Kumpulan Kata Indah Putus Cinta Sedih yang Bikin Bangkit dari Keterpurukan

Liputan6.com, Jakarta Jatuh cinta memang indah dirasa. Sayangnya, jatuh cinta harus sepaket dengan putus cinta. Tak melulu tentang perpisahan, tetapi dalam sebuah komitmen pun pasti ada yang namanya putus cinta. Kisahnya tergambar jelas dalam kumpulan kata indah putus cinta sedih ini.

Kumpulan kata indah putus cinta sedih menggambarkan bahwa jatuh cinta tak melulu tentang dua orang yang harus saling bersama. Tentang kisah dua manusia yang saling cinta, tetapi tak disatukan oleh semesta. Kata-kata ini pun menegaskan bahwa bertahan dengan komitmen adalah bentuk kesetiaan yang sebenarnya.

Memang mencinta tak melulu soal bahagia bersama, tetapi juga mampu menyelesaikan perkara yang ada-ada saja. Kumpulan kata indah putus cinta sedih ini pun menggambarkan bahwa tak ada perkara yang tak bisa diselesaikan. Saling mengerti, saling memahami, dan saling mengikhlaskan masih bisa dijadikan solusi sekaligus penenang.

Berikut Liputan6.com ulas kumpulan kata indah putus cinta sedih, Selasa (22/9/2020).

1. Ketika benar-benar jatuh cinta, melupa hanya akan jadi senda gurau saja. Mana ada orang jatuh cinta begitu dalam, lantas bisa melupa dengan mudahnya.

2. Kenyataannya, dia hanya pernah menjadi yang terbaik sekaligus terburuk, ketika dia meninggalkanmu dalam keadaan kau masih mencintainya.

3. Dia tak mencintaimu, sedalam kau mencintainya. Dia pun tak ingin kau bersamai, meski kau merasa tak sanggup hidup tanpanya.

4. Tak ada yang bisa dipaksa karena jika kalian ditakdirkan bersama, dia akan putar balik lebih cepat dan tak ingin kau menungguinya lebih lama. Dia akan berlari, tak ingin menyia-nyiakan, dan menggenggam erat tanpa sungkan dalam keramaian.

5. Tenang saja, kau masih bisa jatuh cinta lagi. Tak bisa melupa, itu sudah biasa. Kau hanya perlu memperbaiki patahnya dan mulai menjadi lebih dewasa, lantas memersiapkannya.

6. Besok akan ada yang datang membawa cinta. Cinta itu bahkan lebih besar dari cintamu kepada sosok yang pergi, meski mengerti kau begitu ingin dibersamai. Kisah cinta yang benar seharusnya terasa indah ketika dijalani, bukan bikin sakit hati dan nelangsa sendiri.

7. Jangan lantas egois ingin kembali bersama dia yang bahkan tak ingin kau bersamai. Mengertilah, sosok yang kini mencintaimu pun memiliki cinta yang lebih besar dari cintamu padanya.

8. Jangan jadi sosok jahat yang pernah menikam hatimu dulu kala. Kau bisa perlahan melepaskan masa lalu ketika menyadari ini semua. Mencintai sosok yang mencintaimu juga, akan membuatmu lebih bahagia.

9. Lantas, jangan pula menghancurkan hati yang sudah begitu dalam mencintai. Kau paham bukan, sehancur apa hatimu dulu? Dia adalah sosokmu yang dulu ingin dibersamai dirinya yang memilih pergi.

10. Bedanya, kau lebih sadar bahwa belajar mencintainya dengan utuh adalah jawaban yang benar. Lihatlah pengorbanannya selama ini, betapa dia ingin kau bersamai. Kau pun bisa membayangkan betapa patah dan hancur hidupnya ketika kau tinggal sendiri. Tolong, jangan menjadi jahat seperti dia yang pergi tanpa menengok kembali.

11. Cinta bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan. Tapi, tidak lebih menyakitkan dari, ketika ada dua orang yang saling mencinta namun semesta tidak menyatukannya.

12. Melepaskan menjadi momen yang amat menyakitkan. Lalu, melupakan menjadi momen kehancuran yang tak pernah terpikirkan. Mencintai sepenuh hati, mungkin akan lebih sulit dialami.

13. Kisah cinta memang bisa serumit ini. Akhirnya, saling melepaskan adalah jawaban. Semesta berkata demikian. Benar-benar menyakitkan dan sulit dijelaskan.

14. Jangan lepaskan mereka yang benar-benar mencintai. Melepas dan tak bersama itu menyakitkan sekali. Mencinta dan dicinta itu anugerah yang tidak bisa dibeli. Sekali lagi, genggam dan jangan lepaskan.

15. Lantas ketika sedang bertengkar. Telan saja pahit manis pertengkaran itu. Saling membentak dan menyalahkan pun tidak apa-apa. Romantisasi masih bisa di mulai lagi setelahnya. Saling membersamai dan saling mencintai itu indah sekali.

16. Lelah menghadapi, itu pasti terjadi. Bosan menjadi camilan pahit yang harus ditelan pelan-pelan. Tidak boleh dibuang dan dihindarkan. Ketika bosan sudah berhasil ditelan, hubunganmu akan lebih sehat kemudian.

17. Bosan, lalu saling jatuh cinta lagi. Begitu seterusnya, sampai tua nanti. Hal ini lumrah terjadi, bapak ibu kita pun pasti mengalami.

18. Penyelesaian perkara hati, terkadang terlihat sesederhana ini. Meski ketika dijalani, lebih sulit lagi. Tapi ingat, semua orang mengalami dan kamu tidak sendiri. Telan dan lakukan pelan-pelan. Pasti selesai, karena kalian saling mencintai dan semesta merestui.

19. Aku bahagia kita pernah ada, lagi. Berbagi cerita seolah kita adalah dua manusia yang bisa saling bersama, lagi. Kasih sayang yang aku inginkan sejak lama. Bisa saling mengisi hati yang seharusnya tak patah sebelumnya.

20. Menatap dan menyentuh wajahmu. Lalu membelai rambutmu. Saat itu, aku merasa bahagia dan sakit dalam waktu yang sama. Kau bukan milikku. Aku pun bukan milikmu, lagi. Kita, bukanlah kita yang dulu pernah saling mencinta tanpa orang baru di sisi kita.

21. Sekarang, kita tidak disandingkan. Meski kita bisa saling meninggalkan orang baru. Tapi hati dan pikiran kita setuju, seharusnya tidak begitu.

22. Jika memang kita seharusnya bersama, pasti akan ada jalan yang tak pernah kita duga. Sekarang, kita hanya bisa saling mendoakan agar tetap bahagia. Meski tak bersama.

23. Haruskah aku berterima kasih karena kita pernah ada, lagi? Atau seharusnya aku menyesali karena aku telah mematahkan hatiku sendiri untuk kesekian kali? Hatiku lebih patah. Hatiku lebih hancur. Terutama, setelah kita memutuskan saling pergi untuk kita.

24. Jika kita tak bersama, kuharap kita tak pernah dipertemukan lagi seperti ini. Kuharap kita bisa saling bahagia, tanpa kita lagi.

25. Semesta.. Jangan pertemukan kami, jika kau tak ingin menyandingkan kami. Buat kami bahagia dan saling melupakan kisah cinta yang pernah ada. Hingga rasa sakitnya benar-benar sudah tak ada.

26. Kali ini aku berusaha memikirkannya kembali. Perasaan itu, sakit hati dan ingin kembali.

27. Sejak aku mulai melangkah pergi, aku sadar justru semakin dihantui. Bukan karna ingin kembali, tetapi sepertinya kau tak menginginkanku pergi.

28. Aku pun mulai menyadari, kau pun sebenarnya enggan pergi. Kau ingin menjagaku dan bersamaku meski tak di sampingku. Jika boleh jujur, aku bersyukur karna itu. Tapi sayangnya, aku tak bisa menjaga dua hati sekaligus. Meski aku ingin, aku tak bisa melakukannya.

29. Langkahku untuk pergi muncul kembali. Bukan karna aku ingin, tapi ini keharusan. Keadaan kita sudah berbeda, hati kita pun juga. Lagi-lagi, saling mencinta pun tak cukup untuk bisa saling bersama.

30. Kali ini, aku merasa sedang tersenyum dan tersipu dengan benar. Dicintai dan mencintai dengan benar. Meski tak berdebar, tapi aku sungguh tak ingin kehilangannya.

31. Aku baru menyadari, kami bukanlah kesalahan. Tak bertemu untuk berpisah. Kami bertemu untuk saling menata hati yang sempat patah.

32. Meski terkadang terlihat menyakitkan, tapi kami sadar. Tak ada yang akan menjadi sempurna jika kita tak bersama. Begitu juga tak ada yang akan bahagia, jika kita memutuskan untuk saling meninggalkan.

33. Aku beruntung dipertemukan denganmu. Jika saat ini cintaku belum sempurna di matamu. Aku yakin, kesempurnaan akan hadir di sana. Bersama dengan sejuta kebahagiaan yang akan menyertai kita.

34. Terima kasih sudah bertahan meski menyakitkan. Menguatkan meski kau sendiri rapuh untuk bertahan. Selalu berupaya mengenggam, meski aku kerap enggan.

35. Benar, meski aku mencintainya dan dia mencintaiku. Kisah cinta kita lebih menentramkan. Kau selalu membersamaiku tanpa enggan. Begitu juga diriku yang merasa kau patut diperjuangkan.

36. Kita saling bergenggaman tanpa takut menyakiti hati banyak orang. Tak ada yang melarang dan kita bisa berlari tanpa kekhawatiran.Terima kasih sudah menjadi sosok yang begitu berarti dalam kehidupanku.

37. Terima kasih karena rela menjaga pecahan kaca yang sebenarnya bisa melukaimu kapan saja. Rela merekatkannya kembali meski tak bisa menjadi sempurna. Rela menahan segala amarah yang bisa membuat kita tak ada. Aku sungguh merasa bahagia karnanya.

38. Selama ini, aku keliru mendugamu. Kau lebih kuat dari yang aku lihat. Kau lebih pandai mendamaikan keadaan dari yang aku andaikan. Dan.. Aku bahagia kau telah dilahirkan. Aku bahagia kita telah dipertemukan.

39. Hari ini aku menangis. Menangis karena kehilangan. Menangis karena ingin bahagia. Menangis karena luka dan ingin kembali tertawa.

40. Kemarin, mungkin aku tak mengerti cara berbahagia tanpa orang yang begitu dicinta. Harus melepas, padahal tak ingin melepas. Sesak dan sulit digambarkan secara jelas.

41. Percaya atau tidak, aku mulai menerima dan menyadarinya. Kebahagiaanku bukan lagi dia, meski kita saling mencinta. Bahagiaku tepat ada di depan mataku. Dia yang selalu ada bersamaku dan takut kehilanganku.

42. Benar, aku merasa bahagia walau tanpa kisah cinta yang selama ini kudamba. Aku benar-benar bisa bahagia.

43. Kurasa dia sudah bahagia tanpamu. Kisah cinta kita bukan pilu. Hanya belum bisa diakhiri, tetapi masih hidup tanpa kau suburkan kembali. Cinta itu abadi meski tak terjalin lagi.

44. Aku mulai bisa semakin mengerti. Kisah cinta kita justru abadi. Tak lagi menanti. Tak lagi khawatir dengan janji. Tak lagi akan berpisah. Tak lagi merasa gundah. Satu hal yang pasti, tak ada lagi keraguan.

45. Meski aku tak tahu akhir ceritanya. Aku yakin, ini bukanlah akhir. Semesta akan memberitahu jawabannya, suatu hari nanti. Kau tak perlu lagi menduganya. Lakukan saja yang terbaik untuk dirimu. Melangkahlah lebih hebat dan berani!

46. Ternyata menjadi bahagia tidak harus bersama dengan orang-orang yang kita ingini. Justru terkadang hal yang kita anggap tidak menyenangkan, begitu menenangkan.

47. Ada banyak bagian yang memang harus diselesaikan. Termasuk perkara kedamaian.

48. Rasanya tidak ingin percaya janjinya lagi. Rasanya tidak ingin berharap terlalu banyak lagi. Rasanya ingin berhenti menangis setiap malam sendirian. Kenapa berharap kepada manusia begitu menyakitkan?

49. Setelah semua lara yang kuterima, kenapa aku begitu mudah memaafkannya. Kenapa aku masih saja begitu merindukannya. Setelah kupikirkan, ternyata begitu banyak yang telah kukorbankan.

50. Tertekan sungguh tidak menyenangkan. Ingin berhenti seperti ini. Rasanya lelah dikecewakan. Juga lelah menjadi yang selalu peduli dan selalu diabaikan.