Liputan6.com, Jakarta Penyakit kuning, atau yang dikenal secara medis sebagai jaundice atau ikterus, merupakan kondisi yang ditandai dengan perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning. Warna kuning ini disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah, pigmen kuning hasil pemecahan sel darah merah.
Biasanya, hati memproses dan membuang bilirubin melalui feses dan urin. Namun, jika proses ini terganggu, bilirubin akan menumpuk, menyebabkan kulit dan mata menguning. Penyakit kuning sendiri bukanlah penyakit tunggal, melainkan gejala dari berbagai kondisi medis yang mendasarinya, dan tingkat keparahannya bervariasi tergantung usia dan penyebabnya, sehingga penting untuk mengetahui seberapa berbahaya penyakit kuning ini.
Baca Juga
Penyebab penyakit kuning beragam, mulai dari gangguan pada proses pemecahan sel darah merah (pre-hepatik), kerusakan atau gangguan fungsi hati (hepatik), hingga penyumbatan saluran empedu (post-hepatik). Pada bayi baru lahir, penyakit kuning seringkali fisiologis karena hati yang belum matang, namun bisa juga patologis akibat masalah medis lainnya. Pada anak-anak dan dewasa, infeksi virus (seperti hepatitis), penyakit hati (sirosis, kanker hati), batu empedu, dan kanker pankreas dapat menjadi penyebabnya. Memahami penyebabnya sangat krusial dalam menentukan tingkat bahaya dan penanganan yang tepat.
Advertisement
Meskipun seringkali dianggap ringan, penyakit kuning bisa berbahaya, terutama jika dibiarkan tanpa penanganan. Pada bayi, penumpukan bilirubin yang berlebihan dapat menyebabkan kernikterus, kondisi yang merusak otak dan berpotensi fatal. Pada orang dewasa, penyakit kuning bisa menjadi indikator penyakit hati serius seperti sirosis atau kanker hati yang memerlukan penanganan segera. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala-gejala penyakit kuning dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Untuk mengetahui seberapa berbahaya dan cara mengatasi penyakit kuning, simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (10/4/2025).
Apa Itu Penyakit Kuning?
Penyakit kuning, atau ikterus, adalah suatu kondisi yang ditandai dengan menguningnya kulit, bagian putih mata (sklera), dan selaput lendir. Kondisi ini terjadi karena penumpukan bilirubin dalam darah melebihi batas normal. Bilirubin merupakan pigmen kuning yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah tua yang sudah rusak. Hati yang sehat akan memproses dan mengeluarkan bilirubin melalui feses dan urin.
Proses terjadinya penyakit kuning, atau hiperbilirubinemia, diawali dengan peningkatan produksi bilirubin, penurunan kemampuan hati dalam memproses bilirubin, atau hambatan dalam pengeluaran bilirubin dari tubuh. Gangguan pada salah satu tahap ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dalam darah, yang kemudian menyebar ke jaringan tubuh dan menyebabkan warna kuning yang khas. Penting untuk membedakan penyakit kuning dengan kondisi lain yang juga menyebabkan warna kulit kuning, seperti karotenemia (karena konsumsi karoten berlebihan).
Penyakit kuning erat kaitannya dengan gangguan fungsi hati. Hati berperan penting dalam memproses dan membuang bilirubin. Jika hati mengalami kerusakan atau gangguan fungsi, seperti pada hepatitis, sirosis, atau kanker hati, kemampuannya dalam memproses bilirubin akan berkurang, sehingga menyebabkan penumpukan bilirubin dan munculnya penyakit kuning. Oleh karena itu, penyakit kuning seringkali menjadi indikator adanya masalah pada hati.
Perlu diingat bahwa menguningnya kulit tidak selalu berarti penyakit kuning. Kondisi lain, seperti karotenemia (karena konsumsi karoten berlebihan) juga dapat menyebabkan warna kulit kekuningan. Namun, pada karotenemia, warna kuning biasanya lebih terlihat pada telapak tangan dan kaki, dan bagian putih mata tetap putih. Untuk memastikan diagnosis, diperlukan pemeriksaan medis oleh dokter.
Advertisement
Penyebab Penyakit Kuning pada Berbagai Kelompok Usia
Penyebab penyakit kuning bervariasi tergantung kelompok usia. Pada bayi baru lahir, penyakit kuning fisiologis umum terjadi karena hati mereka belum cukup matang untuk memproses bilirubin dengan efisien. Namun, penyakit kuning patologis pada bayi bisa disebabkan oleh ketidakcocokan golongan darah Rh antara ibu dan bayi, infeksi, atau kelainan genetik.
Pada anak-anak, infeksi virus seperti hepatitis A dan B merupakan penyebab umum penyakit kuning. Kondisi genetik tertentu juga dapat menyebabkan penyakit kuning sejak usia dini. Gejala penyakit kuning pada anak-anak mirip dengan dewasa, namun perlu perhatian khusus karena dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.
Pada orang dewasa, penyakit kuning dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk penyakit hati seperti hepatitis (A, B, C), sirosis hati, dan kanker hati. Gangguan pada saluran empedu, seperti batu empedu, kanker pankreas, atau penyumbatan saluran empedu lainnya, juga dapat menyebabkan penyakit kuning. Selain itu, peningkatan pemecahan sel darah merah (anemia hemolitik) juga dapat menyebabkan penumpukan bilirubin.
Pemahaman tentang penyebab penyakit kuning pada berbagai kelompok usia penting untuk menentukan penanganan yang tepat. Penanganan penyakit kuning pada bayi berbeda dengan pada orang dewasa, karena kondisi dan risiko komplikasi yang berbeda. Diagnosis yang akurat dan tepat waktu sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Klasifikasi Penyakit Kuning Berdasarkan Mekanisme
Penyakit kuning diklasifikasikan berdasarkan lokasi gangguan dalam proses metabolisme bilirubin: pre-hepatik, hepatik, dan post-hepatik. Penyakit kuning pre-hepatik terjadi sebelum bilirubin mencapai hati, biasanya karena peningkatan produksi bilirubin akibat pemecahan sel darah merah yang berlebihan, seperti pada anemia hemolitik. Sindrom Gilbert juga termasuk dalam kategori ini.
Penyakit kuning hepatik terjadi di dalam hati, di mana hati mengalami kesulitan memproses bilirubin karena kerusakan atau gangguan fungsi. Penyebabnya bisa beragam, termasuk hepatitis virus (A, B, C), hepatitis alkoholik, sirosis hati, kanker hati, dan beberapa jenis obat-obatan. Kondisi genetik seperti sindrom Crigler-Najjar juga termasuk dalam kategori ini.
Penyakit kuning post-hepatik terjadi setelah hati memproses bilirubin, disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu yang mencegah bilirubin keluar dari tubuh. Penyebab tersumbatnya saluran empedu antara lain batu empedu, kanker pankreas atau saluran empedu, radang pankreas (pankreatitis), dan kelainan genetik yang mempengaruhi saluran empedu.
Klasifikasi ini penting untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat. Diagnosis yang tepat akan membantu dokter menentukan pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi penyakit kuning dan kondisi yang mendasarinya.
Advertisement
Gejala yang Menyertai Penyakit Kuning
Gejala penyakit kuning yang paling khas adalah menguningnya kulit dan bagian putih mata. Warna kuning ini bisa bervariasi, dari kuning pucat hingga kuning kehijauan. Selain itu, beberapa gejala lain dapat menyertai penyakit kuning, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya.
Perubahan pada sistem pencernaan juga sering terjadi, seperti nyeri perut (terutama di bagian kanan atas), mual, dan muntah. Warna urin dapat menjadi lebih gelap (seperti teh atau cola), sementara warna feses bisa menjadi pucat atau seperti tanah liat. Gatal-gatal pada kulit juga merupakan gejala umum, terutama pada penyakit kuning obstruktif.
Gejala lain yang perlu diwaspadai antara lain demam (jika disebabkan oleh infeksi), kelelahan, lemah badan, penurunan berat badan, dan penurunan nafsu makan. Pada kasus yang parah, penyakit kuning dapat menyebabkan kebingungan atau bahkan koma. Jika mengalami gejala-gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter.
Penting untuk memperhatikan semua gejala yang muncul, karena dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyebab penyakit kuning. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Apakah Penyakit Kuning Berbahaya?
Bahaya penyakit kuning bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya, serta usia penderitanya. Pada bayi baru lahir, penyakit kuning yang parah dapat menyebabkan kernikterus, kondisi yang dapat merusak otak dan menyebabkan kecacatan permanen bahkan kematian. Penanganan segera sangat penting pada bayi dengan penyakit kuning.
Pada orang dewasa, penyakit kuning bisa menjadi tanda penyakit hati yang serius, seperti sirosis atau kanker hati. Jika penyakit kuning disertai gejala lain seperti nyeri perut hebat, demam tinggi, atau perubahan kesadaran, segera cari pertolongan medis. Ini merupakan indikator penyakit kuning yang mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan darurat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan penyakit kuning antara lain usia, penyebab penyakit kuning, dan kecepatan peningkatan kadar bilirubin. Penyakit kuning yang berkembang cepat dan disertai gejala berat lebih berbahaya daripada penyakit kuning yang berkembang lambat dan tanpa gejala berat. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan tingkat bahaya dan penanganan yang tepat.
Kesimpulannya, penyakit kuning bukanlah kondisi yang ringan dan harus ditangani dengan serius. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Advertisement
Diagnosis Penyakit Kuning
Diagnosis penyakit kuning dimulai dengan pemeriksaan fisik untuk menilai warna kulit dan mata. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat penyakit, konsumsi obat-obatan, dan riwayat keluarga. Pemeriksaan fisik juga meliputi pemeriksaan perut untuk mendeteksi pembesaran hati atau limpa.
Tes darah sangat penting untuk mengukur kadar bilirubin, enzim hati (AST, ALT, ALP), dan fungsi hati lainnya. Jenis bilirubin (terkonjugasi atau tidak terkonjugasi) akan membantu menentukan lokasi gangguan metabolisme bilirubin. Tes darah juga dapat membantu mendiagnosis penyebab penyakit kuning, seperti infeksi virus atau gangguan darah.
