Ciri-Ciri dan Gejala Hipotermia, Jangan Disepelekan

Hipotermia adalah kondisi serius yang terjadi saat suhu tubuh turun di bawah normal, kenali ciri-ciri dan gejalanya di sini.

oleh Andre Kurniawan Kristi Diperbarui 03 Mar 2025, 12:16 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 12:16 WIB
Menganggap Hipotermia sebagai Hal Mistis
Ilustrasi hipotermia/credit: pexels.com/david... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Hipotermia adalah kondisi medis yang terjadi ketika suhu tubuh seseorang turun di bawah normal. Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama saat terpapar suhu dingin dalam waktu lama. Penting untuk mengenali gejala dan ciri-ciri hipotermia agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas ciri-ciri dan gejala hipotermia berdasarkan tingkat keparahannya, serta bagaimana cara mengatasinya.

Gejala hipotermia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan, yang umumnya dibagi menjadi tiga kategori: ringan, sedang, dan berat. Masing-masing kategori memiliki tanda-tanda yang berbeda. Mari kita simak lebih lanjut tentang ciri-ciri hipotermia ini.

Mengetahui gejala hipotermia sangat penting, terutama bagi mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan pada cuaca dingin. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala ini, segera cari bantuan medis untuk mencegah komplikasi serius.

Tentang Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas, menyebabkan suhu tubuh turun drastis di bawah 35°C7. Suhu tubuh normal manusia berkisar antara 36,5–37,5°C. Kondisi ini berbahaya karena dapat mengganggu fungsi organ-organ vital seperti jantung, otak, dan sistem pernapasan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, bahkan kematian.

Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang. Beberapa faktor yang memicu terjadinya kondisi ini meliputi paparan suhu ekstrem, tidak mengenakan pakaian yang memadai saat cuaca dingin, memakai pakaian basah dalam waktu lama, atau berada di dalam air dalam waktu yang lama. Selain itu, risiko hipotermia dapat meningkat jika mengalami kelelahan atau dehidrasi. Bayi, lansia, dan orang dengan kondisi medis tertentu seperti diabetes atau hipotiroidisme lebih rentan terhadap hipotermia.

Gejala dan Ciri-ciri Hipotermia

Gejala hipotermia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan, mulai dari ringan hingga berat. Berikut ciri-ciri dan gejala hipotermia berdasarkan tahapannya:

Hipotermia Ringan (suhu tubuh 32–35°C):

  • Menggigil.
  • Kulit terasa dingin saat disentuh.
  • Kulit pucat.
  • Mati rasa.
  • Pernapasan cepat.
  • Mengantuk.
  • Takikardia (detak jantung cepat).
  • Respons menurun.
  • Penyempitan pembuluh darah.
  • Gerak refleks menurun.
  • Kelelahan.
  • Tekanan darah meningkat.
  • Kurang koordinasi.

Hipotermia Sedang (suhu tubuh 28–32°C):

  • Kesadaran berkurang.
  • Tidak lagi menggigil.
  • Tekanan darah menurun.
  • Pernapasan melambat.
  • Detak jantung melambat (bradikardia).
  • Inkontinensia urine (ketidakmampuan menahan kencing).
  • Pupil melebar.
  • Kehilangan refleks.
  • Kulit tampak kebiruan (sianosis).
  • Kesulitan bicara.

Hipotermia Berat (suhu tubuh di bawah 28°C):

  • Respon dan kesadaran hilang.
  • Otot tegang.
  • Ketidakmampuan mata dalam merespon cahaya.
  • Detak jantung melambat dan tidak teratur.
  • Sulit bernapas.
  • Edema paru.
  • Henti jantung.
  • Kaku otot.
  • Tidak memberi respons3.
  • Bradikardia makin parah.
  • Pernapasan dan denyut nadi sangat lemah.
  • Pingsan.
  • Terdapat cairan di paru-paru.
  • Koma.
  • Kematian.

Bagaimana Cara Mencegah Hipotermia?

  • Jaga tubuh tetap kering: Usahakan untuk selalu menjaga tubuh agar tetap kering.
  • Pakaian sesuai: Kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan aktivitas, terutama saat mendaki gunung atau berkemah di tempat dingin. Gunakan pakaian berlapis-lapis untuk menjaga kehangatan.
  • Gunakan aksesoris tambahan: Saat beraktivitas di luar ruangan saat cuaca sangat dingin, gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot. Topi penting karena banyak panas hilang melalui kepala.
  • Hindari aktivitas fisik berat: Hindari melakukan aktivitas fisik yang berat saat suhu sangat rendah, karena keringat dapat membasahi pakaian dan menurunkan suhu tubuh.
  • Hindari alkohol dan kafein: Jauhi minuman beralkohol atau berkafein.
  • Konsumsi makanan dan minuman hangat: Minumlah dan makanlah makanan yang hangat. Makanan dan minuman hangat dapat membantu meningkatkan suhu tubuh. Konsumsi banyak camilan selama mendaki gunung untuk mengganti energi yang hilang. Bawalah makanan manis yang dapat cepat dibakar kalori.
  • Tetap terhidrasi: Dehidrasi dapat menyebabkan hipotermia, jadi penting untuk tetap terhidrasi dengan minum banyak air.
  • Istirahat yang cukup: Tubuh yang lelah lebih rentan terhadap dingin. Jika kamu mulai merasa kedinginan, istirahatlah untuk melakukan pemanasan.
  • Jaga suhu ruangan: Pastikan suhu ruangan selalu hangat, terutama untuk bayi dan anak-anak. Atur suhu pendingin udara (AC) dengan tepat jika anak tidur di ruangan ber-AC.
  • Beritahu orang lain: Beri tahu orang lain tentang rencana perjalanan Anda jika Anda berencana melakukan aktivitas di luar ruangan dalam cuaca dingin.
  • Waspadai tanda-tanda hipotermia: Waspadai tanda-tanda hipotermia, yang bisa berupa menggigil, bicara cadel, dan kebingungan.

Cara Menangani Hipotermia

- Pindahkan ke tempat hangat

Segera pindah ke tempat yang lebih hangat dan kering. Lindungi tubuh dari terpaan angin, khususnya bagian kepala dan leher.

- Lepaskan pakaian basah

Apabila pakaian yang dikenakan basah, ganti dengan pakaian kering dan hangat, seperti jaket atau selimut.

- Hangatkan tubuh

Lakukan prosedur insulasi dengan menyelimuti mereka agar panas tubuh tidak hilang dan tidak terpapar udara dingin di sekitar. Gunakan alat penghangat lainnya, seperti lampu atau hot pack. Proses menghangatkan ini sebaiknya dilakukan perlahan-lahan untuk menghindari kondisi pembuluh darah yang menyempit langsung melebar. Hindari melakukan metode merendam dengan air hangat, karena cara ini berisiko menyebabkan darah mengalir menjauhi jantung dan otak, kemudian terjadi penurunan tekanan darah yang membahayakan.

- Berikan minuman hangat

Berikan minuman hangat yang tidak mengandung kafein atau alkohol.

- CPR

Mulai melakukan CPR (resusitasi jantung) apabila terdapat seseorang dengan tanda-tanda kehilangan kesadaran dan napas.

- Cari bantuan medis

Pastikan diri sendiri maupun orang lain mendapatkan penanganan medis di rumah sakit terdekat sesegera mungkin. Segera hubungi layanan darurat jika kondisi korban memburuk.

- Hindari pijatan

Jangan memberikan pijatan karena dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur.

- Hindari alkohol

Hindari pula memberikan alkohol karena dapat mengganggu proses tubuh menyimpan panas.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Hipotermia

Apa yang harus dilakukan jika seseorang mengalami hipotermia?

Segera cari bantuan medis dan coba hangatkan tubuh dengan selimut atau pakaian hangat.

Apakah hipotermia bisa terjadi di dalam ruangan?

Ya, hipotermia bisa terjadi di dalam ruangan jika suhu ruangan sangat dingin atau jika seseorang terpapar air dingin dalam waktu lama.

Siapa yang berisiko tinggi mengalami hipotermia?

Anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu lebih berisiko mengalami hipotermia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya