Pneumonia adalah Peradangan pada Paru-paru, Simak Penyebab dan Pencegahannya

Penjelasan singkat mengenai Pneumonia atau paru-paru basah.

oleh Laudia Tysara diperbarui 28 Jun 2023, 14:50 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2023, 14:50 WIB
Penyakit Pneumonia
Ilustrasi Penderita Pneumonia | Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, dan lingkungan. Banyak penderita pneumonia yang tidak memahami kondisinya, karena gejala umum pneumonia serupa dengan flu, pilek, dan batuk biasa.

Pneumonia adalah paru-paru basah, kondisi ini terjadi ketika peradangan akibat infeksi menyebabkan kantung udara berisi cairan. Cairan yang dimaksud berupa nanah. Akibatnya paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik.

Tidak hanya satu macam, jenis pneumonia adalah kurang lebih ada tujuh. Jenis ini berhubungan erat dengan penyebabnya. Untuk kondisi yang perlu diwaspadai adalah ketika penderita mulai sesak napas atau frekuensi napas meningkat.

Pneumonia adalah penyakit paru-paru yang bisa menyerang siapa saja termasuk balita. Badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan jika penyakit pneumonia adalah penyebab 16% kematian balita di dunia pada tahun 2015.

Berikut Liputan6.com ulas pneumonia adalah kondisi kantung udara yang berisi cairan, lengkap penyebab dan pencegahannya dari berbagai sumber, Senin (28/12/2020).

 

Pneumonia

enyakit Pneumonia
Ilustrasi Hasil Scan Penyakit Penderita Paru-Paru | Credit: pexels.com/pixabay

Pneumonia adalah salah satu masalah yang menyerang paru-paru dan berbahaya. Pneumonia terjadi karena infeksi dan menyebabkan peradangan. Ketika peradangan terjadi, kondisi ini akan membuat kantung udara atau alveolus terisi oleh cairan.

Pneumonia adalah paru-paru basah, istilah populernya. Paru-paru yang basah terisi cairan berupa nanah akan membuat kerja paru-paru buruk dan menyebabkan sesak napas. Selain itu, masalah kesehatan lain berupa komplikasi serius bisa berisiko terjadi.

Terutama ketika sistem kekebalan tubuh penderita pneumonia rendah, maka komplikasi berupa penyebaran bakteri di aliran darah akan menjadi risiko. Kegagalan fungsi organ tubuh juga termasuk dampak buruknya.

Kondisi darurat pneumonia adalah ketika penderita kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan frekuensi napas. Jika tidak menyadari, perhatikan gejala yang mengikuti dan segera bawa ke rumah sakit agar penanganan tepat bisa dilakukan.

Jenis paling umum dari pneumonia adalah disebabkan oleh bakteri streptococcus. Bakteri ini sama dengan bakteri penyebab radang tenggorokan. Influenza juga merupakan virus utama yang dapat memacu pneumonia dan jamur juga bisa menjadi penyebab.

Pneumonia adalah penyakit paru-paru yang dapat dialami oleh siapa pun. Namun pneumonia pada anak bisa sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan kematian. Jadi, mulai waspadai dan jangan sampai terjadi.

Gejala Pneumonia

Gejala Penyakit Pneumonia
Ilustrasi Pneumonia | Credit: pexels.com/pixabay

Gejala pneumonia ringan umumnya menyerupai gejala flu, seperti demam dan batuk. Gejala pneumonia tersebut memiliki durasi yang lebih lama dibandingkan flu biasa. Jika dibiarkan dan tidak diberikan penanganan, gejala yang berat dapat muncul, seperti:

1. Nyeri dada pada saat bernapas atau batuk.

2. Batuk berdahak.

3. Mudah lelah.

4. Demam dan menggigil.

5. Mual dan muntah.

6. Sesak napas.

7. Gangguan pada kesadaran (terutama pada penderita yang berusia lebih dari 65 tahun).

Pada penderita yang berusia  lebih dari 65 tahun dan punya gangguan sistem imun, umumnya akan mengalami hipotermia. Pada anak-anak dan bayi, biasanya gejala yang muncul berupa demam tinggi, anak tampak selalu kelelahan, tidak mau makan, batuk produktif, dan sesak napas, sehingga napas anak menjadi cepat.

Penyebab Pneumonia

Ilustrasi Virus
Ilustrasi Virus | Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Pneumonia disebabkan oleh berbagai mikroorganisme. Beberapa di antaranya adalah bakteri (S. Penumonia, H, influenza, S. aureus, P. aeruginosa, M. tuberculosis, M. kansasii, dan sebagainya), jamur (P. carinii, C. neoformans, H. capsulatum, C. immitis, S. fumigatus, dan sebagainya), protozoa, serta virus (CMV dan herpes simpleks).

Selain itu, ada beberapa penyebab langsung yang juga dapat memicu pneumonia, seperti:

1. Kebiasaan merokok

2. Jantung kronik

3. Diabetes melitus

4. Kelemahan struktur organ pernapasan

5. Penurunan tingkat kesadaran

Kuman yang menyebabkan pneumonia biasanya berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh:

1. Interaksi pasien yang kemudian menyebabkan infeksi

2. Bagaimana cara terjadinya infeksi

3. Gangguan sistem kekebalan tubuh

4. Adanya penyakit kronik

5. Polusi lingkungan

6. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai

Diagnosis Pneumonia

Ilustrasi orang batuk.
Ilustrasi orang batuk | (dok. Nastya_gepp/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap organ paru, untuk mendengarkan apakah ada suara yang tidak normal saat Anda bernapas. Ada juga beberapa pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan, seperti:

Rontgen Dada

Pemeriksaan ini membantu dokter untuk mendeteksi pneumonia dan menentukan lokasi infeksi yang menyebabkan penyakit tersebut timbul.

Pemeriksaan Darah

Bisa dilakukan untuk melihat adanya infeksi yang ditandai dengan peningkatan sel darah putih.

Pemeriksaan Denyut Nadi

Cara ini digunakan untuk melihat seberapa banyak kadar oksigen yang beredar dalam tubuh, dan bisa digunakan untuk menentukan separah apa pengaruh pneumonia terhadap pertukaran udara di sistem pernapasan.

Tes Dahak

Dahak akan dianalisis untuk melihat kuman yang menyebabkan infeksi pada paru.

Jenis-Jenis Pneumonia

Ilustrasi rumah sakit
Ilustrasi Rumah Sakit | pexels.com/@oles-kanebckuu-34911

Lingkungan Sekitar

Pneumonia yang didapat dari lingkungan adalah jenis pneumonia yang paling umum. Pneumonia yang berasal dari lingkungan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Penyakit ini dapat menjangkit saat menghirup makanan, cairan, atau udara yang terkontaminasi.

Rumah Sakit

Seseorang bisa terkena pneumonia selama dirawat di rumah sakit. Pneumonia yang didapat di rumah sakit bisa serius karena bakteri yang menyebabkannya mungkin lebih resisten terhadap antibiotik dan karena orang yang mendapatkannya sudah sakit.

Orang yang menggunakan mesin pernapasan (ventilator) yang sering digunakan di unit perawatan intensif, berisiko lebih tinggi terkena pneumonia jenis ini.

Pneumokokus

Jenis pneumonia bakteri yang paling umum disebut pneumonia pneumokokus. Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh kuman Streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas. Pneumonia bakteri sering mempengaruhi hanya satu bagian, atau lobus, dari paru-paru.

Mycoplasma

Pneumonia Mycoplasma juga dikenal sebagai sebagai pneumonia atipikal dan kadang-kadang disebut pneumonia berjalan. Pneumonia ini menyebar dari lingkungan dengan banyak orang.

Ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, uap air yang mengandung bakteri dilepaskan ke udara yang kemudian terhirup dan berpotensi menjadi epidemi.

Legionnaires

Penyakit Legionnaires adalah jenis pneumonia parah yang disebabkan oleh bakteri Legionella. Bakteri Legionella tumbuh subur di air hangat. Orang bisa terinfeksi Legionella dengan menghirup tetesan air yang terkontaminasi di udara.

Virus

Virus yang menginfeksi saluran pernapasan bagian atas juga dapat menyebabkan pneumonia. Virus influenza adalah penyebab paling umum dari pneumonia virus pada orang dewasa.

Sementara itu, Respiratory syncytial virus (RSV) adalah penyebab paling umum dari pneumonia virus pada anak kecil.

Kebanyakan pneumonia virus tidak serius dan berlangsung lebih singkat daripada pneumonia bakteri. Tetapi dalam beberapa kasus, pneumonia virus bisa menjadi sangat serius.

Jamur

Jamur dari tanah atau kotoran burung dapat menyebabkan pneumonia. Mereka paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Pneumocystis pneumoniais adalah infeksi jamur serius yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii.

Pneumonia ini terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah karena HIV / AIDS. Pneumocystis pneumoniais juga bisa terjadi akibat penggunaan obat-obatan jangka panjang yang menekan sistem kekebalan tubuh.

 

Cara Mencegah dan Mengobati Pneumonia

Vaksin
Ilustrasi vaksin | pexels.com/@rethaferguson

Cara Mencegah Pneumonia

1. Menjalani vaksinasi

Vaksin merupakan salah satu langkah mudah agar terhindar dari pneumonia. Vaksin juga berfungsi untuk meningkatkan kekbalan tubuh penderita.

2. Mempertahankan sistem kekebalan tubuh

Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, seperti cukup beristirahat, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga.

3. Menjaga kebersihan

Contoh paling sederhana adalah sering mencuci tangan agar terhindar dari penyebaran virus atau bakteri penyebab pneumonia.

4. Berhenti merokok

Asap rokok dapat merusak paru-paru, sehingga paru-paru lebih mudah mengalami infeksi.

5. Hindari konsumsi minuman beralkohol

Kebiasaan ini akan menurunkan daya tahan paru-paru, sehingga lebih rentan terkena pneumonia bahkan komplikasi pada oragan tubuh lainnya.

Cara Mengobati Pneumonia

1. Antibiotik

2. Obat Antivirus, untuk menangani virus pneumonia agar tidak menyebar

3. Obat penurun deman, seperti aspirin atau ibuprofen

4. Obat flu dan batuk dipercaya bisa membantu pengurangan dan perpindahan cairan dari paru-paru

Di samping pemberian obat, beberapa upaya mandiri juga dapat dilakukan di rumah untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah pneumonia kambuh kembali. Upaya tersebut meliputi:

1. Banyak beristirahat.

2. Mengonsumsi banyak cairan.

3. Tidak melakukan kegiatan yang berlebihan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya