Budaya adalah Kebiasaan yang Sukar Diubah, Kenali Unsur dan Wujudnya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah.

oleh Husnul Abdi diperbarui 28 Jun 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2023, 21:00 WIB
trasi Budaya Masyarakat Indonesia
Ilustrasi Budaya Masyarakat Indonesia Credit: unsplash.com/Ruben

Liputan6.com, Jakarta Budaya adalah istilah yang tentu sudah tidak asing di telinga semua orang. Apalagi bagi orang Indonesia yang notabenenya memiliki kebudayaan yang sangat kaya dan beragam. Tidak heran kata budaya sering kali diucapkan banyak orang di negeri ini.

Kata budaya sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu budhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi dengan arti budi atau akal. Sedangkan dalam bahasa Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu colore yang berarti mengolah atau mengerjakan. 

Istilah culture sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata serapan "kultur".  Budaya dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan pada generasi berikutnya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (20/2/2021) tentang budaya adalah.

Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

Budaya
ilustrasi/copyright unsplash.com/Artem Bali

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Budaya tentunya memiliki definisi yang cukup luas, oleh karena itu, kamu perlu mengetahui berbagai pengertian budaya dari para ahli sebagai berikut:

E.B. Taylor. Seorang antropolog Inggris bernama E.B Taylor mendefinisikan budaya adalah sesuatu kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat 

Kluckhohn dan Kelly. Menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson Kelly dalam bukunya The concept of culture, budaya adalah semua rancangan hidup yang diciptakan secara historis baik secara eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang ada pada waktu tertentu sebagai panduan potensial dalam perilaku manusia.

Louise Damen. Louise Damen menulis dalam bukunya Culture Learning: The Fifth Dimension in the Language Classroom, bahwa budaya mempelajari berbagi pola atau model manusia untuk hidup seperti pola hidup sehari-hari. Pola dan model ini meliputi semua aspek interaksi sosial manusia. Budaya adalah mekanisme adaptasi utama umat manusia. 

Ralph Linton. Seorang Antropolog Amerika di abad 20an, Ralph Linton mendefinisikan budaya dalam bukunya The Cultural Background of Personality. Menurutnya budaya adalah susunan perilaku yang dipelajari dan hasil perilaku yang elemen komponennya dibagi dan ditularkan oleh anggota masyarakat tertentu. 

William H. Haviland. Menurut William H. Haviland, budaya adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat. Jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi. Selo Soemardjan merupakan sosiolog serta tokoh pendidikan dan pemerintahan di Indonesia. Sedangkan Soelaeman Somardi merupakan seorang sosiolog Indonesia. Keduanya merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. 

Koentjaraningrat. Menurut Antopolog Indonesia Koentjaraningrat, budaya adalah sebuah sistem gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di dalam kehidupannya yang bermasyarakat. 

Selain itu Koentjaraningrat juga mendefinisikan budaya lewat asal kata budaya dalam bahasa Inggris  yaitu "colere" yang kemudian menjadi "culture" dan didefinisikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Soerjono Soekanto. Soerjono Soekanto merupakan seorang sosiolog. Ia mengartikan budaya sebagai sesuatu yang mencakup semua yang didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai buah budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Hal itu merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan. 

Unsur-Unsur Budaya

Unsur-Unsur Budaya
Unsur-Unsur Budaya. (Foto: Ilustrasi)

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

- Alat-alat teknologi

- Sistem ekonomi

- Keluarga

- Kekuasaan politik

 

Bronislaw Malinowski mengatakan 4 unsur pokok kebudayaan meliputi:

- Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

- Organisasi ekonomi

- Alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

- Organisasi kekuatan (politik)

 

C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:

- Bahasa

- Sistem pengetahuan

- Sistem teknologi, dan peralatan

- Sistem kesenian

- Sistem mata pencarian hidup

- Sistem religi

- Sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan

Wujud Budaya

Wujud Budaya Menurut J.J. Hoenigman

Gagasan (Wujud ideal). Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak yaitu tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

Aktivitas (tindakan). Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.

Artefak (karya). Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

 

Wujud Kebudayaan Menurut Koentjataningrat

Nilai-nilai Budaya. Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.

Sistem Budaya. Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. Kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.

Sistem Sosial. Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan.

Kebudayaan Fisik. Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing baju, dan lain-lain.

Komponen Budaya Berdasarkan Wujudnya

Komponen Budaya
Ilustrasi pariwisata dan seni budaya Bali

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu:

Kebudayaan material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

Kebudayaan nonmaterial. Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Lembaga sosial. Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran banyak dalam konteks berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat.

Sistem kepercayaan. Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun sistem kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu akan memengaruhi sistem penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem kepercayaan ini akan memengaruhi kebiasaan, pandangan hidup, cara makan, sampai dengan cara berkomunikasi.

Estetika. Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari–tarian, yang berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran agar pesan yang akan disampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.

Bahasa. Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap wilayah, bagian, dan negara memiliki perbedaan yang sangat kompleks. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat unik dan kompleks yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya