Liputan6.com, Jakarta Penyebab malaria yang menyerang manusia umumnya berasal dari parasit plasmodium. Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil.
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah gigitan nyamuk tersebut, parasit masuk ke dalam tubuh dan menempati organ hati, di mana parasit dapat tumbuh dan berkembang biak.
Saat parasit tersebut tumbuh dan menjadi dewasa, parasit pergi dari organ hati dan merusak sel darah merah. Kerusakan pada sel darah merah inilah yang menimbulkan gejala anemia pada penderita. Di samping melalui gigitan nyamuk, penyebaran parasit malaria juga dapat terjadi karena terpapar darah penderita malaria.
Advertisement
Untuk lebih rinci mengenai penyakit malaria, berikut ini penjelasannya beserta penyebab malaria dan gejalanya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (27/9/2021).
Gejala Malaria
Gejala malaria menjangkiti tubuh, di antaranya:
1. Demam
2. Badan panas dingin
3. Tidak enak badan
4. Sakit kepala
5. Mual
6. Muntah
7. Diare
8. Sakit perut
9. Nyeri otot atau sendi
10. Kelelahan
11. Napas pendek-pendek dan cepat
12. Detak jantung cepat
13. Batuk
Beragam gejala malaria di atas sekilas mirip flu atau penyakit infeksi lainnya. Gejala tersebut biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah penderita digigit nyamuk yang terinfeksi. Awalnya penderita bisa merasakan badannya menggigil kedinginan, lalu suhu tubuhnya meningkat, diikuti keluarnya keringat, kemudian suhu tubuh berangsur normal. Namun, ada juga beberapa jenis parasit penyebab malaria yang tertidur di dalam tubuh (dorman) selama setahun. Gejala penyakit ini baru muncul saat kondisi tubuh tidak fit.
Advertisement
Penyebab Malaria
Ada beberapa penyebab malaria yang perlu Anda waspadai, diantaranya:
1. Plasmodium falciparum
Parasit ini jamak ditemukan di Afrika. Penyebab malaria ini paling umum menyerang dan bisa memicu infeksi parah yang berdampak fatal di seluruh dunia.
2. Plasmodium vivax
Parasit ini biasanya ditemukan di Asia dan Amerika Selatan. Parasit ini menjadi penyebab malaria yang lebih ringan daripada Plasmodium falciparum. Kendati ringan, namun biang penyakit dapat bertahan di hati atau liver sampai tiga tahun, dan dapat menyebabkan kekambuhan.
3. Plasmodium ovale
Parasit ini cukup jarang dan umumnya berkembang di Afrika Barat. Biang penyakit malaria ini juga dapat bertahan di liver selama beberapa tahun tanpa menimbulkan gejala.
4. Plasmodium malariae
Parasit ini cukup langka dan biasanya hanya ditemukan di wilayah Afrika.
5. Plasmodium knowlesi
Seperti parasit dari Afrika, penyebab malaria ini juga cukup langka dan hanya ditemukan di sejumlah negara di Asia Tenggara.
Penularan Penyakit Malaria
Malaria termasuk penyakit menular yang beberapa tahun terakhir gencar diperangi organisasi kesehatan di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Penyakit ini bisa menular dengan perantara gigitan nyamuk anopheles betina terinfeksi parasit plasmodium. Nyamuk anopheles betina dikenal sebagai “nyamuk malam” karena paling sering menggigit antara senja sampai menjelang fajar. Jika nyamuk menggigit penderita malaria, nyamuk bisa terinfeksi malaria dan menyebarkan parasit ke orang lain.
Namun, perlu diingat, penyakit ini tidak bisa menular secara langsung dari satu penderita ke orang sekitarnya. Setelah digigit nyamuk yang terinfeksi malaria, parasit penyebab malaria akan memasuki aliran darah dan bersarang di liver atau hati. Infeksi akan berkembang di liver sebelum masuk kembali ke aliran darah dan menyerang sel darah merah. Parasit tersebut juga bisa tumbuh dan berkembang biak di sel darah merah.
Secara berkala, sel darah yang terinfeksi bisa pecah dan melepaskan lebih banyak parasit ke dalam darah. Sel darah yang terinfeksi biasanya pecah setiap 48 sampai 72 jam. Setiap kali pecah, penderita akan mengalami demam, menggigil, dan berkeringat. Selain menular lewat gigitan nyamuk, penyakit malaria juga bisa menular lewat transfusi darah dan berbagi jarum suntik yang tidak steril.
Advertisement
Pengobatan Malaria
Penanganan dilakukan dengan pemberian obat antimalaria, yang terdiri dari 4 jenis diantaranya:
1. Skizontisid jaringan primer (untuk parasit praeritrosit).
2. Skizontisid jaringan sekunder (untuk parasite eksoeritrosit).
3. Skizontisid darah (fase eritrosit).
4. Gametosit.
Diagnosis Malaria
Selain berdasarkan anamnesis (disertai sakit kepala, mual muntah, nyeri otot) serta riwayat bepergian dan pemeriksaan fisik (demam, konjungtiva anemis, splenomegali, ikterik, dan sebagainya), dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis definitif, yaitu:
1. Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis untuk menentukan ada tidaknya spesies, stadium dari plasmodium.
2. Rapid diagnostic test (RDT).
3. Pemeriksaan untuk malaria berat (apabila ditemukan P.falciparum disertai dengan salah satu gejala kegawatan).
Advertisement
Pencegahan Penyakit Malaria
Penularan penyakit malaria dapat dicegah dengan meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap risiko gigitan nyamuk dan kebersihan lingkungan. Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu berinsektisida, atau kawat kasa nyamuk, dan sebagainya.
Obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis adalah doksisiklin 100mg/hari dimunum 2-3 hari sebelum bepegian ke daerah endemik malaria sampai dengan 4 minggu setelah pulang (tidak boleh dikonsumsi lebih dari 6 bulan). Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak di bawah 8 tahun.