Osteoporosis adalah Kelainan Tulang Keropos, Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya

Osteoporosis adalah penurunan massa tulang dan struktur jaringan tulang.

oleh Laudia Tysara diperbarui 24 Nov 2022, 16:20 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2022, 16:20 WIB
Ilustrasi pengidap osteoporosis
Ilustrasi osteoporosis. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah tulang osteoporosis adalah jenis kelainan tulang yang keropos. Osteoporosis adalah ketika ukuran tulang tampak sama, tetapi hancur di bagian dalamnya dan berkurang komposisinya. Tidak hanya berisiko pada lansia, tetapi segala usia.

Kondisi osteoporosis berisiko menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah atau fraktur. Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI, menegaskan osteoporosis yang kondisinya berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur.

Seseorang dengan osteoporosis kerap tidak menyadari gejalanya, kecuali sudah sampai terjadi patah tulang. Bagian tubuh yang rentan osteoporosis adalah tulang punggung sampai ekor, paha, lengan, pergelangan tangan, dan rahang.

Perhimpunan Reumatologi Indonesia menjelaskan cara mengobati osteoporosis adalah merubah pola hidup. Mulai dari mengonsumsi kalsium, vitamin D, latihan beban, menghindari rokok, alkohol, dan soda. Kemudian, hindari lantai licin dan tempat kurang cahaya atau gelap.

Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang osteoporosis, gejala osteoporosis, penyebab osteoporosis, dan cara mengobati osteoporosis, Kamis (24/11/2022).

Osteoporosis adalah Kelainan Tulang Keropos

ilustrasi cara mengatasi osteoporosis/freepik.com
Ilustrasi osteoporosis/freepik.com

Osteoporosis adalah masalah kelainan tulang yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan struktur jaringan tulang. Osteoporosis disebut pula sebagai kelainan tulang keropos. Kondisi osteoporosis membuatnya rentan mengalami fraktur, rapuh dan mudah patah.

Kemenkes RI menjelaskan secara bahasa, istilah osteoporosis adalah berasal dari bahasa Yunani yang artinya “tulang” dan “lubang” atau kondisi tulang yang strukturnya berlubang-lubang. Ukuran tulang tampak sama, tetapi hancur di bagian dalamnya dan berkurang komposisinya.

Menghimpun data dari Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan RI, osteoporosis adalah kelainan tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh mengatur kandungan mineral dan kerusakan arsitektur tulang.

Dijelaskan lebih mendalam, bagian tubuh yang rentan mengalami osteoporosis adalah tulang punggung sampai tulang ekor, tulang paha, tulang lengan, tulang pergelangan tangan, dan tulang rahang pun dapat terkena osteoporosis.

Osteoporosis secara klinis dipengaruhi oleh kondisi ketika pembentukan tulang baru tidak dapat mengimbangi hilangnya tulang lama. Mayo Clinic menjelaskan tulang adalah bagian tubuh berupa jaringan hidup yang bisa terus meluruh dan tumbuh.

Gejala Osteoporosis dan Penjelasannya

tulang-kezo
Ilustrasi osteoporosis/freepik

Seseorang yang mengalami osteoporosis adalah akan mengalami sejumlah gejala, yang secara umum sulit dikenali dan dirasakan. Istilah medis menyebutnya sebagai “pencuri diam-diam” hingga penderita osteoporosis langsung mengalami patah tulang serius.

Perhimpunan Reumatologi Indonesia mengungkap gejala osteoporosis adalah sebagai berikut:

Gejala osteoporosis adalah ketika seseorang mengalami patah tulang tidak biasa. Dicontohkan, ketika seseorang terpeleset pada posisi berdiri, justru bagian tulang yang patah di panggul.

Bagian tulang yang rentan mengalami osteoporosis adalah tulang punggung sampai tulang ekor, tulang paha, tulang lengan, tulang pergelangan tangan, dan tulang rahang.

Kemudian, Kemenkes RI menegaskan gejala osteoporosis adalah sebagai berikut:

1. Mengalami nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata.

2. Mengalami nyeri yang timbul mendadak.

3. Mengalami rasa sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yang terserang.

4. Mengalami nyeri yang berkurang pada saat istirahat di tempat tidur.

5. Mengalami nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan aktivitas.

6. Mengalami deformitas vertebra thorakalis.

7. Mengalami penurunan tinggi badan.

Ketika seseorang mengalami gejala osteoporosis, maka pemeriksaan radiologi harus dilakukan. Kemudian, melakukan pemeriksaan densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur. Ini kriteria hasil pemeriksaan densitometris tulang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):

1. Normal

Normal bila densitas massa tulang di atas -1 SD rata-rata nilai densitas massa tulang orang dewasa muda (T-score)

2. Osteopenia

Osteopenia bisa densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD dari T-score

3. Osteoporosis

Osteoporosis bila densitas massa tulang -2,5 SD T-score atau kurang

Penyebab Osteoporosis dan Penjelasannya

Ilustrasi osteoporosisi
Ilustrasi osteoporosisi. Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels

Apa penyebab osteoporosis yang pasti? Kemenkes RI menjelaskan penyebab osteoporosis dan faktor risiko osteoporosis sebagai berikut:

1. Dipengaruhi usia, di mana wanita yang sudah menopause, produksi hormon estrogen akan berkurang. Maka ini meningkatkan risiko penurunan fungsi faktor pembentukan tulang.

2. Konsumsi obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dalam jangka lama, misalnya obat asma, lupus, dll.

3. Gaya hidup yang kurang sehat, antara lain merokok dan minum-minuman beralkohol.

4. Kurang asupan kalsium.

5. Kurang latihan fisik dan aktivitas

6. Haid yang tidak teratur atau lama tidak haid.

7. Kurang paparan sinar matahari, cukup selama 30 menit.

Kemudian, Perhimpunan Reumatologi Indonesia menjelaskan hal-hal berikut ini termasuk penyebab osteoporosis:

8. Menjadi perokok aktif dan pasif.

9. Kekurangan vitamin D.

10. Memiliki berat badan yang kurang.

11. Mengonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.

12. Riwayat keluarga osteoporosis.

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengutip dari Junaidi (2007), mengklasifikasikan osteoporosis menjadi empat jenis, ini penjelasannya:

1. Osteoporosis Pascamenopause (Primer)

Osteoporosis ini terjadi karena kurangnya hormon estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium kedalam tulang.

Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat.

Hormon estrogen produksinya menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus  berlangsung 3-4 tahun setelah meopause. Hal ini berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.

2. Osteoporosis Senilis

Osteoporosis akibat kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidak seimbangan antara kecepatan hancurnya tulang (osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblast).

Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan pasca menopause.

3. Osteoporosis Sekunder

Kurang dari 5% penderita osteoporosis mengalami osteoporosis sekunder yang disebakan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh penyakit.

Seperti gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (mislnya kortikosteroid, barbiturat, anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dapat memperburuk keadaan ini.

4. Osteoporosis Juvenil Idiopatik

Ini jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya