Ucapan Salam Pembuka 5 Agama dan Maknanya, Simbol Toleransi

Ucapan salam pembuka 5 agama di Indonesia menggambarkan keberagaman dan toleransi dalam masyarakat.

oleh Laudia Tysara diperbarui 12 Jun 2023, 14:45 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2023, 14:45 WIB
Pemerintah Tetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 H Jatuh pada Sabtu 22 April 2023
Keputusan penetapan 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri disampaikan Menteri Agama, Yakut Cholil Qoumas. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ucapan salam pembuka 5 agama di Indonesia menggambarkan keberagaman dan toleransi dalam masyarakat. Ucapan salam pembuka 5 agama yang dimaksudkan, "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua, Syalom, Oom Swastiastu, Namo Buddhaya, Wei De Dong Tian, Salam kebajikan." 

Salah satu fungsi ucapan salam pembuka 5 agama adalah kalimat tegur sapa dan bentuk penghormatan kepada semua pemeluk agama. Penting untuk dipahami, dengan mengucapkan salam dari agama lain, hal tersebut tidak berarti level keimanan dan keyakinan seseorang menjadi berkurang. Sebaliknya, salam dari agama lain dapat menjadi bentuk toleransi, penghargaan, dan pengakuan terhadap perbedaan agama yang ada di masyarakat.

Penting untuk diingat juga, dalam pluralitas agama, setiap individu memiliki kebebasan untuk menjalankan agamanya sendiri. Ucapan salam pembuka 5 agama atau mengucapkan salam dari agama lain bukan berarti menggantikan keyakinan pribadi, tetapi lebih merupakan sikap inklusif dan menghormati keberagaman dalam masyarakat.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang ucapan salam pembuka 5 agama di Indonesia, Senin (12/6/2023).

Salam 5 Agama di Indonesia

Sosialisasi Kampung Zakat Solusi Pengentasan Kemiskinan
Wakil Menteri Agama DR. H. Zainut Tauhid menyampaikan sambutan saat menghadiri sosialisasi Kampung Zakat Nasional di Jakarta, Kamis (24/11/2022). Kampung Zakat yang berkolaborasi dengan Kemenag, Baznas, LAZ, dan Pemda se-Indonesia untuk pemanfaatan zakat dalam rangka membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan telah tersebar di 18 titik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ucapan salam pembuka 5 agama yang dimaksudkan, "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua, Syalom, Oom Swastiastu, Namo Buddhaya, Wei De Dong Tian, Salam kebajikan." Salam 5 agama ini memiliki makna dan signifikansi penting dalam konteks keberagaman agama di Indonesia.

Menurut informasi yang disampaikan melansir dari laman website resmi Kementerian Agama Republik Indonesia atau Kemenag RI, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Upacara peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama tahun 2021, menyebut ucapan salam pembuka 5 agama ini mencerminkan keberagaman dan toleransi antarumat beragama di negara ini.

Berdasarkan Pasal 1 UU PNPS No 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, terdapat enam agama resmi yang dianut oleh penduduk Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Ucapan salam pembuka 5 agama tersebut merepresentasikan salam dari setiap agama yang diakui secara resmi di negara ini.

1. Agama Islam

Dalam agama Islam, salam yang diucapkan adalah "Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Menurut buku berjudul 50 Masalah Agama Bagi Muslim Bali karya Drs. H. Bagenda Ali, M.M., kalimat ini memiliki arti "semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah kepada kalian." Salam ini mencerminkan nilai keselamatan, rahmat, dan berkah yang diajarkan dalam Islam.

2. Agama Kristen dan Katolik

Salam dalam agama Kristen atau Katolik sering kali diungkapkan dengan ucapan "Salam Sejahtera bagi Kita Semua" atau "Shalom." Kedua ungkapan tersebut memiliki makna yang sama, yaitu mengenai perdamaian dan kebahagiaan. Dalam ajaran Kristen, perdamaian dan persaudaraan di antara semua umat manusia adalah nilai yang penting. Salam ini juga merupakan ungkapan keinginan untuk kehidupan yang harmonis dan sejahtera bersama.

 

 

3. Agama Hindu

Kata "Om" dalam salam Oom Swastiastu merupakan simbol untuk memanjatkan doa kepada Tuhan, sedangkan "Swastiastu" berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "semoga ada dalam keadaan baik." Salam ini digunakan dalam agama Hindu di Indonesia. Dalam agama Hindu, menurut Bagenda salam tersebut merupakan ungkapan harapan akan kebaikan, kesejahteraan, dan keberuntungan bagi semua.

4. Agama Buddha

Dalam agama Buddha, ucapan salam yang umum adalah "Namo Buddhaya", yang berarti pujian atau penghormatan kepada Buddha. "Namo" memiliki arti "terpujilah," sedangkan "Buddhaya" berarti "Buddha." Jadi, arti kalimat "Namo Buddhaya" adalah "terpujilah Buddha." Salam ini mencerminkan penghargaan dan penghormatan terhadap ajaran Buddha, serta pengharapan akan kedamaian dan kebijaksanaan.

5. Agama Konghucu

Agama Konghucu menggunakan salam "Wei De Dong Tian", yang dalam ajarannya menekankan pentingnya kebajikan. Dalam buku berjudul Keimanan dalam Agama Konghucu: Suatu Tinjauan Teologi dan Peribadahannya karya Hendrik Agus Winarso, dijelaskan kebajikan adalah salah satu prinsip keimanan dalam ajaran Konghucu. Salam ini mencerminkan nilai-nilai kebajikan, seperti kejujuran, kebijaksanaan, dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui ucapan salam pembuka 5 agama ini, masyarakat Indonesia berupaya menunjukkan sikap toleransi dan menghormati keberagaman agama di negara ini. Salam-salam tersebut mencerminkan semangat untuk hidup berdampingan dalam keharmonisan dan saling menghormati antarumat beragama.

Dalam keberagaman agama di negara Indonesia, nilai-nilai universal seperti perdamaian, persaudaraan, kebaikan, dan kebajikan menjadi dasar dalam membangun hubungan yang saling menghormati dan mendukung satu sama lain. Ucapan salam pembuka 5 agama tersebut mengingatkan akan pentingnya keselarasan dan harmoni dalam kehidupan beragama, menjadikan Indonesia sebagai negara yang pluralistik dan berlandaskan nilai-nilai keberagaman.

Salah satu fungsi ucapan salam pembuka 5 agama adalah kalimat tegur sapa dan bentuk penghormatan kepada semua pemeluk agama. Penting untuk dipahami, dengan mengucapkan salam dari agama lain, hal tersebut tidak berarti level keimanan dan keyakinan seseorang menjadi berkurang. Sebaliknya, salam dari agama lain dapat menjadi bentuk toleransi, penghargaan, dan pengakuan terhadap perbedaan agama yang ada di masyarakat.

Mengucapkan salam dari agama lain adalah bukan suatu tindakan yang melampaui batasan agama tertentu, tetapi mewakili semangat persaudaraan antarumat beragama. Dalam menjalin hubungan yang harmonis dan saling menghormati, mengucapkan salam dari agama lain dapat menjadi simbol kebersamaan dan saling pengertian di tengah perbedaan keyakinan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya