Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi pengungsian masyarakat terdampak banjir di Kota Bekasi pada Selasa (4/3/2025) malam.
Suharyanto bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan pemerintah pusat mendampingi upaya penanganan darurat banjir yang melanda wilayah Jabodetabek, khususnya di Kota Bekasi.
Advertisement
Baca Juga
“Kota Bekasi ini menjadi pokok perhatian kita bisa segera diselesaikan ada dua titik yang sangat besar banjirnya yaitu di kantor pemerintahan di kantor Wali Kota Bekasi dan ada satu mal Mega Bekasi itu terendam juga akibat tanggulnya jebol,” ungkap Suharyanto dalam keterangannya, Rabu (5/3/2025).
Advertisement
Suharyanto menyampaikan prioritas utama saat ini yang dilakukan tim gabungan adalah evakuasi warga terdampak yang masih terjebak banjir.
“Warga masih mengungsi di sini, memang seluruh Jabodetabek yang masih agak tinggi di Kota Bekasi. Prioritas pertama memang evakuasi, kita sudah terjunkan tim sampai semuaya berhasil diselamatkan,” tambah Suharyanto.
Ia juga memastikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak baik yang mengungsi di pos pengungsian maupun bertahan di lantai dua rumahnya menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Kita tidak bisa memaksa warga masyarakat untuk dievakuasi apalagi yang bisa dilantai dua mungkin khawatir dengan harta bendanya terganggu kita tetap harus kirimkan (bantuan), intinya kita bahu membahu untuk memastikan kebutuhan dasar bisa terpenuhi,” terang Suharyanto.
Lakukan Modifikasi Cuaca
Selain evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak, pemerintah juga melakukan operasi modifikasi cuaca atau OMC hingga Kamis 6 Maret 2025, guna menekan curah hujan apabila kembali tinggi.
“Kita juga sudah koordinasi tadi pagi di bawah Bapak Menko PMK dan sudah ada prediksi dari BMKG kita akan lakukan OMC sampai tanggal enam, dan setelah itu prediksinya mereda dan naik lagi tanggal 11 maka kita akan lakukan OMC lagi,” tutup Suharyanto.
Pada peninjauan ini, Kepala BNPB juga menyerahkan sejumlah bantuan logistik dan peralatan guna mendukung upaya penanganan darurat banjir, seperti perahu karet, pelampung, tenda pengungsian, dan sejumlah bantuan kepada para warga terdampak yang mengungsi.
Advertisement
Wakil Menteri PU Sebut Banjir Bekasi Bukan karena Tanggul Jebol, Tapi Intensitas Hujan Tinggi
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengatakan penyebab banjir Bekasi bukanlah karena tanggul yang jebol, melainkan karena intensitas hujan yang sangat tinggi.
"Berdasarkan pengamatan kami, tidak ada tanggul yang jebol. Namun, volume intensitas hujan memang sangat tinggi, sehingga menyebabkan sungai meluap," ungkap Diana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa, (4/3/2025).
Saat ini, Kementerian PU menunggu banjir surut terlebih dahulu sebelum melakukan upaya pemompaan atau penyedotan air.
"Jika kita memompa sekarang, airnya mau ditaruh di mana? Kita tunggu surut dulu," jelas Diana.
Sebagai langkah penanganan darurat, Kementerian PU telah mengirimkan perahu karet dan alat penyelamatan lainnya untuk membantu evakuasi penduduk yang terdampak banjir.
"Prioritas utama adalah mengamankan penduduk. Selanjutnya, kami akan melakukan pengerukan sedimentasi di sungai sebagai upaya pencegahan banjir di masa depan," tegas Diana.
