Mengenal Arti Perencanaan Berbasis Data, Serta Manfaatnya dalam Bidang Pendidikan

Arti perencanaan berbasis data merupakan salah satu pendekatan dalam pengambilan keputusan.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 02 Jun 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2023, 17:00 WIB
Ilustrasi buku, pendidikan
Ilustrasi buku, pendidikan. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Arti perencanaan berbasis data adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan, dan perencanaan yang menggunakan data relevan dan terukur sebagai dasar untuk mengidentifikasi masalah, mengembangkan strategi, dan mengukur pencapaian tujuan. Dalam konteks ini, data merujuk pada informasi terkumpul yang berkaitan dengan situasi atau masalah yang ingin diselesaikan.

Arti perencanaan berbasis data melibatkan proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang berkaitan dengan isu atau tantangan yang sedang dihadapi. Data yang dikumpulkan dapat mencakup informasi numerik, fakta, hasil penelitian, atau informasi kualitatif yang terkait dengan tujuan perencanaan.

Pada dasarnya, arti perencanaan berbasis data berfokus pada penggunaan bukti-bukti yang objektif dan terukur dalam pengambilan keputusan, daripada mengandalkan intuisi atau asumsi semata. Pendekatan ini memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

Dalam banyak bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, bisnis, dan pemerintahan, perencanaan berbasis data telah menjadi pendekatan yang populer dan efektif. Berikut ini arti perencanaan berbasis data dalam konteks rapor yang Liputan6.com rangkum dari berbagi sumber, Jumat (2/6/2023). 

Tujuan

Ilustrasi pendidikan produksi film di Jogja Film Academy atau JFA. (Foto: Dok. Tim JFA)
Ilustrasi pendidikan produksi film di Jogja Film Academy atau JFA. (Foto: Dok. Tim JFA)

Perencanaan Berbasis Data (PBD) adalah bentuk pemanfaatan dat,  pada platform Rapor Pendidikan sebagai bentuk intervensi satuan maupun dinas pendidikan, hingga pemerintah daerah terhadap mutu dan capaian pendidikannya. Melansir dari laman pusatinformasi.raporpendidikan.kemdikbud, perencanaan berbasis data memiliki tujuan sebagai berikut: 

  1. Perencanaan Berbasis Data (PBD) bertujuan untuk memberikan perbaikan pembelanjaan anggaran, serta pembenahan sistem pengelolaan satuan pendidikan yang efektif, akuntabel dan konkret. 
  2. Selain itu, Perencanaan Berbasis Data (PBD) juga disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan atau dinas, berdasarkan identifikasi masalah yang berasal dari data pada platform Rapor Pendidikan, yang kemudian mendorong satuan pendidikan dan dinas pendidikan, untuk melakukan pembenahan melalui penyusunan kegiatan peningkatan capaian berdasarkan hasil identifikasi dan refleksi terhadap capaian di Rapor Pendidikan dan kondisi lapangan. 
  3. Terdapat 3 langkah sederhana dalam proses Perencanaan Berbasis Data (PBD), yaitu Identifikasi, Refleksi, dan Benahi (IRB)

Manfaat dan Contoh

Ilustrasi pendidikan, ilustrasi beasiswa. Kredit: Freepik.com
Ilustrasi pendidikan, ilustrasi beasiswa. Kredit: Freepik.com

1. Pengambilan Keputusan yang Informatif

Perencanaan berbasis data memungkinkan pendidik, untuk mengambil keputusan yang lebih informatif dan berdasarkan bukti yang jelas. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data pencapaian siswa, pendidik dapat memahami secara mendalam sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Data dapat memberikan wawasan tentang kekuatan siswa dalam suatu subjek atau keterampilan tertentu, serta area di mana mereka mungkin mengalami kesulitan. Informasi ini memungkinkan pendidik untuk merancang strategi pembelajaran yang lebih terfokus dan efektif.

Contoh: Misalnya, jika data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menghadapi kesulitan dalam pemahaman konsep matematika tertentu, pendidik dapat menyusun rencana pembelajaran yang lebih khusus, seperti mengadakan tutor tambahan, memanfaatkan alat pembelajaran interaktif, atau memberikan tugas tambahan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam area tersebut.

2. Identifikasi Kebutuhan Individual

Salah satu manfaat utama perencanaan berbasis data dalam rapor, adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan individual siswa. Dengan melihat data pencapaian siswa, pendidik dapat melihat perbedaan dalam tingkat kemampuan dan pemahaman antara siswa satu dengan yang lain. Informasi ini membantu pendidik, untuk merancang pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, sehingga memungkinkan mereka untuk berkembang secara optimal.

Contoh: Jika data menunjukkan bahwa seorang siswa tertentu memiliki keterampilan menulis yang lemah, pendidik dapat menyusun program remedial yang difokuskan, pada peningkatan keterampilan menulis mereka. Dengan memberikan perhatian lebih kepada siswa tersebut, pendidik dapat membantu mereka mengatasi kesulitan yang spesifik dan memajukan kemampuan menulis mereka.

3. Peningkatan Efektivitas Pengajaran

Perencanaan berbasis data dalam rapor juga dapat meningkatkan efektivitas pengajaran. Dengan melihat data hasil belajar siswa, pendidik dapat mengevaluasi metode pengajaran yang digunakan dan mengidentifikasi strategi yang paling efektif. Data dapat memberikan wawasan tentang gaya belajar siswa, preferensi pengajaran yang efektif, atau area yang memerlukan penyesuaian dalam pendekatan pembelajaran.

Contoh: Jika data menunjukkan bahwa siswa merespon lebih baik terhadap metode pengajaran yang interaktif dan kolaboratif, pendidik dapat menggunakan pendekatan tersebut dalam merancang pembelajaran yang lebih menarik dan terlibat. Dengan memanfaatkan data untuk meningkatkan pengajaran, pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif dan memfasilitasi pemahaman siswa yang lebih baik.

4. Kolaborasi yang Diperkuat

Ilustrasi siswa, sekolah, belajar, pendidikan
Ilustrasi siswa, sekolah, belajar, pendidikan. (Photo Copyright by Freepik)

Perencanaan berbasis data juga membentengi kerjasama yang lebih kuat antara guru, siswa, dan orang tua. Data dalam laporan dapat menjadi dasar untuk memulai diskusi dan dialog terfokus tentang pencapaian siswa, kemajuan, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan mereka. Dengan berbagi dan menganalisis data bersama, guru, siswa, dan orang tua dapat bekerja secara kolaboratif untuk mengembangkan strategi dan rencana tindakan yang memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu.

Contoh: Dalam konferensi orang tua-guru, guru dapat menyajikan data dari laporan yang menyoroti kekuatan dan area siswa untuk perbaikan. Orang tua kemudian dapat memberikan tambahan wawasan atau pengamatan tentang perilaku belajar siswa di rumah. Bersama-sama, mereka dapat mendiskusikan strategi untuk mendukung kemajuan siswa dan menetapkan tujuan untuk periode mendatang. Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa semua pemangku kepentingan terlibat secara aktif dalam perencanaan dan pemantauan pendidikan siswa.

5. Pemantauan dan Evaluasi Sistematis

Manfaat signifikan lainnya dari perencanaan berbasis data dalam laporan, adalah kemampuan untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan siswa secara sistematis. Dengan melacak data secara konsisten dari waktu ke waktu, pengajar dapat mengidentifikasi tren, melacak perkembangan siswa secara individu, dan membuat penyesuaian yang diperlukan pada rencana pembelajaran. Pemantauan rutin memastikan bahwa intervensi dan strategi efektif, dan memungkinkan modifikasi tepat waktu jika diperlukan. Ini juga menyediakan sarana untuk mengukur dampak intervensi, dan menilai efektivitas proses perencanaan secara keseluruhan.

Contoh: Seorang guru dapat menerapkan intervensi khusus untuk mendukung siswa yang kesulitan berdasarkan analisis data. Melalui pemantauan terus menerus, guru dapat melacak kemajuan siswa, mengumpulkan data tambahan, dan mengevaluasi keefektifan intervensi. Jika data menunjukkan bahwa siswa tidak membuat kemajuan yang cukup, guru dapat membuat keputusan tentang menyesuaikan intervensi atau mengeksplorasi strategi alternatif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya