Liputan6.com, Jakarta Bilirubin adalah zat yang terbentuk secara normal dari proses penguraian sel darah merah di dalam tubuh. Zat inilah yang memberikan warna kuning pada tinja dan urine. Meski dibentuk secara normal, terkadang ada penyakit tertentu yang menyebabkan jumlah bilirubin meningkat.
Kadar bilirubin total yang normal pada orang dewasa adalah sekitar 0,2 hingga 1,2 mg/dL (miligram per desiliter), sedangkan pada anak-anak di bawah usia 18 tahun adalah 1 mg/dL. Untuk mengetahui kadar bilirubin dalam tubuh, harus melakukan pemeriksaan darah.
Advertisement
Baca Juga
Apabila meningkat sedikit, belum tentu hal tersebut menandakan adanya kelainan. Namun jika peningkatan kadar bilirubin cukup tinggi hingga lebih dari 2 mg/dl, maka kemungkinan besar ada kondisi medis atau penyakit tertentu yang mendasarinya.
Berikut ini penjelasan mengenai fungsi bilirubin beserta penyebab meningkat dan dampaknya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (24/12/2021).
Fungsi Bilirubin
Bilirubin adalah zat berwarna kuning kecoklatan yang ditemukan di empedu. Senyawa ini diproduksi saat hati memecah sel darah dan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Ini yang memberikan warna normal pada feses. Senyawa ini juga berfungsi mengatur kadar zat besi pada berbagai jenis protein. Meski berpotensi sebagai senyawa beracun, tubuh dapat mengeluarkan zat ini agar tidak menumpuk dan mengganggu kesehatan tubuh.
Advertisement
Penyebab Bilirubin dapat Meningkat
Setelah mengetahui fungsi bilirubin dan jumlah normal bilirubin dalam tubuh manusia. Berikut ini terdapat beberapa penyebab bilirubin dalam tubuh manusia dapat meningkat, yaitu:
1. Gangguan hati
Jumlah bilirubin bisa meningkat akibat kerusakan pada organ hati atau liver. Di dalam tubuh, bilirubin akan diolah dan disimpan di dalam empedu. Ketika terjadi kerusakan atauĀ kelainan pada hati, misalnya pada penyakitĀ hepatitisĀ danĀ sirosisĀ maka kadar bilirubin bisa meningkat.
2. Penyakit pada empedu
Selanjutnya, penyebab meningkatnya kadar bilirubin adalah penyakit pada empedu. Kandung empedu merupakan organ yang berfungsi menampung cairan empedu. Di empedu inilah bilirubin akan tersimpan. Oleh karena itu, jika empedu terserang penyakit, sepertiĀ batu empedu,Ā penyempitan saluran empedu, radang atau infeksi kandung empedu (dan tumor empedu, maka bilirubin bisa meningkat jumlahnya. Selain itu, kerusakan pada organ lain di sekitar empedu, misalnya pada penyakitĀ kanker pankreasĀ dan radang pankreas, juga bisa menyebabkan bilirubin meningkat.
3. Kerusakan sel darah merah
Selanjutnya, penyebab meningkatnya kadar bilirubin adalah kerusakan sel darah merah. Kondisi yang membuat sel darah merah rusak lebih cepat, sepertiĀ anemia sel sabit dan anemia hemolitik, bisa menyebabkan jumlah bilirubin meningkat drastis. Pada bayi dan janin di dalam kandungan, kadar bilirubin bisa meningkat akibat kondisi yang disebut eritroblastosis fetalis. Penyakit ini menyebabkan sel darah bayi hancur karena dirusak oleh sistem kekebalan tubuh ibunya. Selain itu, pada orang yang baru mendapatkan transfusi darah, kadar bilirubin bisa meningkat apabila darah yang diterima tidak cocok dengan tubuhnya.
4. Efek samping obat-obatan
Selanjutnya, penyebab meningkatnya kadar bilirubin adalah efek samping obat-obatan. Obat-obatan ini termasuk antibiotik, kortikosteroid, pil KB,Ā indomethacin, danĀ obat antikejang, sepertiĀ diazepam, flurazepam, danĀ phenytoin. Pada kasus tertentu, suplemen atau obat herba tertentu juga dapat menyebabkan kadar bilirubin meningkat. Selain beberapa kondisi medis di atas, kadar bilirubin dalam darah juga bisa meningkat akibat infeksi berat, gangguan tiroid, dan kelainan genetik, misalnyaĀ sindrom gilbert, hemokromatosis herediter, sindrom rotor, danĀ sindrom criggler-najjar.
Dampak Kadar Bilirubin Tinggi
Jika kadar bilirubin tinggi dalam darah, maka tubuh akan mengalamiĀ penyakit kuning (jaundice).Ā Penyakit kuning ditandai dengan mata dan kulit yang menguning disertai gatal-gatal. Tidak hanya pada orang dewasa, jumlah bilirubin yang terlalu banyak pada bayi yang baru lahir ternyata juga berbahaya. Kadar bilirubin yang tinggi pada bayi baru lahir biasanya ditandai dengan kulit menguning yang muncul pada wajah dan dahi terlebih dahulu, kemudian menyebar ke dada dan bagian tubuh lain. Selain itu, bayi juga mungkin akan mengalami lesu, menangis terus-menerus, atau bahkan kejang.
Bila tidak segera ditangani, kadar bilirubin yang tinggi pada bayi dapat menyebabkan kerusakan otak (kernikterus),Ā masalah saraf, hingga kematian. Oleh karena itu,Ā bayi kuningĀ memerlukan perawatan khusus untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darahnya. Salah satu perawatannya adalah denganĀ fototerapi.
Advertisement
Cara Menurunkan Kadar Bilirubin pada Orang Dewasa dan Bayi
1. Penanganan untuk bayi baru lahir
Bayi baru lahir kondisi fisiknya masih sangat lemah, karena itu butuh perlakuan khusus untuk mengatasiĀ hiperbilirubin pada bayi baru lahir. Berikut langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pada tahap awal, baik ibu maupun petugas kesehatan harus mengenali faktor resiko dan penyebab bayi mengalami penyakit kuning. Dengan begitu langkah yang diambil untuk mengatasinya dapat lebih fokus dan tepat sasaran.
b. Berikan ASI sesering mungkin agar bayi tidak mengalami dehidrasi, untuk kasus ini setidaknya berikan 12 kali dalam sehari.
c. Bawa bayi berjemur matahari di pagi hari, namun cara lain juga dapat dilakukan dengan terapi sinar (fototerapi) dengan mata bayi ditutup agar tidak terkena sinar.
d. Selalu berkonsultasi dengan dokter atas perkembangan yang dialami bayi, dan perhatikan kondisinya setelah pengobatan dilakukan, apakah penyakit kuning tersebut kambuh kembali atau tidak.
2. Penanganan untuk orang dewasa
Tindakan yang dilakukan pada orang dewasa cenderung lebih mudah dilakukan, dengan catatan tidak ada riwayat penyakit yang berat pada organ hati. Berikut langkah yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Konsultasikan pada dokter mengenai kondisi Anda, karena biasanya hiperbilirubin pada orang dewasa mengindikasikan penyakit serius yang harus segera diatasi.
b. Hindari konsumsi alkohol, dan beralihlah pada pola hidup yang sehat. Gaya hidup sehat bisa dimulai dari rutin mengkonsumsi sayur dan buah yang termasukĀ makanan penurun kadar bilirubin, juga melakukan olahraga secara teratur.
c. Jaga daya tahan tubuh dan usahakan agar Anda tidak terserang penyakit yang berbahaya pada organ hati. Jika harus mengkonsumsi obat, perhatikan dosis dan petunjuk peringatan sebelum meminumnya.