10 Tanda-Tanda akan Haid yang Perlu Diketahui, dari Kram hingga Mood Swing

Tanda-tanda mau haid mungkin lebih dikenal dengan nama PMS atau sindrom pra-menstruasi.

oleh Husnul AbdiSilvia Estefina Subitmele diperbarui 24 Apr 2024, 12:50 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 12:50 WIB
PMS
Tanda-Tanda akan Haid. Credit: pexels.com/Poliane

Liputan6.com, Jakarta Haid adalah proses fisiologis alami pada wanita, di mana lapisan dalam dinding rahim dilepaskan secara berkala. Proses ini terjadi sebagai bagian dari siklus menstruasi bulanan yang dimulai pada masa pubertas dan berlangsung hingga menopause.

Tanda-tanda mau haid bisa dilihat melalui gejala fisik ataupun mental yang dialami wanita. Haid atau menstruasi adalah kondisi alami yang pasti terjadi pada semua wanita, sejak saat menginjak masa pubertas. Normalnya, haid atau menstruasi berlangsung selama 5 hingga 7 hari dengan siklus umumnya adalah 28 hingga 35 hari.

Namun, terkadang tidak rutin sekali dalam sebulan, bisa saja sekali dalam dua bulan atau tiga bulan. Menstruasi pertama biasanya muncul pada perempuan di usia 8 sampai 15 tahun. 

Tanda-tanda mau haid mungkin lebih dikenal dengan nama PMS atau sindrom pra-menstruasi.  Tanda-tanda yang dialami oleh setiap wanita saat PMS bisa berbeda-beda. Gejala-gejala ini bisa menimbulkan kondisi ringan hingga cukup parah. Namun, biasanya gejala tersebut akan menghilang dalam beberapa hari menstruasi.

Berikut Liputan.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (17/6/2021) tentang tanda-tanda akan haid.

Tanda-Tanda akan Haid

Tanda-Tanda akan Haid
Tanda-Tanda akan Haid | ia: steadyhealth.com

1. Perut Kram dan Kembung

Kram menstruasi sering kali dirasakan sebelum menstruasi dimulai. Kram perut adalah salah satu tanda-tanda akan haid yang sering terjadi. Kram perut dapat dimulai pada hari-hari menjelang menstruasi dan berlangsung selama beberapa hari atau lebih lama setelah menstruasi dimulai. Kram dapat berkisar ringan hingga hebat yang bisa mengganggu aktivitas. Kram menstruasi dirasakan di perut bagian bawah. Perasaan pegal dan kram juga bisa menjalar ke punggung dan paha bagian atas.

Tanda-tanda akan haid juga bisa ditunjukkan melalui perut kembung. Perubahan kadar estrogen dan progesteron dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air dan garam dari biasanya. Sering kali kembung terburuk terjadi pada hari pertama siklus menstruasi. Menstruasi juga bisa menyebabkan diare atau sembelit.

2. Payudara Tegang dan Nyeri

Tanda-tanda akan haid bisa dilihat dari kondisi payudara. Payudara menjadi terasa lembut dan terkadang berat sebelum menstruasi. Selama paruh pertama siklus menstruasi, kadar estrogen mulai meningkat. Ini merangsang pertumbuhan saluran ASI di payudara. Kadar progesteron mulai meningkat di tengah siklus di sekitar ovulasi. Ini membuat kelenjar susu di payudara membesar dan membengkak. Perubahan-perubahan ini menyebabkan payudara terasa sakit, bengkak, tepat sebelum atau selama menstruasi.

Nyeri dan berat di kedua payudara adalah gejala utama nyeri dan bengkak pramenstruasi. Rasa sakit yang tumpul pada payudara juga bisa menjadi masalah bagi sebagian wanita. Jaringan payudara bisa terasa padat atau kasar saat disentuh. Ciri-ciri orang menstruasi ini cenderung muncul seminggu sebelum menstruasi dan menghilang segera ketika perdarahan menstruasi dimulai.

3. Sakit Kepala

Sebelum menstruasi, sebagian wanita merasakan rasa sakit di kepala dan rasa malas yang muncul begitu saja. Hal tersebut tentu terjadi secara alami. Sakit kepala berkaitan dengan perubahan kadar estrogen tubuh yang mengganggu hormon di otak. Kadar hormon yang berfluktuasi dapat menyebabkan sakit kepala dan migrain.

Serotonin adalah neurotransmitter yang sering memicu migrain dan sakit kepala. Estrogen dapat meningkatkan kadar serotonin dan jumlah reseptor serotonin di otak pada titik-titik tertentu selama siklus menstruasi. Interaksi antara estrogen dan serotonin dapat menyebabkan migrain terjadi pada mereka yang rentan terhadapnya.

Migrain mungkin terjadi sebelum, selama, atau segera setelah menstruasi. Migrain 1,7 kali lebih mungkin terjadi satu atau dua hari sebelum menstruasi dan 2,5 kali lebih mungkin terjadi selama tiga hari pertama menstruasi.

4. Perubahan Suasana Hati (Mood Swing)

PMS
Tanda-Tanda akan Haid (sumber: freepik)

 

Perubahan suasana hati sering dialami oleh wanita menjelang menstruasi. Seorang wanita tiba-tiba akan merasa sangat sedih atau senang tanpa alasan yang jelas. Bahkan tak jarang, perasaan sensitif itu membuat wanita merasa mudah marah dan naik pitam.

Gejala emosional PMS bisa lebih parah daripada yang fisik bagi sebagian orang. Tanda-tanda akan haid ini bisa disebabkan oleh kadar estrogen dan progesteron yang berfluktuasi. Estrogen dapat memengaruhi produksi serotonin dan endorfin di otak. Ketika kadar progesteron rendah, efek ini dapat berkurang. Masa-masa menangis tanpa alasan dan hipersensitivitas emosional dapat terjadi pada saat-saat ini.

5. Nafsu Makan Meningkat

Rasa lapar dan ingin makan yang lebih susah dikontrol merupakan tanda-tanda akan haid selanjutnya. Ngidam tidak hanya terjadi saat kehamilan saja, tetapi juga saat menjelang menstruasi. Tanpa alasan jelas, wanita akan merasa sangat ingin makan sesuatu serta mengalami lonjakan nafsu makan yang tidak biasa. Ketika darah haid keluar, nafsu makan perlahan normal kembali.

6. Merasa Haus

Menjelang periode menstruasi, banyak wanita mengalami apa yang disebut retensi air, di mana tubuh cenderung menahan lebih banyak cairan dari biasanya. Salah satu gejala umum dari retensi air ini adalah rasa haus yang meningkat. Dalam situasi ini, penting bagi wanita untuk meningkatkan asupan cairan mereka untuk mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

Meningkatkan konsumsi air adalah langkah yang sangat penting, karena air memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan memastikan berbagai fungsi fisiologis berjalan dengan baik. Dengan meminum air yang cukup, tubuh dapat membantu mengatasi retensi air yang terjadi menjelang menstruasi.

 

7. Kelelahan

mood swing
Tanda-Tanda akan Haid/copyright: unsplash/seth doyle

Tanda-tanda akan haid selanjutnya adalah kelelahan, yang kadang disertai dengan susah tidur.Kelelahan sebelum menstruasi dianggap terkait dengan kurangnya serotonin, zat kimia otak yang dapat mempengaruhi suasana hati. Sebelum menstruasi dimulai setiap bulan, kadar serotonin dapat berfluktuasi secara signifikan. Ini dapat menyebabkan penurunan besar pada tingkat energi.

Kelelahan juga dapat disebabkan oleh masalah tidur terkait dengan gejala pramenstruasi fisik. Gejala PMS seperti kembung, kram, dan sakit kepala bisa membuat wanita terjaga di malam hari. Selain itu, suhu tubuh cenderung meningkat sebelum menstruasi, yang juga dapat membuatnya lebih sulit untuk tidur.

