Pada Bulan Apakah Musim Penghujan Terjadi di Indonesia, Simak Penjelasannya

Musim penghujan di Indonesia juga ditandai oleh hujan yang lebih sering, intensitas hujan yang lebih tinggi, dan curah hujan yang lebih besar.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 15 Jun 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2023, 14:00 WIB
Contoh Evaporasi dalam Bentuk Hujan
Ilustrasi Musim Hujan Credit: pexels.com/Bhabu

Liputan6.com, Jakarta Pada bulan apakah musim penghujan terjadi di Indonesia? Musim penghujan di Indonesia merujuk pada periode dalam satu tahun, di mana terjadi peningkatan curah hujan secara signifikan. Ini adalah periode di mana wilayah Indonesia mengalami kelebihan air hujan yang lebih besar, dibandingkan dengan periode musim kemarau.

Pada bulan apakah musim penghujan terjadi di Indonesia? Secara umum, musim penghujan terjadi karena adanya perubahan pola angin dan aktivitas siklonik di wilayah tersebut. Indonesia terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, yang membuatnya terpengaruh oleh angin muson yang bertiup dari arah berlawanan selama berbagai musim.

Pada bulan apakah musim penghujan terjadi di Indonesia? Periode musim penghujan di Indonesia dapat bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Misalnya, wilayah barat seperti Sumatera dan Jawa memiliki musim penghujan yang umumnya terjadi antara Oktober hingga April, sedangkan wilayah timur seperti Papua dan Maluku memiliki periode musim penghujan yang lebih panjang, yaitu sekitar April hingga Desember.

Berikut ini musim penghujan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (15/6/2023). 

 

Mengenal Tentang Musim

[Fimela] Musim Hujan
Ilustrasi Musim Hujan | unsplash.com/@elijahsad

Pada bulan apakah musim penghujan terjadi di Indonesia? Musim penghujan terjadi pada Oktober hingga Maret. Sedangkan musim kemarau biasanya berlangsung pada April hingga September menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Meski demikian, waktu terjadinya kedua musim tersebut belakangan ini tidak tentu lantaran kondisi iklim global yang berubah-ubah. 

Musim adalah sebuah peristiwa alam di Bumi yang terjadi dalam jangka waktu tahunan, dan meliputi wilayah yang luas. Musim tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan atmosfer suatu wilayah, akan tetapi juga dipengaruhi oleh posisi wilayah tersebut dengan acuan garis khatulistiwa (ekuator). 

Hal ini membuat musim yang diterima oleh suatu wilayah, menjadi sangat bergantung dengan iklim pada wilayah tersebut. Secara umum pembagian musim pada wilayah yang tropis (disekitar equator) terbagi menjadi dua, yaitu musim kemarau dan musim penghujan dengan rentang waktu perputaran tahunan.

Perlu dipahami, bahwa Indonesia adalah salah satu negara topis, karenanya hanya memiliki dua musim dengan pembagian 4-5 bulan musim kemarau, 4-5 bulan musim penghujan, dan sisanya adalah masa peralihan atau pancaroba. Musim penghujan di Indonesia juga ditandai oleh hujan yang lebih sering, intensitas hujan yang lebih tinggi, dan curah hujan yang lebih besar dibandingkan dengan musim kemarau. Semua ini tidak lepas dari kondisi iklim yang dipengaruhi oleh fenomena El Niño dan La Niña. 

Musim Penghujan di Beberapa Wilayah

Musim Penghujan
Ilustrasi musim hujan yang membuat orang beradaptasi memilih outfit. Credits: pexels.com by Yaroslava Borz

Pulau Jawa

Musim penghujan di Pulau Jawa umumnya terjadi antara bulan Oktober hingga April. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember hingga Februari. Wilayah barat seperti Jakarta, Bogor, dan Puncak sering mengalami curah hujan yang tinggi selama musim penghujan. Di daerah pegunungan seperti Malang dan Bromo, curah hujan juga relatif tinggi sepanjang tahun.

Sumatera

Musim penghujan di Sumatera umumnya terjadi antara bulan November hingga April. Bulan-bulan paling basah biasanya adalah Desember hingga Januari. Wilayah barat seperti Padang, Bukittinggi, dan Pekanbaru memiliki curah hujan yang tinggi selama musim penghujan, sementara daerah timur seperti Palembang dan Medan cenderung memiliki curah hujan yang lebih rendah.

Kalimantan

Musim penghujan di Kalimantan terjadi antara bulan November hingga April. Puncak musim hujan biasanya terjadi pada bulan Desember dan Januari. Daerah-daerah di pedalaman seperti Pontianak, Palangkaraya, dan Banjarmasin dapat mengalami curah hujan yang tinggi selama musim penghujan. Meskipun demikian, beberapa daerah di pesisir timur Kalimantan seperti Balikpapan dan Samarinda, memiliki curah hujan yang lebih rendah dibandingkan dengan bagian barat.

Sulawesi

Musim penghujan di Sulawesi biasanya terjadi antara bulan November hingga Maret. Bulan Januari dan Februari, sering menjadi puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Sulawesi. Daerah-daerah di utara Sulawesi seperti Manado dan Tomohon cenderung memiliki curah hujan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan wilayah selatan seperti Makassar dan Palopo.

Bali dan Nusa Tenggara

Musim penghujan di Bali dan Nusa Tenggara umumnya terjadi antara bulan November hingga April. Bulan Desember hingga Februari adalah periode paling basah. Pulau-pulau di bagian barat seperti Bali dan Lombok memiliki curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau di bagian timur seperti Sumba dan Flores.

Papua dan Maluku

Musim penghujan di Papua dan Maluku cenderung lebih panjang, dimulai sekitar bulan April hingga Desember. Bulan-bulan paling basah adalah Juni hingga September. Wilayah-wilayah pegunungan seperti Jayapura, Wamena, dan Ambon dapat mengalami curah hujan yang tinggi sepanjang tahun, sementara daerah pesisir seperti Biak dan Ternate cenderung memiliki curah hujan yang lebih rendah.

Perbedaan

Ilustrasi hujan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis, bahwa wilayah Jawa Barat masih berada dalam puncak musim hujan sehingga peningkatan intensitas curah hujan masih kerap terjadi.

1. Curah Hujan

Musim penghujan ditandai oleh peningkatan curah hujan yang signifikan. Selama musim ini, hujan terjadi secara lebih sering dan intensitasnya lebih tinggi. Wilayah yang mengalami musim penghujan akan memiliki hari-hari yang lebih basah dan cuaca yang lembab. Curah hujan yang berlimpah dapat menyebabkan genangan air, banjir, dan tanah longsor, terutama jika drainase yang ada tidak memadai.

Sementara itu, musim kemarau adalah periode dengan penurunan curah hujan yang signifikan. Beberapa daerah bahkan bisa mengalami beberapa bulan tanpa hujan sama sekali. Kurangnya hujan pada musim kemarau dapat menyebabkan kekeringan, penurunan ketersediaan air, dan penurunan tingkat air permukaan dan sungai.

2. Suhu dan Kelembapan

Musim penghujan dan musim kemarau juga memiliki perbedaan dalam suhu dan kelembapan udara. Pada musim penghujan, suhu umumnya lebih rendah karena adanya hujan dan awan yang menghalangi sinar matahari langsung. Selain itu, kelembaban udara cenderung tinggi karena banyaknya penguapan air.

Di musim kemarau, suhu udara cenderung lebih tinggi karena sinar matahari yang kuat dan sedikitnya curah hujan. Kelembapan udara juga lebih rendah pada musim kemarau, karena penguapan air yang lebih cepat. Pada musim kemarau, kondisi yang kering dan panas dapat menyebabkan peningkatan evaporasi dan kehilangan air dari tanah dan tumbuhan.

3. Dampak Lingkungan

Musim penghujan dan musim kemarau memiliki dampak yang berbeda pada lingkungan dan ekosistem. Pada musim penghujan, air yang melimpah dapat menyebabkan banjir, genangan air, dan tanah longsor. Kondisi ini dapat merusak ekosistem, mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan, serta mempengaruhi kualitas air dan tanah. Namun, musim penghujan juga penting bagi pertumbuhan tanaman dan menjaga ketersediaan air tanah dalam jangka panjang.

Di sisi lain, musim kemarau dapat menyebabkan kekeringan yang berdampak negatif pada ekosistem dan ketersediaan air. Kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman, mengurangi ketersediaan air bagi hewan dan manusia, dan meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya