Waktu Sholat Dhuha yang Tepat Sesuai Hadis, Beserta Bacaan Niat dan Doanya

Waktu terbaik atau utama mengerjakan sholat dhuha adalah di waktu yang akhir atau seperempat siang, yaitu dalam keadaan yang semakin panas.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 15 Apr 2022, 15:45 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2022, 15:45 WIB
Waktu Sholat Dhuha yang Tepat Sesuai Hadis, Beserta Bacaan Niat dan Doanya
Ilustrasi Sholat Dhuha.

Liputan6.com, Jakarta Mengetahui waktu yang tepat untuk sholat menjadi bagian terpenting dalam melaksanakan ibadah, tak terkecuali untuk sholat dhuha. Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang bisa dilakukan setiap hari oleh umat muslim.

Perlu diketahui, sholat dhuha juga memiliki waktu terlarang untuk melaksanakannya. Sholat dhuha dikerjakan minimal 2 rakaat, sedangkan paling utama adalah yang terbanyak 8 rakaat. Sholat ini sebaiknya dilakukan dengan 2 rakaat sekali salam.

Saat mengerjakan sholat dhuha, juga dianjurkan membaca empat surah dalam Al-Qur'an. Empat surah tersebut adalah Al-Syamsi, Ad-Dhuha, Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. Meski begitu, membaca surah lain dalam Al-Qur’an saat sholat dhuha tetap diperbolehkan.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai waktu sholat dhuha yang tepat sesuai hadis beserta bacaan niat dan doanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/4/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Waktu Sholat Dhuha yang Tepat Sesuai Hadis

Waktu Sholat Dhuha yang Tepat Sesuai Hadis, Beserta Bacaan Niat dan Doanya
Ilustrasi Sholat Dhuha.

Waktu sholat dhuha dijelaskan di dalam sebuah hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim;

“Sholatu al-‟awwabin hina tarmudhu alfishal”

Artinya : Waktu mengerjakan sholat „awwan (dhuha) adalah ketika hari panas.

Tak hanya itu, Syekh Hasan bin ‘Ammar dalam kitab Maraqil Falah, menyebutkan dhuha adalah nama waktu yang diawali dengan naiknya matahari hingga sebelum tergelincir. Hal ini dilandaskan dari hadis yang diriwayatkan dari dari Amr bin Abasah, Rasulullah bersabda:

"Kerjakan sholat Subuh kemudian tinggalkan sholat hingga matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud." (HR. Muslim)

Sedangkan, Syekh Muhammad bin Abdullah Al-Kharasyi Al-Maliki dalam Syarh Mukhtashar Khalil, menerangkan terdapat tiga waktu antara terbit hingga tergelincirnya matahari. Yang pertama, adalah dhohwah, yaitu waktu saat matahari terbit hingga naik. Kedua, waktu sholat dhuha, yaitu waktu ketika naiknya matahari hingga tepat di atas langit. Ketiga, waktu sholat dhuha yang dimulai sejak habis waktu duha hingga tergelincir matahari.

Namun, waktu terbaik atau utama mengerjakan sholat dhuha adalah di waktu yang akhir atau seperempat siang, yaitu dalam keadaan yang semakin panas. Itu sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Zaid bin Arqam.

“Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan sholat dhuha (di awal pagi). Dia berkata, Tidakkah mereka mengetahui bahwa sholat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘(Waktu terbaik) shalat awwabin (shalat Dhuha) yaitu ketika anak unta merasakan terik matahari’.” (HR. Muslim)

Waktu sholat dhuha penting untuk diketahui, karena terdapat waktu-waktu khusus kala umat Islam dilarang mengerjakan sholat. Waktu-waktu itu adalah:

1. Setelah sholat subuh sampai matahari naik sekitar satu anak panah,

2. Waktu matahari tepat di atas kepala sampai waktu dzuhur,

3. Waktu matahari berwarna kekuningan (setelah ashar) sampai terbenamnya matahari.

Lalu, kapan tepatnya waktu sholat dhuha? Waktu awal duha adalah waktu syuruq (terbitnya matahari) ditambah 15 hingga 20 menit. Misalnya, jika waktu syuruq (terbit) adalah pukul 05.53, maka setelah ditambah 20 menit waktu sholat dhuha-nya adalah pukul 06.13. Demikian pula menentukan waktu akhir sholat dhuha, yaitu sekitar 15 menit sebelum sholat dzuhur. Cara lainnya adalah melihat bayangan suatu benda. Jika panjang bayangan sudah sama dengan tinggi bendanya, maka berarti sudah masuk waktu sholat dhuha. Hanya saja, cara terakhir ini sangat bergantung pada cuaca dan kondisi matahari sehingga kurang praktis atau tidak dapat dipakai sewaktu-waktu.


Bacaan Niat Sholat Dhuha

Mengucapkan niat sholat dhuha sebelum takbirotul ihram hukumnya sunnah menurut madzhab Syafi’i dan Hambali. Fungsi dari mengucap niat sholat dhuha sendiri adalah untuk mengingatkan hati sehingga lebih mantap dan khusyu’ dalam menjalankan sholatnya. Terlepas dari pendapat tersebut, kaum muslim dianjurkan membaca niat sebagai berikut:

Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat sholat sunah dhuha dua rakaat, karena Allah ta'ala."


Tata Cara Sholat Dhuha

Waktu Sholat Dhuha yang Tepat Sesuai Hadis, Beserta Bacaan Niat dan Doanya
Ilustrasi salat. (Photo by RODNAE Productions on Pexels)

Berikut ini tata cara lengkap sholat dhuha, yaitu:

1. Mengucapkan niat sholat dhuha dua rakaat

2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram dan dengan mengucap takbir "Allahu akbar"

3. Membaca surah Al-Fatihah, kemudian membaca salah satu surah dalam Al-Quran. Bacaan surat dalam sholat dhuha pada rakaat pertama sebaiknya Asy-Syams dan pada rakaat kedua Ad-Dhuha, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.

5. Rukuk

6. Itidal

7. Sujud pertama

8. Duduk di antara dua sujud

9. Sujud kedua

10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua

11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua

12. Melakukan hal yang sama seperti rakaat pertama (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua)

13. Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua.

14. Setelah melaksanakan sholat dhuha, biasanya dilanjutkan dengan membaca doa.


Bacaan Doa Sholat Dhuha dan Artinya

Waktu Sholat Dhuha yang Tepat Sesuai Hadis, Beserta Bacaan Niat dan Doanya
Ilustrasi doa.

Berikut ini bacaan doa setelah sholat dhuha sebagaimana dikutip dari kitab Syarah Minhaj yang ditulis Asy-Syarwani dan Ad-Dimyati dalam I’anatut Thalibin.

"Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn"

Artinya: “Tuhanku, sungguh waktu duha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu. Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Setelah itu, dianjurkan untuk membaca wirid sebanyak 40 atau 100 kali sebagai berikut:

"Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm"

Artinya: “Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima tobat, lagi maha penyayang.”

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya