Liputan6.com, Jakarta Saling memaafkan merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan ketika lebaran, terutama di Indonesia. Bahkan, setiap daerah memiliki keunikannya tersendiri dalam menjalankan tradisi saling memafkan di Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai contoh, di masyarakat Jawa tradisi saling memaafkan di hari lebaran masih dilakukan dengan cara sungkem. Sungkem lebaran dilakukan dengan cara yang khas, di mana orang yang usianya lebih muda duduk bersimpuh, mencium tangan, serta mengucapkan kata-kata permohonan maaf serta meminta doa restu.
Tradisi sungkem lebaran di Jawa semakin terasa khas, karena permohonan maaf dan doa restu masih diucapkan dengan bahasa Jawa halus. Penggunaan bahasa Jawa halus ini bukan tanpa alasan. Pengguaan bahasa Jawa halus digunakan dalam sungkem lebaran untuk menunjukkan rasa hormat dan tanda bakti, dari yang lebih muda kepada yang lebih tua atau yang dituakan.
Sayangnya, generasi muda kini sudah banyak yang tidak mengerti bahasa Jawa, meski mereka merupakan orang Jawa atau setidaknya keturunan orang Jawa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melestarikan tradisi sungkem lebaran ini dengan mempelajari apa yang harus diucapkan ketika sungkem.
Ada banyak variasi kata-kata sungkem lebaran yang bisa diucapkan, tergantung kepada siapa kita melakukan sungkem lebaran, apakah dia kakek, nenek, ayah, ibu, paman, bibi, dan sebagainya. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (21/4/2023), berikut adalah sejumlah contoh kata-kata sungkem lebaran dalam bahasa Jawa halus.
Kata-Kata Sungkem Lebaran kepada Kakek dan Nenek
“Kepareng matur dhumateng Simbah, kula sowan mriki sepisan silaturahim, ingkang kaping kalih ngaturaken sugeng riyadi, sedoyo kalepatan nyuwun pangapuro lan kula nyuwun donga pangestunipun, supados menapa ingkang dados gegayuhan kula saged kasembadan kanthi sae.”
Artinya: Izinkan saya berbicara kepada Simbah, saya datang ke sini pertama untuk bersilaturahim. Yang kedua, saya menyampaikan selamat hari raya Idul Fitri, saya meminta maaf atas semua kesalahan, dan memohon doa restu aga apa yang jadi harapan dan cita-cita saya bisa terwujud dengan baik.
Selain itu, kita juga bisa sungkem lebaran dengan kakek dan nenek dengan mengucapkan kata-kata sungkem lebaran sebagai berikut.
“Ngaturaken sembah pangabekti kawula lan nyuwun pangapunten sedaya kalepatan kula sekeluwarga. Mugi linebura ing dinten riyaya punika. Sak lajengipun, kula nywun donga lan pangestu supados menapa ingkang dados gegayuhan kula saged kasembadan.”
Artinya: Saya menyampaikan sungkem saya dan memohon permohonan maaf atas semua kesalahan saya sekeluarga. Semoga kesalahan terhapuskan dalam momen hari raya ini. Selanjutnya, saya juga meminta doa dan restu, supaya apa yang jadi harapan dan cita-cita saya bisa terwujud.
Selain dua bentuk ucapan sungkem kepada simbah tersebut, masih ada variasi lain kata-kata sungkem lebaran yang bisa kita ucapkan saat sungkem kepada kakek dan nenek. Namun intinya, namun intinya, saat melakukan sungkem lebaran, kita mengucapkan selamat hari raya, kemudian dilanjutkan dengan permohonan maaf atas kesalahan yang disengaja dan tidak disengaja. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan meminta doa restu dari kakek dan nenek, agar segala urusan kita dilancarkan.
Advertisement
Kata-Kata Sungkem Lebaran kepada Orang Tua
“Kepareng matur dhumateng bapak/ibu, kula ngaturaken sugeng riyadi, panyuwun pangapunten dhateng tiyang sepuh ingkang sampun miyosaken lan ngagengaken kula. Kula ndonga mugi-mugi Bapak/Ibu terus dipunparingaken kesenggangan lan kawilujengan."
Artinya: Mohon izin untuk menyampaikan kepada bapak.ibu, saya menyampaikan selamat hari raya Idul Fitri, dan permintaan maaf kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan saya. Saya berdoa semoga Bapak/Ibu terus diberikan kesehatan dan keselamatan.
Selain itu, kita juga bisa mengucapkan kata-kata sungkem lebaran kepada ayah dana ibu dengan cara berikut,
“Kula rumaosi kathah tindakan utawi tembung-tembung ingkang kula aturaken nyakiti panggalih Bapak/Ibu. Kula nyuwun pangapunten inggil sedaya lampahan ingkang kula tindakaken kaliyan sengaja utawi mboten sengaja.”
Artinya: Saya menyadari banyak perilaku maupun kata-kata yang saya ucapkan menyakiti hati Bapak/Ibu. Saya meminta maaf atas segala perbuatan yang saya lakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Selain itu kita juga bisa mengucapkan kata-kata sungkem lebaran kepada ayah dan ibu dengan cara berikut,
"Kepareng matur dhumateng (bapak/ibu) sowan kula wonten mriki, ingkang sepisan silaturrahim, kaping kalihipun ngaturaken sugeng riyadi, ngaturaken sedaya lepat nyuwun pangapunten, kaping tiga nyuwun donga pangestunipun supados kula saged dados putra ingkang sholeh, migunani dhateng agami, nusa, bangsa, lan nagari, lancar anggenipun pados ilmu ingkang manfaat, gampil anggenipun pados rejeki ingkang halal lan thayyib, saha sukses nglampahi gesang ing donya lan akhirat."
Artinya: mohon izin untuk menyampaikan bahwa kedatangan saya ke sini yang pertama untuk silaturahim, yang kedua untuk mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri. Kemudian yang ketiga, saya meminta doa dan restu, agar saya bisa menjadi anak yang sholeh, bermanfaat bagi agama, nusa, bangsa, dan negara, serta lancaran dalam mencari ilmu yang bermanfaat, mencari rezeki yang halal, serta selamat dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Kata-Kata Sungkem Lebaran untuk Mewakili Seluruh Keluarga
Sungkem tidak hanya bisa dilakukan secara pribadi. Ada pula saat-saat di mana sungkem bisa dilakukan dengan cara perwakilan. Misalnya ketika satu keluarga datang ke rumah tokoh masyarakat, maka kepala keluarga bisa berbicara untuk mewakili seluruh keluarga untuk menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri, permohonan maaf, dan permitaan doa restu. Berikut kata-kata sungkem lebaran untuk mewakili keluarga atau rombongan,
"Kepareng matur dhumateng bapak/ibu sak keluarga. Sowan kula spisan inggih menika silaturahim. Ingkang kaping kalih, kula sak keluarga ngaturaken sugeng riyadi. Ingkang kaping tiga, kula sak keluarga nyuwun agunging pangapunten, mbok bilih menopa woten klenta-klentunipun, tuwin lampah satindak ingkah kula sak keluarwa jarang lan mboten ndadosaken sarjuning panggalih. Mugi Bapak/Ibu kerso maringi agunging samudro pangaksami. Kulo suwun kaleburna ing dinten riyadi puniko lan ingkang putra nyuwun berkah soho pangestu."
Artinya: Mohon izin kepada bapak/ibu untuk menyampaikan. Maksud kami sekeluarga datang ke sini untuk silaturahim. Yang kedua adalah untuk mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri. Yang ketiha, saya dan keluarga memohon maaf atas segala kesalahan dan tindakan kami yang tidak berkenan di hati. Saya harap segala kesalahan ini dapat terhapuskan di hari raya ini. Selain itu saya juga meminta doa dan restu.
Advertisement
Tata Cara dan Makna Sungkem Lebaran
Saat sungkem, terdapat cara sungkem lebaran yang benar. Berikut persiapan dan caranya:
1. Orang tua duduk di kursi atau tempat yang lebih tinggi. Prosesi ini menggambarkan bahwa orang tua wajib diperlakukan secara hormat oleh seluruh anak-anaknya.
2. Apit kedua tangan dengan kepala menunduk dan posisi jongkok di depan orangtua. Sikap tubuh seseorang yang merendah dan dengan tulus meminta maaf kepada orang yang telah berjasa dalam hidupnya juga menjadi sarana menghilangkan ego pribadi.
3. Cium tangan orangtua sambil mengucapkan kalimat maaf. Posisi jongkok sambil cium tangan merupakan ekspresi memuliakan orang yang lebih tua. Ucapkan kalimat maaf sebagai permohonan maaf jika telah membuat kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Melalui sungkeman, semua orang diharapkan bisa memulihkan hubungan yang telah rusak. Dengan sungkeman, rasa sakit hati terobati dan rasa percaya dipulihkan.
Makna Sungkem Lebaran
Istilah sungkem berasal dari bahasa Jawa yang berarti sujud atau tanda bakti. Sungkeman adalah sebuah prosesi adat yang dilakukan oleh seseorang yang biasanya lebih muda kepada orang yang lebih tua dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan ataupun sebagai bentuk permintaan maaf. Sungkem biasa dilakukan ketika Idul fitri tiba atau pada saat prosesi pernikahan untuk meminta restu orang tua.
Tujuan sungkem lebaran selain untuk menghormati, juga sebagai permohonan maaf, atau "nyuwun ngapura". Istilah "ngapura" bisa jadi berasal dari bahasa Arab "ghafura" yang berarti tempat pengampunan.
Makna dari tradisi sungkem lebaran yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua. Sebuah hubungan antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda akan dapat diperbaiki dengan tradisi sungkeman.