Apa itu Bipolar? Ketahui Jenis, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bipolar adalah gangguan mental yang terjadi secara drastis, terkait dengan suasana hati.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 13 Okt 2022, 17:15 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2022, 17:15 WIB
Bipolar (Image by Ryan McGuire from Pixabay)
Bipolar (Image by Ryan McGuire from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Bipolar adalah gangguan mental yang terjadi secara drastis, terkait dengan suasana hati. Dengan mengetahui penyebab bipolar, maka penderita bisa segera dapat meringankannya. Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem dari tinggi ke rendah, atau justri kebalikannya.

Bipolar adalah gangguan mental yang dapat mengarah pada penyakit yang serius. Untuk itu, anda perlu mengetahui ciri-ciri bipolar dan penyebabnya. Hal ini sebagai langkah awal pengobatan bagi penderita bipolar.

Gejala bipolar bervariasi, tergantung pada jenis bipolar yang diderita seseorang. Gangguan bipolar sendiri adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem hingga memengaruhi aktivitas sehari-hari.

Gejala bipolar yang utama meliputi episode mania atau suasana hati yang sangat tinggi dan episode Depresi atau suasana hati yang rendah. Gangguan bipolar sendiri bukanlah kondisi yang langka. Institut Kesehatan Mental Nasional AS mengatakan bahwa 2,8 persen orang dewasa di negaranya atau sekitar 5 juta orang memiliki diagnosis gangguan bipolar.

Mengenal Apa itu Bipolar

Penyakit Bipolar Disorder
ilustrasi bipolar disorder (sumber: unsplash)

Apa itu bipolar? Gangguan bipolar dulunya disebut dengan manik depresi, di mana kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim yang meliputi emosi tinggi (mania atau hipomania) dan rendah (depresi). Saat ada dalam kondisi kesehatan mental yang tertekan, maka mudah untuk merasa sedih atau putus asa. Bahkan tak sedikit penderita yang kehilangan minat atau kesenangan dalam sebagian besar kegiatan. Ketika suasana hati berubah menjadi mania atau hipomania, maka kemungkinan kecil Anda merasa euforia, penuh energi, atau sangat mudah tersinggung. Sehingga suasana hati ini, dapat memengaruhi tidur, energi, aktivitas, penilaian, perilaku, dan kemampuan berpikir jernih.

Meskipun gangguan bipolar adalah kondisi seumur hidup, namun Anda juga bisa mengelola perubahan suasana hati dan gejala lainnya dengan mengikuti rencana perawatan.

Melansir dari laman Medical News Today, adanya gangguan bipolar bukanlah kondisi yang langka. Bahkan tersedia beberapa fakta, di mana sebuah Institut Kesehatan Mental Nasional mengatakan bahwa 2,8 persen orang dewasa AS atau sekitar 5 juta orang memiliki diagnosis gangguan bipolar. Gangguan bipolar memang tidak memiliki obat, namun Anda bisa melalui itu dengan beragam perawatan dengan hasil yang cukup efektif. Pilihan perawatan ini dapat membantu Anda belajar mengelola episode suasana hati, yang dapat meningkatkan tidak hanya gejala, namun kualitas hidup secara keseluruhan.

 

Jenis - Jenis Gangguan Bipolar

Gangguan Bipolar
Gangguan Bipolar

Terdapat tiga jenis ganguan bipolar, yaitu bipolar I, bipolar II, dan Siklotimia.

- Bipolar I

Melansir dari laman Healthliner, bipolar I memunculkan setidaknya satu episode manik, yang sangat mungkin mengalami episode hipomanik, yang lebih ringan daripada episode manik, atau episode depresi berat sebelum dan sesudah episode manik. 

- Bipolar II

Jenis ini, membuat penderita mengalami satu episode depresi mayor yang berlangsung setidaknya 2 minggu. Bahkan mereka juga memiliki setidaknya 1 episode hipomanik yang berlangsung sekitar 4 hari. Menurut review 2017 , jenis gangguan bipolar ini mungkin lebih sering terjadi pada wanita.

- Siklotimia

National Health Service (NHS) di Inggris mencatat bahwa cyclothymia memiliki fitur yang mirip dengan gangguan bipolar, tetapi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Orang yang memiliki siklotimia memiliki episode hipomania dan depresi, yang memunculkan gejala yang lebih pendek dan kurang parah daripada mania dan depresi yang disebabkan oleh gangguan bipolar I atau bipolar II.

Gejala dan Penyebab Gangguan Bipolar

Ilustrasi bipolar
Ilustrasi Bipolar (Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

a. Gejala

Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, serta berkisar dari yang sangat tinggi (mania) hingga yang sangat rendah (depresi).

1. Depresi

Selama periode depresi, gejala yang mungkin dialami oleh penderita adalah:

- Merasa sedih dan putus asa

- Mudah tersinggung hampir sepanjang waktu

- Kurang energi dan kesulitan berkonsentrasi

- Kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari

- Perasaan hampa atau tidak berharga

- Timbul rasa pesimis tentang segalanya, bahkan keraguan diri

- Menjadi delusi dan memiliki halusinasi

2. Fase mania

- Selalu merasa sangat senang dan gembira

- Berbicara sangat cepat dan merasa penuh energi

- Selalu merasa diri penting dan penuh dengan ide-ide baru yang hebat

- Mnjadi mudah terganggu dan tersinggung a

- Mengalami delusi dan halusinasi

- Tidak merasa ingin tidur

- Tidak makan dan melakukan hal-hal yang sering memiliki konsekuensi membawa malapetaka

- Mengatakan hal-hal yang tidak sesuai dengan karakter dan yang dilihat orang lain sebagai berisiko atau berbahayaP

 b. Penyebab gangguan bipolar

1. Perbedaan biologis

Salah satu penyebab bipolar terjadi karena perbedaan biologis. Orang dengan gangguan bipolar tampaknya memiliki perubahan fisik di otak mereka, selainan pada struktur atau fungsi otak yang meningkatkan risiko terkena gangguan kesehatan mental secara umum.

2. Genetika

Salah satu penyebab gangguan bipolar juga muncul karena memiliki kerabat tingkat pertama, seperti saudara kandung atau orang tua, dengan kondisi yang sama. Bahkan para peneliti juga mencoba menemukan gen yang mungkin terlibat dalam menyebabkan gangguan bipolar.

3. Faktor lingkungan

Selain masalah genetika dan perbedaan biologis, penyebab yang mungkin timbul adalah faktor lingkungan. Perlu diketahui bahwa bukan hanya di tubuh yang memberikan peluang anda terkena gangguan bipolar, namun lingkungan luar juga bisa berperan. Ini mungkin termasuk stres ekstrim, pengalaman traumatik, hingga penyakit fisik.

Cara Mengatasi Bipolar Disorder

Bipolar (Image by Fer Galindo from Pixabay)
Bipolar (Image by Fer Galindo from Pixabay)

1. Obat-obatan

Obat yang direkomendasikan mungkin adalah penstabil suasana hati, seperti lithium (Lithobid) antipsikotik, seperti olanzapine (Zyprexa), dan antidepresan, seperti fluoxetine-olanzapine (Symbyax). Juga bisa sejenis obat anti-kecemasan yang digunakan untuk pengobatan jangka pendek

2. Psikoterapi

Dengan melakukan pndekatan terapi yang direkomendasikan mungkin termasuk:

- Terapi perilaku kognitif, di mana proses terapi perilaku kognitif ini sejenis terapi bicara yang membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi pikiran yang tidak membantu dan mengubah pola perilaku yang tidak diinginkan.

- Terapi dengan menawarkan ruang yang aman untuk mendiskusikan cara mengelola gejala Anda. Dengan memahami pola pikir, maka dapat membingkai ulang emosi yang menyedihkan. Anda juga bisa belajar dan mempraktekkan strategi koping yang lebih membantu

3. Psikoedukasi

Psikoedukasi adalah pendekatan terapeutik yang berpusat pada membantu penderita untuk mempelajari suatu kondisi dan perawatannya. Pengetahuan ini dapat membantu Anda dan orang-orang yang mendukung dalam hidup Anda mengenali gejala suasana hati awal dan mengelolanya dengan lebih efektif.

4. Terapi ritme interpersonal dan sosial

Cara mengatasi gangguan bipolar selanjutnya adalah dengan terapi ritme interpersonal dan sosial, yang berfokus pada pengaturan kebiasaan sehari-hari, seperti tidur, makan, dan berolahraga. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya