Senyawa Adalah Zat Kimia Murni, Ini Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Senyawa adalah zat kimia murni yang sifatnya berbeda dengan unsur pembentuknya.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 24 Sep 2022, 10:15 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2022, 10:15 WIB
Kandungan Senyawa Disinfektan
Ilustrasi Kandungan Senyawa Disinfektan Credit: pexels.com/Chokniti

Liputan6.com, Jakarta Senyawa adala istilah dalam bidang ilmu kimia yang mengacu pada zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa unsur. Senyawa adalah zat kimia yang masih dapat dipecah-pecah atau dibagi lagi berdasarkan unsur-unsur pembentuknya.

Contoh dari senyawa adalah dehidrogen monoksida atau yang lebih dikenal sebagai air. Senyawa dihidrogen monoksida atau H2O adalah sebuah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.

Senyawa adalah zat kimia yang memiliki perbandingan tetap. Senyawa adalah zat kimia yang terdiri dari beberapa unsur, di mana kombinasi unsur ini terjadi secara alami tanpa rekayasa yang dilakukan manusia.

Jika suatu zat kimia memiliki perbandingan unsur yang tidak tetap terutama karena hasil rekayasa manusia, maka zat kimia tersebut tidak layak untuk disebut sebagai senyawa. Oleh karena itu, material seperti kuningan, superkonduktor YBCO, semikonduktor "aluminium gallium arsenide", atau coklat dianggap sebagai campuran atau alloy, bukan senyawa.

Agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai senyawa, berikut adalah ciri-ciri, sifat, dan jenis senyawa, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (24/9/2022).

Ciri-Ciri dan Sifat Senyawa

Senyawa adalah zat tunggal, Definisi tersebut sebenarnya mirip dengan unsur. Namun senyawa adalah zat kimia yang dapat dibedakan dengan unsur berdasarkan ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri senyawa adalah sebagai berikut:

a. Senyawa tersusun atas dua unsur atau lebih.

b. Senyawa tersusun dalam proses reaksi kimia pembakaran atau penguraian baik secara termal atau elektrik.

c. Sifat senyawa adalah berbeda dari unsur-unsur pembentuknya.

d. memiliki perbandingan komposisi yang tetap.

e. Bisa diuraikan secara kimia, tapi tidak bisa diuraikan secara fisika.

Berdasarkan ciri-cirinya, senyawa adalah zat kimia yang juga memiliki sifat yang hanya ada pada senyawa. Salah satu sifat yang dimiliki senyawa adalah sifatnya berbeda dari unsur-unsur pembentuknya. Selain sifat tersebut, senyawa adalah zat kimia yang memiliki beberapa sifat lainnya, antara lain sebagai berikut:

a. Senyawa adalah zat kimia yang memiliki sifat bisa terbentuk melalui proses reaksi kimia

b. Komponen penyusun yang ada pada senyawa memiliki suatu perbandingan tertentu yang sifatnya tetap.

c. Senyawa adalah zat kimia yang memiliki sifat yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen penyusunnya kembali dengan melalui reaksi fisika.

d. Senyawa dapat dikategorikan sebagai senyawa zat tunggal.

e. Senyawa memiliki sifat-sifat tertentu yang berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya.

Jenis-Jenis Senyawa

Berbahaya, Ini 7 Senyawa Kimia yang Tak Boleh Dicampurkan
Ilustrasi zat kimia (Foto: PublicDomainPictures/ Pixabay)

Senyawa adalah zat kimia yang dapat dikategorikan berdasarkan unsur pembentuknya. Secara umum, senyawa dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni senyawa organik dan senyawa anorganik.

Senyawa Organik

Salah satu jenis senyawa adalah senyawa organik. Senyawa organik adalah senyawa yang memiliki n kandungan utama dalam senyawa adalah atom karbon dan atom hidrogen. Atom karbon inilah yang dapat membentuk suatu senyawa menjadi senyawa organik. Sebab atom karbon memiliki kemampuan untuk mengikat atom karbon lain dengan menghasilkan rantai atau cincin dengan panjang yang beragam.

Contoh senyawa organik antara lain adalah hidrokarbon alifatik (bensin, parafin, gas metana, gas asetilena dan sebagainya), senyawa aromatik (benzena, piridin, fenol, anilin, dan tiofen dan sebagainya), alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, dan ester.

Senyawa Anorganik

Selain senyawa organik, jenis lain dari senyawa adalah senyawa anorganik. Sebelumnya juga telah dibahas jika unsur utama penyusun senyawa organik adalah karbon dan hidrogen. Namun tidak semua senyawa dengan unsur karbon masuk dalam golongan senyawa organik. Ada beberapa senyawa yang mengandung unsur karbon tapi masuk dalam golongan senyawa anorganik, seperti senyawa CO, CO2, CaCO3, HCN.

Intinya, senyawa anorganik adalah sebagai senyawa pada dunia yang pada umumnya menyusun material/benda tak hidup.

Seluruh senyawa yang berasal dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organik, sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik.

Perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik adalah sebagai berikut:

a. Titik lebur dan titik didih pada senyawa organik lebih rendah daripada senyawa anorganik. Hal tersebut terjadi karena pada senyawa jenis ikatan yang terbentuk pada senyawa anorganik merupakan ikatan ionik (pada kristal) dan ikatan kovalen (pada amorf).

Contoh: Senyawa organik (napthalen) memiliki boiling point 218 derajat Celcius. Sedangkan senyawa anorganik (sodium klorida) memiliki boiling point 1465 derajat Celcius.

b. Kelarutan senyawa organik bernilai lebih kecil daripada kelarutan senyawa anorganik. Senyawa organik tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut organik. Sedangkan senyawa anorganik tidak laurt dalam pelarut organik, namun larut dalam air.

c. Senyawa organik menunjukkan gejala isomerisasi, sedangkan senyawa anorganik sebaliknya. Isomer adalah senyawa-senyawa dengan rumus molekul yang sama tetapi memiliki rumus bangun yang berbeda.

d.Senyawa organik reaksinya terjadi secara molekuler sehingga reaksi berjalan lambat, sedangkan senyawa anorganik reaksinya secara ionik sehingga reaksinya berjalan lebih cepat.

e. Berat molekul senyawa organik (dengan susunan yang kompleks) bernilai lebih dari 1000 gram/gramol, sedangkan berat molekul senyawa anorganik bernilai kurang dari 1000 gram/gramol.

f. Senyawa organik tidak memiliki sifat konduktif, sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sebaliknya, senyawa anorganik bersifat konduktif sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

g. Berdasarkan reaksinya terhadap oksigen, senyawa organik lebih mudah terbakar, sedangkan senyawa anorganik tidak mudah terbakar.

h. Senyawa organik lebih mudah menguap, sedangkan senyawa anorganik tidak mudah menguap.

Tata Nama Senyawa

Petugas Kesehatan DKI Uji Bahan Makanan PKL
Petugas Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi DKI Jakarta menguji sampel jenis makanan pedagang kaki lima (PKL) binaan di Bundaran HI, Jakarta, Rabu (27/11/2019). Pengambilan sampel ini untuk memeriksa makanan yang mengandung bahan kimia seperti boraks dan formalin. (merdeka.com/Imam Buhori)

Tata nama senyawa adalah serangkaian aturan persenyawaan kimia yang disusun secara sistematis. Tata nama kimia disusun berdasarkan aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).

Tata Nama Senyawa Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur, misalnya air (H2O), amonia (NH3), dan metana (CH4). Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.

B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F

Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis sebagai H2O bukan OH2.

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka  senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani sebagai berikut.

Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida.

Contoh:

CO = karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu)

CO2 = karbon dioksida

N2O = dinitrogen oksida

NO = nitrogen oksida

N2O3 = dinitrogen trioksida

N2O4 = dinitrogen tetraoksida

N2O5 = dinitrogen pentaoksida

CS2 = karbon disulfida

CCl4 = karbon tetraklorida

Tata Nama Senyawa Ion

Senyawa ion terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Kebanyakan senyawa ionik merupakan senyawa biner, yaitu senyawa yang terbentuk hanya dari dua unsur. Untuk senyawa ionik biner, penamaan dimulai dari kation logam kemudian diikuti anion nonlogam dan diberi akhiran -ida.

Contoh:

NaCl = natrium klorida

CaCl2 = kalsium klorida

Na2 SO4 = natrium sulfat

Al(NO3 )3 = aluminium nitrat

Untuk kation yang memiliki lebih dari satu jenis muatan (bilangan oksidasi), diberikan keterangan angka romawi di tengahnya sesuai besarnya muatan.

Contoh:

Cu2 O = tembaga(I) oksida

CuO = tembaga(II) oksida

FeCl2 = besi(II) klorida

FeCl3 = besi(III) klorida

Fe2 S3 = besi(III) sulfida

SnO = timah(II) oksida

SnO2 = timah(IV) oksida

Tata Nama Senyawa Terner

Zat kimia pil dalam olah raga
Ilustrasi zat kimia yang membantu metabolisme pada tikus-tikus percobaan. (Sumber Salk Institute)

Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa, dan garam. Asam, basa, dan garam adalah tiga kelompok senyawa yang saling terkait satu dengan yang lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan garam.

Tata Nama Asam

Untuk asam biner (terdiri dari dua jenis unsur), penamaan dimulai dari kata asam lalu diikuti nama sisa asamnya. Untuk asam yang terdiri dari tiga jenis unsur, penamaan dimulai dari kata asam lalu diikuti nama sisa asamnya, yaitu anion poliatom.

Tata Nama Basa

Pada umumnya, basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-. Senyawa basa dibentuk oleh ion logam sebagai kation dan ion OH- atau ion hidroksida sebagai anion. Penamaan senyawa basa dilakukan dengan menuliskan nama logam (kation) di depan kata hidroksida.

Tata Nama Garam

Garam adalah senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam. Rumus dan pemberian nama senyawa garam sama dengan senyawa ion.

Demikian, adalah ulasan mengenai senyawa. Intinya, senyawa adalah zat kimia murni yang terdiri dua unsur atau lebih. Senyawa adalah zat kimia yang sifatnya berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya. Senyawa adalah zat kimia yang hanya bisa dibagi secar kimia, namun tidak bisa dibagi secara fisika.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya