkan efek kesehatan sebesar maksimal 300 Bq/m3 atau setara dengan 10 mSv/tahun.

Sebenarnya untuk mengukur radiasi adalah hal yang cukup mudah dilakukan. Terutama untuk mengukur radon dan radiasi gamma lingkungan. Tapi, memang membutuhkan prosedur standar dalam rangka menjamin akurasi serta presisi dari kegiatan pengukuran.

Sebenarnya pengukuran radon bisa dilakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang, namun pengukuran radon secara terus menerus dalam jangka panjang akan lebih mungkin diandalkan. Sedangkan untuk radiasi gamma, pengukuran sesaat bisa dipakai untuk memperkirakan dosis radiasi yang diterima dalam jangka waktu setahun.

Wilayah dengan Radiasi Tinggi

Radiasi
Radiasi (Photo by Oleksandra Bardash on Unsplash)

Ada beberapa wilayah dengan paparan radiasi tinggi. Beberapa wilayah di dunia dengan tingkat radiasi alam yang sangat tinggi, seperti di daerah Ramsar, Iran; Guarapari, Brasil; Kelahar, India.

Sedangkan di Indonesia juga terdapat beberapa wilayah yang memiliki radiasi alam yang cukup tinggi. Salah satunya di Biak, Maluku, di mana konsentrasi Ra226 tertinggi mencapai 7500 Bq/kg (rerata nasional 33 Bq/kg).

Lalu, wilayah selanjutnya yang tinggi radiasi adalah Mamuju, Sulawesi Barat. Daerag ini merupakan daerah dengan konsentrasi Th232 tertinggi mencapai 3400 Bq/kg (rerata nasional 45 Bq/kg) dan konsentrasi K40 tertinggi mencapai 1500 Bq/kg (rerata nasional 142 Bq/kg). Sedangkan dosis radiasi gamma lingkungan tertinggi juga ada di Mamuju, Sulawesi Barat mencapai 10.000 nSv/jam (rerata nasional 56 nSv/jam).

Cara Minimalisir Paparan Radiasi

Radiasi
Radiasi (Photo by Joshua Ness on Unsplash)

Ada beberapa cara mengurangi paparan radiasi terutama di dalam rumah. Pertama dengan menambah luas ventilasi rumah dan memastikan minimal luas ventilasi 10% dari luas lantai. Kemudian rutin membuka jendela setiap hari, memperbaiki dinding atau lantai yang retak.

Jangan lupa untuk menampung air dalam wadah untuk keperluan sehari-hari, serta menghindari tidur di lantai tanpa alas. Sangat tidak disarankan juga untuk merokok di dalam rumah, serta jangan menggunakan bahan bangunan dengan radioaktivitas tinggi dalam rumah.

Jika ingin memperbaiki rumah, disarankan untuk memberi bambu di bagian bawah lantai, sehingga gas radon dan thoron bisa mengalir melalui bambu. Jika memang ingin membangun rumah baru, direkomendasikan untuk membangun jenis rumah panggung atau yang terbuat dari bahan-bahan dengan kadar radionuklida alam rendah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya