Penyebab Tekanan Darah Tinggi dan Cara Mengatasinya, Terapkan Pola Hidup Sehat

Penyebab tekanan darah tinggi tentu perlu kamu kenali untuk menghindarinya.

oleh Husnul Abdi diperbarui 11 Mei 2023, 14:03 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2023, 14:03 WIB
Penyebab Tekanan Darah Tinggi
Penyebab Tekanan Darah Tinggi

Liputan6.com, Jakarta Penyebab tekanan darah tinggi tentu perlu kamu kenali untuk menghindarinya. Darah tinggi atau hipertensisi adalah kondisi di mana tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Tekanan darah seseorang normal jika di bawah 120/80 mmHg. 

Tekanan darah tinggi merupakan kondisi kronis saat tekanan darah seseorang meningkat. Kondisi ini bahkan dapat dialami selama bertahun-tahun oleh penderitanya tanpa menunjukkan gejala apapun. Oleh karena itu, kamu harus benar-benar memperhatikannya.

Penyebab tekanan darah tinggi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Konsumsi makanan, berat badan, olahraga, merokok, hingga stres dapat menjadi beberapa penyebab seseorang mengalami tekanan darah tinggi.

Selain itu, masih ada beberapa faktor penyebab tekanan darah tinggi muncul. Darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti serangan jantung dan stroke. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (30/6/2021) tentang penyebab tekanan darah tinggi.

Gejala Tekanan Darah Tinggi

Gejala Tekanan Darah Tinggi
Gejala Tekanan Darah Tinggi

Sebelum mengenali penyebab tekanan darah tinggi, kamu perlu mengetahui gejalanya terlebih dahulu. Hal ini sangat penting dikenali agar kamu bisa segera melakukan tindakan penanganan yang tepat.

Namun, penyakit tekanan darah tinggi ini sering kali tidak menimbulkan gejala apapun. Bahkan, pada beberapa kasus gejala hipertensi baru muncul saat kondisi penyakit sudah parah hingga mengancam nyawa. Biasanya jika sudah mengalami tekanan darah yang sangat tinggi, akan muncul gejala seperti:

- Sakit kepala

- Mimisan

- Nyeri dada atau sesak napas

Walaupun demikian, gejala darah tinggi ini biasanya tidak spesifik dan baru muncul jika tekanan darah terlalu tinggi dan mengancam nyawa.

Untuk itu, kamu perlu selalu melakukan pemeriksaan tekanan darah ke dokter setidaknya 2 tahun sekali. Selain itu, bagi orang yang telah berusia 40 tahun atau lebih, atau orang-orang yang berusia 18-39 tahun, tapi memiliki faktor risiko hipertensi, kamu perlu memeriksanya 1 tahun sekali.

Jenis Penyakit Tekanan Darah Tinggi

Jenis Penyakit Darah Tinggi
Jenis Penyakit Darah Tinggi (sumber: pixabay)

Sebelum mengenal penyebab tekanan darah tinggi, kamu perlu mengetahui dua jenis penyakit darah tinggi ini. Jenis penyakit darah tinggi atau hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu:

- Hipertensi Primer

Hipertensi primer menyerang 90% penderita hipertensi. Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti dan cenderung terjadi bertahap selama bertahun-tahun. Faktor gaya hidup dan genetik diduga memiliki peranan penting.

- Hipertensi Sekunder

Hipertensi yang diketahui penyebabnya, terjadi pada 5-10% penderita hipertensi. Biasanya muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi daripada hipertensi primer. Beberapa kondisi dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi tipe ini antara lain sleep apnea, masalah ginjal, tumor kelenjar adrenal, masalah tiroid, cacat bawaan dalam pembuluh darah, dan obat-obatan tertentu (pil KB, obat flu, obat antinyeri).

Faktor Penyebab Tekanan Darah Tinggi

Gambar Merokok
Sumber: Freepik

Penyebab tekanan darah tinggi tidak diketahui secara pasti jika merujuk pada kebanyakan kasus yang pernah terjadi. Namun, ada beberapa faktor penyebab tekanan darah tinggi dialami oleh seseorang. Berikut beberapa penyebab tekanan darah tinggi yang perlu kamu waspadai:

Bertambahnya Usia

Faktor penyebab tekanan darah tinggi yang pertama adalah faktor usia. Semakin bertambahnya usia, maka fungsi organ dalam tubuh juga akan semakin menurun. Maka dari itu penting menerapkan pola hidup sehat seperti rajin berolahraga dan makan makanan sehat.  

Keturunan

Penyebab tekanan darah tinggi juga bisa disebabkan karena faktor keturunan. Memiliki riwayat darah tinggi dari keluarga bisa menjadi penyebabnya. Darah tinggi yang dialami oleh seseorang bisa saja diturunkan dari salah satu anggota keluarganya yang juga mengidap darah tinggi. Untuk itu, kamu perlu mengontrol pola makan dan menjaga pola hidup sehat.

Obesitas 

Penting bagi seseorang untuk menjaga pola makan agar selalu sehat. Hal ini karena salah satu penyebab tekanan darah tinggi adalah kegemukan atau obesitas. Kondisi obesitas ini sangat berpengaruh pada sistem organ tubuh yang mengontrol volume darah. Meningkatnya berat badan mempengaruhi nutrisi dan oksigen dalam tubuh yang dialirkan ke dalam sel-sel melalui pembuluh darah. Berat badan yang meningkat membuat kinerja pembuluh darah menjadi meningkat sehingga tekanan pembuluh darah dan jantung juga meningkat.

Mengonsumsi Garam Berlebihan 

Garam memang dibutuhkan oleh tubuh. Namun jika berlebihan, garam yang masuk dalam tubuh justru menjadi penyebab tekanan darah tinggi. Hal ini karena garam yang berlebihan akan mengendap pada pembuluh darah. Garam tersebut akan mengendap semakin tebal sehingga menyempitkan aliran pembuluh darah yang kemudian menjadi penyebab tekanan darah tinggi.

Konsumsi Minuman Beralkohol

Kerap mengonsumsi minuman beralkohol dapat menjadi salah satu penyebab tekanan darah tinggi. Alkohol dapat memicu meningkatnya detak jantung. Semakin banyak meminum minuman beralkohol maka detak jantung semakin keras dan akan mendorong terjadinya darah tinggi.

Merokok

Selain itu, penyebab tekanan darah tinggi bisa juga disebabkan oleh kebiasaan merokok sejak usia muda. Asap rokok dapat meracuni darah pada tubuh. Zat nikotin juga berpengaruh penting menjadi penyebab tekanan darah tinggi. Zat nikotin dapat menimbulkan pergeseran pada pembuluh darah sehingga aliran darah pada pembuluh tersumbat. Hal ini menjadikan kinerja jantung menjadi lebih keras dari kondisi normal.

Stres

Penyebab stress dapat dipicu dari berbagai faktor. Saat mengalami stres, jantung akan berdegup lebih kencang sehingga kinerja dalam memompa darah akan lebih keras. Hal ini sering ditandai dengan kepala pusing pada bagian belakang.

Kekurangan kalium

Kalium membantu menyeimbangkan jumlah natrium dalam sel tubuh. Tubuh yang kekurangan asupan natrium bisa mengakumulasi terlalu banyak natrium dalam darah. Ini dapat menyebabkan hipertensi.

Tidak aktif secara fisik

Orang yang tidak aktif cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi. Semakin tinggi detak jantung, semakin keras jantung harus bekerja dengan setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri. Kurangnya aktivitas fisik juga meningkatkan risiko kelebihan berat badan.

Ras

Tekanan darah tinggi sangat umum di antara orang-orang keturunan Afrika. Penyebab hipertensi sering berkembang pada usia yang lebih dini daripada orang kulit putih. Komplikasi serius, seperti stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal, juga lebih sering terjadi pada orang-orang keturunan Afrika.

Cara Mencegah dan Mengatasi Tekanan Darah Tinggi

Ilustrasi Olahraga
Ilustrasi berolahraga. (dok. Unsplash.com/Tomasz Woźniak @huckster)

Cara mencegah dan mengatasi hipertensi adalah dengan menghindari faktor yang dapat meningkatkan risiko terserang penyakit ini.

- Olahraga rutin.

Olahraga rutin dapat mencegah darah tinggi, olahraga yang disarankan adalah jenis aerobik seperti joging, berenang, bersepeda, atau senam. Lakukan olahraga secara teratur, minimal 30 menit, sebanyak 3-5 kali dalam seminggu.

- Kurangi dan batasi konsumsi makanan tinggi garam.

Makanan cepat saji, makanan beku, dan makanan ber-MSG adalah sumber garam yang tinggi dan sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan agar terhindar dari tekanan darah tinggi.

- Perbanyak konsumsi buah dan sayuran.

Buah yang diketahui dapat membantu mengontrol tekanan darah adalah buah berry, jambu biji, buah naga, pisang, delima, kiwi, persik, dan alpukat. Untuk sayuran, kamu bisa memanfaatkan seledri, atau cari suplemen berbahan seledri yang mengandung apigenin, yang dapat meringankan gejala hipertensi.

- Jaga berat badan ideal.

Berdasarkan penelitian, seseorang dengan berat badan berlebih dan obesitas memiliki risiko tinggi mengalami tekanan darah tinggi. dengan diabetes dan kolesterol

.- Istirahat cukup dan pintar kelola stres dengan baik.

Kurang tidur bisa menjadikan tubuh mengalami stres dan memproduksi kortisol (hormon stres). Hormon tersebut memiliki efek meningkatkan tekanan darah, produksi gula di tubuh, produksi kolesterol, serta produksi asam lambung.

- Hindari rokok dan alkohol.

Rokok dan alkohol akan meningkatkan risiko penumpukan plak di dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan penyempitan. Akibatnya, tekanan darah bisa meningkat.

- Periksa kesehatan secara rutin.

Kamu sangat disarankan untuk melakukan cek kesehatan rutin ketika sudah memasuki usia 30 tahun sebagai deteksi penyakit, salah satunya adalah tekanan darah tinggi.Jika terdeteksi dini, maka kamu bisa mencegah tekanan darah tinggi lebih awal sehingga risiko komplikasi akan lebih rendah. Darah tinggi atau Hipertensi sering diabaikan karena seringnya tidak menampakkan gejala. Namun dengan deteksi dini serta pengobatan yang tepat, penyakit ini bisa dicegah.

Cara Membaca Tekanan Darah pada Tensimeter

tekanan darah
tekanan darah | Unsplash.com/ Motion Graphics

Tekanan darah bisa diketahui melalui alat tensimeter. Ada dua angka yang akan muncul saat mengukur tekanan darah dengan tensimeter. Angka ini adalah tekanan sistolik dan diastolik.

Tekanan sistolik, adalah angka pertama, atau teratas yang muncul dalam tensimeter. Ini menunjukkan tekanan di arteri saat jantung berdetak dan memompa darah.

Tekanan diastolik, adalah angka kedua, atau dibawah angka sistolik yang muncul dalam tensimeter. Ini adalah pembacaan tekanan di arteri di antara detak jantung.

Kategori Angka Tekanan Darah

Ada lima kategori pembacaan tekanan darah yang bisa membantu memahami angka tekanan darah:

- Tekanan darah sehat: tekanan darah yang sehat adalah kurang dari 120/80 milimeter merkuri (mm Hg).

- Tekanan darah tinggi (naik): tekanan darah tinggi berada pada angka sistolik antara 120 dan 129 mm Hg, dan angka diastolik kurang dari 80 mm Hg. Dokter biasanya tidak menangani tekanan darah tinggi tahap ini dengan obat-obatan. Sebaliknya, dokter akan mendorong perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan angka ini.

- Hipertensi stadium 1: angka sistolik antara 130 dan 139 mm Hg, atau angka diastolik antara 80 dan 89 mm Hg.

- Hipertensi stadium 2: angka sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi, atau angka diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi.

- Krisis hipertensi: Angka sistolik lebih dari 180 mm Hg, atau angka diastolik lebih dari 120 mm Hg. Tekanan darah dalam kisaran ini membutuhkan perhatian medis segera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya