Liputan6.com, Jakarta Memahami hipotermia adalah kondisi ketika terjadi penurunan suhu tubuh karena terlalu lama terpapar oleh suhu yang sangat dingin. Pada saat mengalami hipotermia adalah biasanya penderita yang terpapar suhu dingin akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari biasanya. Suhu tubuh turun drastis di bawah 37 derajat celcius.
Baca Juga
Advertisement
Melansir dari keterangan tertulis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), pada Sabtu (1/1/2022) kehilangan panas karena hipotermia adalah akan berakibat pada habisnya energi yang tersimpan dalam tubuh. Ini yang akhirnya memicu risiko penurunan suhu tubuh secara maksimal dan menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan.
Hipotermia adalah masalah kesehatan yang membahayakan. Suhu tubuh yang terlalu rendah karena hipotermia adalah memengaruhi kinerja otak hingga membuat penderitanya sulit berpikir jernih dan melakukan gerakan. Pada kondisi yang parah, bisa membuat penderita tak menyadari dirinya tengah mengalami hipotermia.
Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu hipotermia yang perlu diketahui. Bagaimana gejala, cara mengatasi, dan komplikasi yang rentan dialami oleh penderita hipotermia? Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang hipotermia adalah suhu tubuh yang turun drastis di bawah 37 derajat celcius, Sabtu (1/1/2022).
Faktor Risiko dan Gejala Hipotermia
Siapa saja yang rentan mengalami masalah kesehatan hipotermia? CDC menjelaskan hipotermia adalah rentan terjadi pada lansia yang pada musim dingin tidak mendapat asupan makanan, pakaian hangat, dan pemanas memadai. Lalu bayi yang tidur dengan pendingin ruangan.
Kemudian orang yang berada di luar ruangan atau rumah dalam waktu lama pada musim dingin, misalnya tunawisma, pejalan kaki, pemburu, dan pendaki gunung. Terakhir, hipotermia adalah rentan terjadi pada orang yang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang.
Penderita hipotermia bisa mengalami beberapa gejala. Meski pada sebagian penderita hipotermia adalah tidak merasakan gejala, ini biasanya hanya terjadi pada penderita hipotermia yang parah. CDC menjelaskan gejala hipotermia meliputi:
Pada Orang Dewasa
1. Gemetaran
2. Kelelahan atau merasa sangat lelah
3. Kebingungan
4. Tangan meraba-raba
5. Hilang ingatan
6. Bicara cadel
7. Kantuk
Pada Bayi atau Anak-Anak
1. Kulitnya berubah menjadi merah cerah
2. Bagian kulitnya sangat dingin saat disentuh
3. Mengalami lelah atau energinya sangat rendah
Advertisement
Cara Mengatasi Hipotermia
Bagaimana cara mengatasi hipotermia apabila pertolongan medis belum bisa didapat oleh penderita? Ini penjelasan CDC:
1. Bawalah penderita hipotermia ke ruangan atau tempat berteduh yang hangat.
2. Lepaskan semua pakaian basah yang dikenakan penderita hipotermia.
3. Pastikan untuk menghangatkan bagian tengah tubuh penderita hipotermia. Meliputi bagian dada, leher, kepala, dan selangkangan menggunakan selimut yang hangat.
4. Memberikan minuman hangat untuk membantu meningkatkan suhu tubuh, tetapi jangan memberikan minuman beralkohol. Perhatikan untuk tidak mencoba memberikan minuman kepada penderita hipotermia yang tidak sadarkan diri.
5. Pada saat suhu tubuh penderita hipotermia adalah mulai meningkat, jaga agar penderita tetap kering dan bungkus tubuhnya, termasuk kepala dan lehernya, dengan selimut hangat.
6. Usai memberikan pertolongan tersebut, pastikan membawa penderita hipotermia kepada ahli. Misalnya membawa ke rumah sakit, puskesmas, dan tenaga medis yang tersedia.
7. Mulai lakukan CPR atau bantuan pernapasan apabila penderita hipotermia tampak pingsan atau tak sadarkan diri. Pada saat yang bersamaan, pastikan penderita hipotermia tetap hangat.
Komplikasi Hipotermia
Memberikan pertolongan pertama dan mengupayakan penderita hipotermia mendapat penanganan medis sangat penting, agar komplikasi berbahaya tidak terjadi. Ini penjelasan komplikasi hipotermia yang Liputan6.com ulas dari berbagai sumber:
1. Frostbite
Frostbite merupakan salah satu komplikasi akibat hipotermia yang bisa terjadi. Komplikasi yang menyebabkan cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya karena pembekuan.
Parahnya, jaringan tubuh yang membeku bisa sampai rusak. Frostbite kerap disebut sebagai radang dingin yang menyerang tangan, kaki, hidung, dan telinga.
Gejalanya:
- Kulit menjadi pucat dan mulai memutih atau berwarna cerah.
- Permukaan kulit Anda mungkin tampak berbintik-bintik, biru, atau ungu.
- Sensasi menyengat, terbakar, dan pembengkakan.
- Bisa sampai muncul lecet dan jaringan mati yang berwarna hitam, biru atau abu-abu gelap.
- Jika sudah sampai jaringan kulit paling bawah, penderita akan mati rasa.
- Sendi atau tubuh tidak aktif lagi.
- Muncul lepuhan besar setelah 24-48 jam dan berubah menjadi hitam dan keras seperti jaringan mati.
2. Chilblains
Chilblains disebut sebagai komplikasi akibat hipotermia yang bisa terjadi. Kondisi ketika terjadi sebuah peradangan pada pembuluh darah kecil dan saraf kulit manusia. Chilblains akan terasa sangat menyakitkan. Anggota tubuh yang bisa terpengaruh adalah pada kulit bagian tangan dan kaki.
Gejalanya:
- Sensasi terbakar
- Lecet
- Rasa gatal
- Pembuluh darah kecil di dekat permukaan kulit mengencang
- Darah bocor ke jaringan di sekitar dan mengakibatkan pembengkakan
- Iritasi pada saraf dan terasa sangat sakit
3. Trench Foot
Trench foot merupakan kondisi ketika terjadi kerusakan pada pembuluh darah dan saraf pada kaki. Selain karena cuaca dingin pengunungan, kondisi ini bisa diakibat karena terlalu lama berendam dalam air. Trench foot termasuk salah satu komplikasi akibat hipotermia yang harus diwaspadai.
Gejalanya:
- Lecet
- Kulit berbintik
- Kemerahan
- Muncul jaringan kulit yang mati yang mengelupas
- Kaki kedinginan
- Kaki terasa berat
- Kaki mati rasa
- Kaki tasa sakit saat terkena panas
- Kaki gatal terus-menerus
- Kaki terasa seperti tertusuk duri dan terasa geli
4. Gangrene
Gangrene termasuk salah satu komplikasi akibat hipotermia. Komplikasi ini bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh.
Kematian jaringan tubuh disebabkan karena kurangnya aliran darah atau infeksi bakteri.
Ekstremitas bisa sebabkan jari kaki, jari tangan, otot, organ dalam, dan anggota badan. Kondisi ini bisa menjadi semakin parah akibat diabetes dan aterosklerosis.
Gejalanya:
- Kulit pucat hingga biru, ungu, hitam, atau merah
- Pembengkakan dan melepuh berisi cairan di kulit
- Kulit rusak
- Kulit mati rasa
- Berbau busuk
- Kulit menjadi tipis, berkilau, dan kehilangan rambut
- Kulit kedinginan atau dingin saat disentuh
- Jaringan bengkak dan sangat nyeri
- Demam ringan dan meriang
- Tekanan darah rendah
- Detak jantung cepat
- Sakit kepala ringan
- Sesak napas
- Kebingungan atau linglung
Advertisement