Liputan6.com, Jakarta Mutasi yang terjadi pada virus Corona COVID-19, varian Omicron (B. 1. 1.529) kembali memicu kekhawatiran masyarakat dunia. Awal ditemukannya varian Omicron adalah dari Afrika Selatan. Ilmuwan Afrika Selatan mengungkap, varian baru virus Omicron lebih mudah bermutasi atau menular dibanding varian Delta.
Bagaimana gejala virus Omicron?
Badan Kesehatan Dunia atau WHO telah resmi menjadikan varian Omicron sebagai Variant of Concern (VoC). Varian baru Omicron muncul dengan pesat di provinsi Gauteng, Afrika Selatan. Provinsi itu adalah lokasi dari Johannesberg, kota terbesar di Afrika Selatan, melansir Nature.
Advertisement
Baca Juga
Praktisi swasta dan ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee, melansir Reuters mengungkap pada 18 November ada tujuh pasien terinfeksi varian baru COVID-19, virus Omicron dengan gejala sangat ringan. Varian Omicron disebut rentan menginfeksi anak muda yang belum mendapat vaksinasi COVID-19.
"Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan yang parah selama satu atau dua hari. Dengan mereka, sakit kepala dan tubuh pegal-pegal," ungkap Coetzee.
Pemimpin penelitian di Wina, Austria, Ulrich Elling melansir Express.co.uk, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang 500 persen lebih tinggi dari varian Delta. Dikatakan hampir tidak mungkin menahan penyebaran varian Omicron bahkan dengan lockdown.
Berikut Liputan6.com ulas gejala varian Omicron lebih dalam dari berbagai sumber, Senin (29/11/2021).
Mengenal Gejala Varian Omicron
1. Merasa Sangat Lelah
Gejala varian Omicron yang sedang menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia, khususnya Indonesia sangat berbeda dengan varian Delta. Dijuluki memiliki gejala sangat ringan, penderita yang terinfeksi varian Omicron akan merasakan kelelahan ekstrem atau sangat lelah.
2. Nyeri Tubuh dan Sakit Kepala
Penelitian mengenai gejala varian Omicron ini diungkap oleh Coetzee yang mendapati seorang pasien melaporkan infeksi di Kliniknya. Gejala varian Omicron yang menjadi ciri khas adalah penderita akan merasakan kelelahan ekstrem selama 2 hari berturut-turut disertai rasa nyeri di tubuh dan sakit kepala.
3. Tidak Kehilangan Indra Penciuman
Persis seperti yang dijelaskan sebelumnya, berbeda dengan varian Delta. Gejala varian Omicron sejauh ini bagi pasien yang terinfeksi tidak kehilangan indra penciuman atau rasa. Begitu pula gejala varian Omicron masih terpantau, tidak ada penurunan besar pada saturasi oksigen.
Inilah yang menjadikan gejala varian Omicron dijuluki sangat ringan, beberapa pasien terinfeksi mungkin tak menyadarinya. Komite Penasihat Menteri untuk Vaksin, Coetzee dalam kesempatan sama mengungkap belum ada pasien yang melaporkan kasus infeksi dengan kehilangan indra penciuman.
4. Suhu dan Denyut Nadi Tinggi
Ada satu gejala varian Omicron yang cukup mengejutkan dan ini terjadi pada anak-anak. Pada kasus infeksi yang sudah terjadi, Coetzee menceritakan anak usia enam tahun mengalami suhu tubuh dan denyut nadi yang sangat tinggi.
“Saya bingung apakah saya harus merujuknya, tapi ketika saya memantaunya dua hari kemudian dia jauh lebih baik," jelas Coetzee.
5. Menyerang Anak Muda
Waspadai bagi anak muda yang belum divaksin, dari kebanyakan kasus infeksi dan pasien bergejala varian Omicron hampir setengahnya dilaporkan belum mendapat vaksinasi COVID-19. Masih melansir sumber yang sama, varian baru Omicron sangat berisiko bagi usia 40 tahun atau lebih muda.
Advertisement
Negara yang Terdeteksi Kasus Varian Omicron
WHO merekomendasikan negara-negara meningkatkan pengawasan dan pengurutan kasus untuk segera dilaporkan kepada WHO. Ini dilakukan untuk memahami karakteristik penularan, dampaknya pada efektivitas vaksin, terapi, diagnostik, dan tindakan sosial yang tepat untuk menanganinya.
Sejumlah negara yang telah mengonfirmasi temuan kasus dari varian Omicron, melansir dari Antara ialah Afrika Selatan, Bostwana, Namibia, Zimbabwe, Lestotho, Mozambik, Eswatini, Nigeria, Angola, Zambia, Hongkong, Inggris, Itali. Berikut penjelasan negara yang sudah deteksi kasus virus Omicron, melansir dari CNN:
1. Italia
Italia merupakan negara yang berhasil deteksi kemuculan varian baru virus Omicron. Institusi Kesehatan Nasional Italia (ISS) mengatakan satu kasus varian Omicron telah terdeteksi di negara itu pada 27 November 2021.
2. Jerman
Jerman merupakan negara yang berhasil deteksi kemuculan varian baru virus Omicron. Pejabat kesehatan Jerman mengonfirmasi dua kasus infeksi virus Omicron di pada 27 November 2021. Tepatnya di negara bagian Bavaria usai penderita melakukan perjalanan dari Afrika Selatan.
3. Inggris
Inggris merupakan negara yang berhasil deteksi kemuculan varian baru virus Omicron. Ada dua pasien yang terinfeksi usai melakukan perjalanan dari Afrika Selatan. Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengonfirmasinya kepada AFP pada 27 November 2021.
4. Belgia
Belgia merupakan negara yang berhasil deteksi kemuculan varian baru virus Omicron. Kasus infeksinya terjadi pertama kali pada perempuan dewasa muda yang belum divaksinasi. Pasien tersebut baru tiba dari dari Mesir melalui Turki, dikonfirmasi positif pada 22 November 2021.
5. Israel
Israel merupakan negara yang berhasil deteksi kemuculan varian baru virus Omicron. Kementerian Kesehatan Israel memberikan pernyataan tersebut kepada AFP pada 26 November 2021.
6. Afrika Selatan
Afrika Selatan merupakan negara yang berhasil deteksi kemuculan varian baru virus Omicron pertama kali pada 14 November 2021. Institut Nasional Penyakit Menular Afrika Selatan, sudah ada 22 kasus varian Omicron terdeteksi di negara itu hingga saat ini.
7. Botswana
Botswan merupakan negara yang berhasil deteksi kemuculan varian baru virus Omicron. Konfirmasi kasus varian baru di Botswana oleh Kementerian Kesehatan Botswana dilaporkan pada 11 November 2021.
8. Hongkong
Hongkong merupakan negara yang berhasil deteksi kemuculan varian baru virus Omicron. Ada dua kasus infeksi yang terjadi, satu kasus dialami pria berusia 36 tahun yang baru melakukan perjalanan dari Afrika Selatan.