Pemeriksaan pencitraan, seperti USG, CT scan, atau MRI, dapat digunakan untuk melihat kondisi hati, saluran empedu, dan pankreas. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi adanya batu empedu, penyumbatan saluran empedu, atau tumor. Biopsi hati mungkin diperlukan dalam beberapa kasus untuk memastikan diagnosis dan menentukan tingkat keparahan kerusakan hati.
Diagnosis yang tepat dan akurat sangat penting untuk menentukan pengobatan yang tepat. Kombinasi pemeriksaan fisik, tes darah, dan pemeriksaan pencitraan akan memberikan gambaran lengkap tentang kondisi pasien dan membantu dokter dalam menentukan rencana pengobatan yang tepat.
Pengobatan Penyakit Kuning
Pengobatan penyakit kuning bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pada bayi baru lahir dengan penyakit kuning fisiologis, fototerapi (terapi cahaya) seringkali cukup efektif untuk membantu memecah bilirubin. Pada kasus yang parah, transfusi darah mungkin diperlukan.
Jika penyakit kuning disebabkan oleh infeksi virus, seperti hepatitis, pengobatan antivirus dapat diberikan. Jika disebabkan oleh batu empedu, operasi pengangkatan batu empedu mungkin diperlukan. Pengobatan kanker hati atau pankreas memerlukan kemoterapi atau radioterapi.
Perawatan di rumah dapat membantu meringankan gejala, seperti istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan menghindari makanan berlemak. Beberapa obat-obatan dapat diberikan untuk mengatasi gejala seperti gatal-gatal atau nyeri perut. Intervensi bedah mungkin diperlukan dalam beberapa kasus, seperti pada penyumbatan saluran empedu yang parah.
Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dalam menjalani pengobatan. Pengobatan yang tepat dan konsisten akan membantu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi.
Advertisement
Komplikasi Penyakit Kuning yang Tidak Diobati
Jika penyakit kuning dibiarkan tanpa penanganan, dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Pada bayi, kernikterus dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, termasuk gangguan neurologis, gangguan pendengaran, dan bahkan kematian. Kerusakan hati jangka panjang juga dapat terjadi jika penyebab penyakit kuning tidak ditangani.
Pada orang dewasa, komplikasi penyakit kuning dapat berupa gagal hati, yang dapat mengancam jiwa. Penyakit hati kronis juga dapat berkembang, menyebabkan sirosis hati dan meningkatkan risiko kanker hati. Gangguan neurologis dan kerusakan otak juga dapat terjadi pada kasus yang parah.
Komplikasi lainnya termasuk peningkatan risiko infeksi, karena sistem imun tubuh melemah. Gatal-gatal yang parah dapat mengganggu kualitas hidup dan menyebabkan gangguan tidur. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala penyakit kuning.
Penanganan penyakit kuning yang tepat waktu dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah kerusakan organ permanen.
Pencegahan Penyakit Kuning
Pencegahan penyakit kuning berfokus pada pencegahan kondisi yang mendasarinya. Vaksinasi hepatitis A dan B sangat penting untuk mencegah infeksi virus hepatitis yang dapat menyebabkan penyakit kuning. Menjaga pola makan sehat dan seimbang membantu menjaga kesehatan hati.
Membatasi konsumsi alkohol sangat penting, karena alkohol dapat merusak hati dan meningkatkan risiko penyakit kuning. Hindari penggunaan obat-obatan yang berpotensi merusak hati tanpa pengawasan dokter. Periksa label obat dengan saksama dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika ragu.
Pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk mendeteksi penyakit hati sejak dini. Dengan deteksi dini, pengobatan dapat dimulai lebih awal, sehingga dapat mencegah komplikasi serius. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, terutama jika memiliki faktor risiko penyakit hati.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat mengurangi risiko terkena penyakit kuning dan menjaga kesehatan hati Anda.
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter?
Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala penyakit kuning, terutama perubahan warna kulit dan mata. Segera cari pertolongan medis jika penyakit kuning disertai gejala lain seperti nyeri perut hebat, demam tinggi, perubahan kesadaran, atau muntah darah.
Gejala yang menunjukkan komplikasi penyakit kuning, seperti gatal-gatal yang parah, penurunan berat badan yang signifikan, atau perubahan warna urin dan feses yang drastis, juga memerlukan penanganan medis segera. Jangan menunda untuk mencari pertolongan medis jika Anda khawatir tentang kesehatan Anda.
Pemeriksaan rutin untuk pemantauan penyakit kuning penting, terutama pada bayi dan orang dengan riwayat penyakit hati. Dokter akan memantau kadar bilirubin dan fungsi hati untuk memastikan pengobatan berjalan efektif dan mencegah komplikasi.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang penyakit kuning. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup.
Penyakit kuning, meskipun seringkali terlihat ringan, dapat menjadi gejala dari kondisi kesehatan yang serius. Penting untuk selalu waspada dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan. Pencegahan melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin juga sangat penting untuk menjaga kesehatan hati dan mencegah penyakit kuning.
