Liputan6.com, Jakarta - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Dalam buku berjudul Teori Ekonomi Makro yang terbit tahun 2002 oleh Dwi Eko Waluyo menjelaskan tentang inflasi adalah bentuk penyakit ekonomi yang sering timbul dan dialami hampir di seluruh negara.
Baca Juga
Advertisement
“Kecenderungan dari kenaikan harga-harga pada umumnya serta terjadi secara terus-menerus,” dijelaskan.
Bagaimana cara menghitung inflasi?
Dalam buku berjudul Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI oleh Alam S, cara menghitung inflasi bisa dilakukan dengan IHK (Indeks Harga Konsumen), kemudian GNP (Produk Nasional Bruto) atau PDB (Produk Domestik Bruto) deflator.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam cara menghitung inflasi dan contohnya, lengkap penyebab inflasi, dan jenis-jenis inflasi, Jumat (27/5/2022).
Cara Menghitung Inflasi dan Contohnya
Memahami inflasi adalah kemerosotan nilai uang. Bagaimana cara menghitung inflasi dan contohnya? Rumus cara menghitung inflasi adalah sebagai berikut:
Laju Inflasi (LI) = (IHK bulan ini - IHK bulan sebelumnya) / (IHK bulan sebelumnya x 100 persen)
Dalam buku berjudul Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI oleh Alam S, dijelaskan cara menghitung inflasi dengan IHK adalah nilai yang digunakan untuk menghitung perubahan harga rata-rata terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Cara menghitung inflasi tidak hanya dengan IHK (Indeks Harga Konsumen), melainkan bisa pula dihitung dengan GNP (Produk Nasional Bruto) atau PDB (Produk Domestik Bruto) deflator.
Kemudian memahami cara menghitung inflasi dengan GNP atau PDB deflator didapat dengan membandingkan GNP atau PDB yang diukur berdasarkan harga berlaku (GNP atau PNB nominal) terhadap GNP atau PDB harga konstan (GNP atau PNB riil).
Contoh cara menghitung inflasi 1:
Di sebuah negara diketahui nilai IHK per Februari pada tahun 2021 adalah 120. Sementara itu, pada Januari tahun 2022, Diketahui bahwa nilai IHK-nya adalah 140. Maka, berapakah nilai inflasi tahunan pada negara tersebut?
Contoh cara menghitung inflasi tahunan tersebut adalah sebagai berikut:
Laju Inflasi = [(140 - 120) : (110)] x 100%
Laju Inflasi = [(20) : (120)] x 100%
Laju Inflasi = 0,16 x 100%
Laju Inflasi = 16%
Contoh cara menghitung inflasi 2:
Berdasarkan data BPS, indeks harga konsumen bulan Februari 2022 sebesar 140,65. Sementara itu, indeks harga konsumen bulan Maret 2022 sebesar 185,50. Berapa laju inflasi bulan Maret 2022?
Contoh cara menghitung inflasi tahunan tersebut adalah sebagai berikut:
Laju Inflasi (LI) = (IHK bulan ini - IHK bulan sebelumnya) / (IHK bulan sebelumnya x 100%
Laju Inflasi (LI) = (185,50 - 140,65) / (140,65) x 100%
Laju Inflasi (LI) = 0.3188 x 100%
Laju Inflasi (LI) = 31.88%
Advertisement
Penyebab Inflasi di Indonesia
Ada lima hal yang bisa menjadi penyebab inflasi di Indonesia yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber.
Mulai dari meningkatnya permintaan, bertambahnya uang yang beredar, meningkatnya biaya produksi, inflasi campuran, dan inflasi ekspektasi.
Ini penjelasan tentang penyebab inflasi di Indonesia:
1. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah meningkatnya permintaan atau demand pull inflation. Penyebab inflasi di Indonesia ini bisa terjadi bila permintaan atau daya tarik masyarakat kuat terhadap suatu barang.
Penyebab inflasi di Indonesia bisa pula terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran.
Keinginan yang terlalu berlebihan membuat permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik.
2. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Bertambahnya Uang yang Beredar (Quantity Theory Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah bertambahnya uang yang beredar. Teori inflasi karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga.
Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat, maka harga barang menjadi lebih mahal dua kali lipat.
Penyebab inflasi di Indonesia yang berkaitan dengan jumlah uang yang beredar di masyarakat bisa bertambah apabila suatu negara menggunakan sistem anggaran defisit.
Untuk menutup kekurangan anggaran tersebut, negara biasanya akan mencetak uang baru yang menyebabkan harga naik. Inilah kemungkinan yang bisa memicu adanya penyebab inflasi di Indonesia.
3. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Meningkatnya Biaya Produksi (Cosh Push Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah meningkatnya biaya produksi. Inflasi kenaikan biaya produksi atau cost push inflation disebabkan karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus.
Secara umum inflasi kenaikan biaya produksi yang mungkin terjadi di Indonesia disebabkan karena desakan biaya faktor produksi yang terus naik.
Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi biasanya terjadi di negara dengan pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang atau tumbuh pesat seperti Indonesia, ditambah dengan angka pengangguran yang cukup rendah.
Kenaikan biaya faktor produksi yang menjadi penyebab inflasi di Indonesia biasanya diakibatkan oleh beberapa hal:
- Turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri dengan mata uang asing atau Depresiasi. Kenaikan nilai tukar mata uang juga menyebabkan bahan baku atau barang dari luar negeri menjadi semakin mahal.
- Inflasi di luar negeri, khususnya negara partner dagang menyebabkan barang dan produk dari luar negeri juga semakin mahal.
- Ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan permintaan barang produksi membuat pemerintah akan menaikkan harga produksi.
Salah satu cara menikkan harga produksi adalah dengan menaikkan upah atau gaji karyawan serta merekrut karyawan baru dengan tawaran gaji atau upah yang lebih tinggi. Kebijakan yang seperti ini menyebabkan biaya produksi meningkat, sehingga harga barang produksi juga menjadi naik.
4. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Inflasi Campuran (Mixed Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah inflasi campuran yang dipengaruhi oleh adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Penyebab inflasi di Indonesia membuat adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, maka akan mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun.
Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang ini yang meningkatkan adanya risiko penyebab inflasi di Indonesia. Harga barang dan jasa akan menjadi naik. Inflasi jenis ini yang mungkin terjadi di Indonesia akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan.
5. Penyebab Inflasi di Indonesia Adalah Inflasi Ekspektasi (Expected Inflation)
Penyebab inflasi di Indonesia adalah adanya inflasi ekspektasi. Penyebab inflasi di Indonesia ini terjadi sebagai akibat dari perilaku masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi.
Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan datang bisa menjadi penyebab inflasi di Indonesia terutama inflasi permintaan atau inflasi biaya produksi. Inflasi jenis ini yang mungkin terjadi di Indonesia tergolong sulit untuk dideteksi karena kejadiannya tidak terlalu signifikan.
Jenis-Jenis Inflasi dan Penjelasannya
Ada tiga jenis inflasi yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, mulai dari inflasi berdasarkan sifatnya, inflasi dari asalnya, dan inflasi dari sebabnya.
Ini penjelasan jenis-jenis inflasi dan penjelasannya:
1. Jenis-Jenis Inflasi dari Sifatnya
- Inflasi ringan/merayap (creeping inflation)
Jenis-jenis inflasi ini ditandai dengan peningkatan laju inflasi yang rendah. Biasanya, kurang dari 10% setahun. Ciri dari inflasi ini adalah kenaikan harga yang relatif lambat dan berlangsung dengan lambat.
- Inflasi sedang (galloping inflation)
Jenis-jenis inflasi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi ringan. Lajunya berkisar antara 10-30% per tahun. Jenis inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu yang singkat.
- Inflasi berat (high inflation)
Sesuai dengan namanya, jenis-jenis inflasi ini adalah yang tergolong berat. Mencakup laju mulai dari 30-100% setahun. Pada tingkat ini, harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan.
- Inflasi sangat berat (hyperinflation)
Jenis-jenis inflasi ini sangat dirasakan karena terjadi secara besar-besaran dan mencapai lebih dari 100% setahun. Indonesia pun pernah mengalami hiperinflasi ini. Bahkan mencapai 600% di tahun 1998. Penyebabnya, karena terjadinya pencetakan uang secara besar-besaran demi menutup defisit anggaran pada waktu itu.
2. Jenis-Jenis Inflasi dari Asalnya
- Domestic inflation
Jenis-jenis inflasi satu ini berasal dari dalam negeri. Inflasi jenis ini biasanya diawali dengan adanya defisit dalam APBN. Jika pemerintah memutuskan untuk membiayai APBN dengan melakukan pencetakan uang baru, maka akan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
Meningkatnya jumlah uang yang beredar ini akan cenderung meningkatkan harga-harga kebutuhan. Akhirnya, timbul inflasi dalam negeri.
Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam negeri adalah meningkatnya biaya produksi dalam negeri, dan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang sementara kenaikan penawaran tidak bisa mengimbanginya.
- Imported inflation
Jenis-jenis inflasi ini berasal dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena naiknya harga-harga kebutuhan di luar negeri atau di negara-negara mitra dagang. Karena harga kebutuhan di luar negeri meningkat, otomatis harga barang tersebut pada saat dijual kembali di Indonesia juga akan menjadi tinggi.
3. Jenis-Jenis Inflasi dari Sebabnya
- Demand Pull Inflation
Jenis-jenis inflasi ini merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya sebuah permintaan (demand) yang tidak imbang dengan peningkatan jumlah penawaran produksi. Hal tersebut mengakibatkan kenaikan harga barang sesuai dengan hukum permintaan yakni apabila permintaan tinggi sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik.
- Cost Push Inflation
Jenis-jenis inflasi ini merupakan inflasi yang penyebabnya adalah kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.
- Bottle Neck Inflation
Sedangkan Bottle Neck Inflasi merupakan inflasi yang penyebabnya adalah faktor permintaan atau faktor penawaran.
Advertisement