8. Miss V Kering

Keluarnya cairan putih sebelum menstruasi itu sangat normal. Namun, beberapa wanita tidak mengalami hal itu, terdapat tanda-tanda akan haid yang kerap dialami wanita yaitu berupa kekeringan Miss V.

9. Tumbuh Jerawat

Salah satu tanda-tanda akan haid adalah peningkatan tumbuhnya jerawat yang cukup signifikan atau disebut juga dengan breakout. Jerawat yang berhubungan dengan menstruasi sering meletus pada dagu dan rahang tetapi dapat muncul di bagian wajah, punggung, atau area tubuh lainnya. Jerawat ini terjadi karena perubahan hormon alami yang terkait dengan siklus reproduksi wanita.

Saat tidak dibuahi, kadar estrogen dan progesteron akan menurun. Sementara androgen, seperti testosteron akan sedikit meningkat. Androgen, seperti testosteron, sedikit meningkat. Androgen dalam sistem merangsang produksi sebum, minyak yang diproduksi oleh kelenjar sebaceous kulit. Terlalu banyak sebum menyebabkan tumbuhnya jerawat. Jerawat akan hilang menjelang akhir menstruasi ketika kadar estrogen dan progesteron mulai naik.

10. Sekresi Miss V

Hanya sedikit wanita yang mengalami Miss V kering. Tapi banyak wanita yang mengeluarkan cairan seperti susu putih sehari atau dua hari sebelum menstruasi. Ini merupakan tanda-tanda akan haid yag perlu diketahui.

Tanda-tanda Haid Tidak Normal

Ekspresi Lelah
Tanda-Tanda akan Haid. Credit: pexels.com/Cleo

Telat Menstruasi

Keteraturan menstruasi merupakan hal yang berbeda-beda bagi setiap wanita. Meskipun demikian, menstruasi biasanya terjadi sekitar setiap 28 hari. Namun, jika tiba-tiba menstruasi terlambat atau tidak datang sama sekali, ini bisa menjadi pertanda tidak normal. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kehamilan, yang dapat dikonfirmasi melalui tes kehamilan. Namun, jika kehamilan bukan penyebabnya, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan keterlambatan menstruasi, seperti aktivitas olahraga yang berlebihan, perubahan berat badan, penggunaan pil KB secara terus menerus, sindrom ovarium polikistik (PCOS), stres berat, atau perimenopause.

Perdarahan Berat

Volume darah yang keluar selama menstruasi dapat bervariasi antara wanita yang satu dengan yang lainnya. Namun, jika memerlukan satu atau lebih banyak pembalut dalam waktu singkat, ini dapat menandakan kondisi yang disebut menorrhagia. Menorrhagia dapat menyebabkan keadaan anemia, yang ditandai dengan gejala seperti kelelahan atau sesak napas. Jika mengalami hal ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Menstruasi Terlalu Singkat atau Terlalu Lama

Normalnya, menstruasi berlangsung antara dua hingga tujuh hari. Namun, penggunaan kontrasepsi hormonal atau perjalanan menuju menopause dapat mempengaruhi durasi menstruasi. Jika tiba-tiba menstruasi menjadi sangat singkat, ini dapat menjadi tanda dari beberapa kondisi, seperti ketidakseimbangan hormon, fibroid, atau polip.

Kram yang Intens

Kram perut yang intens adalah salah satu tanda menstruasi yang tidak normal. Kram ini disebabkan oleh kontraksi uterus yang mendorong lapisan rahim keluar. Meskipun beberapa wanita mengalami kram ringan dan tidak mengganggu, ada beberapa yang mengalami dismenore di mana kondisi kram yang lebih parah. Berbagai kondisi medis, seperti fibroid, penggunaan IUD, endometriosis, adenomyosis, penyakit radang panggul (PID), atau penyakit menular seksual (PMS), juga dapat menjadi penyebab kram yang menyakitkan.

Perdarahan di Antara Menstruasi

Perdarahan di antara menstruasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan dalam penggunaan kontrasepsi, infeksi menular seksual, atau kondisi medis yang lebih serius seperti fibroid atau kanker. Jika mengalami perdarahan di antara menstruasi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya