7 Dampak Stres pada Ibu Hamil, Ganggu Perkembangangan Janin

Dampak stres pada ibu hamil dapat berpengaruh terhadap kesehatan janin.

oleh Husnul Abdi diperbarui 04 Jan 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2021, 08:30 WIB
Ilustrasi Ibu Hamil
Ilustrasi Ibu Hamil Credit: pexels.com/Garon Piceli

Liputan6.com, Jakarta Dampak stres pada ibu hamil dapat berpengaruh terhadap kesehatan janin. Apalagi, jika stres tersebut dialami secara terus-menerus tanpa penanganan lebih lanjut. Saat ibu hamil dalam kondisi stres, peningkatan detak jantung ibu bisa berdampak juga pada detak jantung janin.

Kehamilan memang membuat wanita berada pada kondisi rentan, baik secara fisik maupun psikologis. Tubuh ibu mengalami banyak perubahan secara bersamaan. Beradaptasi secara fisik saja sudah sulit sehingga tak jarang berdampak pada kondisi psikologis ibu.

Dampak stres pada ibu hamil tidak boleh dianggap sepele. Penting bagi ibu hamil untuk mengelola stres dengan baik. Stres memang adalah hal wajar dan dialami semua orang setiap hari, termasuk ibu hamil. Namun, harus diikuti juga dengan cara merespons yang tepat.

Kelola stres dengan bijak menjadi cara terbaik agar ibu hamil dapat menikmati masa kehamilan sekaligus menjaga kesehatan ibu dan bayi. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (4/1/2021) tentang dampak stres pada ibu hamil.

Dampak Stres pada Ibu Hamil

Ibu hamil
Ibu hamil. source: bu.edu

Kualitas dan Kuantitas Tidur Berkurang

Dampak stress pada ibu hamil yang pertama adalah berkurangnya waktu tidur. Terlalu banyak pikiran membuat ibu hamil sulit untuk tidur meski sudah memejamkan mata. Hal ini tentunya menyebabkan kualitas tidur pun menurun.

Padahal, tanpa stres pun ibu hamil sudah kerap mengalami masalah tidur akibat rasa tidak nyaman atas perubahan yang terjadi dalam tubuh. Saat stres melanda, ibu hamil pun semakin susah tidur sehingga kualitas dan kuantitas tidur berkurang. 

Pengaruhi Perkembangan Kognitif Anak

Perkembangan kognitif anak juga dapat menjadi salah satu dampak stres pada ibu hamil. Stres psikologis berkepanjangan atau yang berat dapat menyebabkan gangguan kecerdasan kognitif dan emosional anak pada masa mendatang.

Kemampuan kognitif dan emosional anak yang lahir dari ibu dengan kondisi stres berat cenderung memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah dan lebih temperamental.

Dampak Stres pada Ibu Hamil

Berat Badan Bayi saat Lahir Rendah

Dalam penelitian yang dipublikasikan British Medical Journal, stres pada ibu hamil dapat berdampak pada gangguan penyerapan nutrisi. Akibatnya, bayi rentan lahir dengan berat badan rendah, yaitu di bawah 2,5 kg.

Bayi berat lahir rendah lebih berisiko mengalami berbagai penyakit dan keterlambatan perkembangan. Perlu usaha ekstra keras agar bayi bisa mengejar berat badannya seperti keadaan normal.

Risiko Preeklampsia Meningkat

Dampak stres pada ibu hamil juga menyebabkan munculnya kecenderungan untuk mengalami tekanan darah tinggi. Stres dapat menyebabkan tubuh ibu hamil memproduksi hormon katekolamin yang salah satu dampaknya meningkatkan tekanan darah ibu hamil.

Bahaya tekanan darah tinggi pada bumil pun tak main-main. Situasi ini bisa menempatkan kamu pada kondisi preeklampsia yang bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan bayi dalam kandungan.

Dampak Stres pada Ibu Hamil

Ilustrasi Ibu Hamil
Ilustrasi Ibu Hamil Credit: pexels.com/Leah

Infeksi dalam Rahim

Dampak stres pada ibu hamil berikutnya adalah meningkatkan terjadinya infeksi dalam rahim atau korioamnionitis. Kondisi ini merupakan dampak komplikasi yang terjadi ketika ibu hamil mengalami ketuban pecah dini. 

Gejala situasi darurat tersebut adalah ibu demam tinggi, ketuban berwarna hijau atau berbau, serta denyut jantung janin tidak teratur dan mengalami gawat janin. Apabila tidak segera mendapatkan penanganan, situasi tersebut dapat berdampak fatal bagi keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.

Risiko Bayi Lahir Prematur

Stres selama masa kehamilan juga memperbesar risiko bayi lahir prematur atau lahir sebelum usia 37 minggu. Saat ibu hamil stres, tubuh ibu akan mengeluarkan hormon katekolamin, yaitu sekelompok hormon yang dirilis tubuh ke aliran darah sebagai bentuk respons stres emosional atau fisik. Hormon tersebut bisa membuat otot rahim mudah berkontraksi.

Bayangkan jika situasi ini terjadi pada saat usia kehamilan ibu belum menginjak trimester tiga. Risiko bayi lahir prematur pun mengintai. Padahal, bayi yang lahir prematur relatif belum siap hidup di luar rahim lantaran organ tubuhnya belum matang dan berfungsi optimal. Bayi prematur pun memiliki risiko mengalami berbagai masalah kesehatan seiring tumbuh kembangnya di kemudian hari. 

Perubahan Selera Makan       

Kondisi stres juga berdampak pada perubahan nafsu makan. Ketika ibu hamil sama sekali tidak berselera makan, risiko penurunan berat badan mungkin terjadi. Begitu juga saat nafsu makan meningkat. Berat badan yang naik terlalu banyak membuat kamu berisiko mengalami diabetes gestasional dan kelahiran prematur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya