Makna Iqro dalam Surat Al-Alaq Ayat 1-5 sebagai wahyu Pertama, Bukan Sekadar Membaca

Kata iqro dalam surat Al-Alaq bukan perintah untuk membaca apa yang ada pada teks atau naskah.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 11 Mar 2023, 13:06 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2023, 17:20 WIB
Mengintip Anak-Anak Punk Belajar Ngaji di Tebet
Anak punk saat belajar membaca huruf arab dengan Iqro bersama Komunitas Tasawuf Underground di kolong flyover Tebet, Jakarta, Sabtu (8/12).(Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Wahyu pertama dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Perintah untuk membaca ditunjukkan dengan kata "iqro", yang mengawali surat Al-Alaq ayat 1-5.

Surat Al-Alaq ayat 1-5 diwahyukan kepada Rasulullah SAW ketika beliau bertahanus di Gua Hira. Surat Al-Alaq tergolong surat Makkiyah. Al-Alaq sendiri berarti segumpal darah, yang diambil dari ayat kedua.

Wahyu pertama tersebut dimulai dengan perintah membaca yang ditandai dengan kata iqro. Kata iqro dalam wahyu tersebut dianggap memiliki kedudukan yang cukup penting, karena diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama.

Perintah iqro ini dianggap cukup janggal, sebab perintah tersebut ditujukan kepada seorang nabi yang ummi atau buta huruf. Sifat Nabi Muhammad SAW yang ummi ini bahkan juga dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut ayat 48, yang artinya:

“Dan kamu (Muhammad) tidak pernah membaca satu kitab pun sebelumnya dan tidak pernah menulis satu kitab pun dengan tangan kananmu.” [Al-Ankabut/29: 48]

Untuk memahami lebih dalam mengenai perintah iqro dalam wahyu pertama surat Al-Alaq ayat 1-5, berikut ulasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (13/1/2023).

Bacaan Surat Al-Alaq ayat 1-5 dan Artinya

Adapun bacaan Surat Al Alaq ayat 1-5 adalah sebagai berikut:

 

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ

Iqro bismi rabbikallażī khalaq

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

 

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ

Khalaqal-insāna min 'alaq

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

 

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ

Iqro wa rabbukal-akram

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,

 

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ

Allażī 'allama bil-qalam

4. Yang mengajar (manusia) dengan pena. 

 

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

'Allamal-insāna mā lam ya'lam

5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

 

Isi Kandungan Surat Al-Alaq 1-5

Aktivitas Santri di Pesantren Teknologi untuk Dhuafa
Santri membaca Al-Qur'an saat kegiatan belajar dalam kelas di Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi (PeTIK) di Rangkapan Jaya, Pancoran Mas Depok, Jawa Barat, Senin (31/10/2022). Setiap tahunnya 50 santri dari seluruh Indonesia belajar secara gratis mengenai komputer, program dan jaringannya di Pesantren Teknologi untuk dhuafa ini yang sumber pendanaannya berasal dari potongan gaji karyawan PLN dan dikelola Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN. (merdeka.com/Arie Basuki)

Adapun maka dan kandungan surat Al-Alaq ayat 1-5 adalah sebagai berikut:

a. Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Surah Al Alaq ayat 1-5 berisi mengenai pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sangat aneh jika perintah iqra diberikan kepada seorang nabi yang ummi. Maka para ulama dan ahli tafsir berpendapat bahwa perintah iqro merupakan perintah untuk mencari ilmu.

b. Proses Penciptaan Manusia

Pada ayat 1-5 Surah Al Alaq juga menyebutkan mengenai proses penciptaan manusia. Dijelaskan pada ayat ini, manusia diciptakan dari segumpal darah. Kata ‘alaq juga berarti 'lintah', dari kata 'aliqa yang berarti 'menggantungkan, menempel, dilekatkan, menjadi hamil'.

Kata ini menunjukkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari sesuatu yang menggantung, dari benda kecil sekali yang mengancing—sperma menyatu dengan ovum—dan kemudian stabil menjadi 'alaq. Perkembangan hanya bisa terjadi jika 'alaq itu menempel pada rahim. Jadi penciptaan dihasilkan hanya oleh sesuatu yang menggantung.

c. Perintah Banyak Membaca dan Belajar

Surah ini juga berisi perintah kepada manusia untuk memperbanyak membaca dan belajar. Membaca merupakan satu cara untuk memperoleh pengetahuan serta wawasan yang luas. Sejumlah disiplin ilmu juga perlu untuk dipelajari.

Tujuannya adalah agar bisa menjadi manusia yang bijaksana dan tidak mudah menyalahkan orang lain saat berbeda pendapat. Hal ini lantaran dengan banyak membaca, pikiran manusia bisa semakin terbuka. Objek untuk membaca juga sangat luas yaitu berupa segala hal yang ada di sekeliling manusia.

d. Menggali Ilmu Pengetahuan

Allah SWT telah menjadikan kalam yang dapat digunakan umat muslim untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu, ada juga perintah agar manusia tidak bertindak melampaui batas serta bersikap sombong. Artinya hendaknya manusia mengetahui asal muasalnya dan menghindari merasa serba cukup dalam dirinya. Sehingga sebagai manusia yang menjadi makhluk terbaik Allah SWT, hendaknya selalu menerapkan rasa bersyukur.

e. Allah adalah Segala Sumber Ilmu

Dengan mencari ilmu pengetahuan inilah manusia dapat mengetahui bahwasanya Allah SWT adalah Tuhan yang Menciptakan Alam Semesta. Artinya, semua ilmu pengetahuan tersebut semata-mata datangnya hanya dari Allah. Isi kandungan surat Al Alaq juga menerangkan mengenai ancaman terhadap orang kafir.

Makna Iqro Bukan Sekadar Membaca

Itikaf 10 Malam Terakhir Ramadhan di Masjid Pakistan
Umat Muslim membaca al-Quran saat melakukan ibadah itikaf di sebuah masjid, di Lahore, Pakistan, Jumat (22/4/2022). Itikaf adalah adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. (AP Photo/K.M. Chaudary)

Seperti yang sudah diketahui, wahyu pertama yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 diawali dengan kata iqro. Iqro sendiri merupakan aspek pendidikan pertama yang disebutkan dalam alqur‟an surah Al-Alaq.

Menurut M. Qurish Shihab, seperti dikutip dari hasil penelitian berjudul "Konsep Pendidikan dalam Al-Quran Surat Al-Alaq Ayat 1-5" karya Mokhsin Kaliky dan Anggri Sahna Primadani, kata iqro dalam surat Al-Alaq bukan perintah untuk membaca apa yang ada pada teks atau naskah. Sebab dengan mencermati riwayat turunnya ayat ini, kelihatannnya Jibril tidak membawa teks tertulis untuk dibaca.

Ini mengandung makna bahwa kata iqro (bacalah) di sini bukan perintah untuk membaca teks atau naskah tertulis. Dengan kata lain, perintah iqro ini tidak harus membaca naskah-naskah tertulis, tapi juga bisa membaca fenomena-fenomena atau realitas yang ada seperti fenomena alam dan fenomena sosial.

Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa perintah iqro (bacalah) mencakup menelaah, meriset, merenungkan, bereksperimen, berkontemplasi dan sebagainya. Objeknya bisa berupa bacaan suci yang datangnya dari Allah SWT. Dan Hadis Shahih maupun hasil karya manusia berupa handbook ilmu pengetahuan, juga berupa fenomena-fenomena alam maupun sosial. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya