Mengenal Doa Buddha, Pintu Menuju Kebijaksanaan dan Ketenangan

Doa Buddha tidak hanya menjadi sarana untuk memohon berkah, tetapi juga sebagai alat untuk mengembangkan kesadaran.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 30 Jun 2023, 09:20 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2023, 09:20 WIB
Ilustrasi Buddha
Ilustrasi Buddha (unsplash.com/Wade Lambert)

Liputan6.com, Jakarta Doa Buddha mengacu pada praktik spiritual dalam Buddhisme, di mana pengikut Buddha berkomunikasi dengan alam semesta, melibatkan Buddha, bodhisattva, atau arahant, dan memohon bimbingan, perlindungan, kedamaian, dan pencerahan. 

Dalam Buddhisme, doa tidak dipahami sebagai permohonan kepada entitas yang lebih tinggi atau kekuatan ilahi. Sebaliknya, doa dianggap sebagai alat untuk mengembangkan kesadaran, kebijaksanaan, dan mencapai pencerahan. Tujuan utama doa Buddha adalah untuk membantu pengikutnya mengembangkan pikiran yang jernih, belas kasih, dan kedamaian batin.

Doa Buddha juga berfungsi sebagai pengingat, akan kualitas-kualitas positif yang ingin dikembangkan oleh individu. Melalui doa, pengikut Buddha dapat mengarahkan pikiran mereka ke arah yang lebih tenang, melepaskan kecemasan dan emosi negatif, serta memupuk kualitas-kualitas spiritual seperti belas kasih, kedamaian, dan pengertian.

Dalam praktik doa Buddha, pengikut dapat menggunakan mantra, ucapan kata-kata yang bermakna, atau meditasi dengan memusatkan pikiran pada kualitas-kualitas spiritual yang diinginkan. Berikut ini doa Buddha serta artinya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (30/6/2023).

Paritta Namaskara Gatha

Ilustrasi
Ilustrasi biksu buddha. (dok. pexels/cottonbro)

Namaskara Gatha adalah syair yang diucapkan ketika kita melakukan sujud kepada Buddha Dhamma dan Sangha. Setiap kita berdoa di depan altar kita wajib bersujud atau bernamaskara. Sebelum bersujud atau bernamaskara kita wajib mengucapkan kalimat Namaskara Gatha. Kata Namaskara berarti menghormat dengan cara bersujud dengan membentuk lima titik di lantai, dan kata Gatha artinya syair. Jadi Namaskara Gatha artinya syair yang dibacakan ketika hendak melakukan penghormatan dengan cara bersujud.

Membaca Namaskara hendaknya tidak hanya hafal syair nya saja, tetapi hendaknya mengerti dan meresapi arti kalimat tersebut. Namaskara Gatha dibaca dan diartikan sebagai berikut :

Namaskara Gatha

“ARAHANG SAMMASAMBUDDHO BHAGAVA, BUDDHANG BHAGAVANTANG ABHIVADEMI”(Sujud 1 x)

Artinya:

“Bhagava Yang Maha Suci Yang telah Mencapai Penerangan Sempurna, Aku bersujud kepada Buddha, Sang Bhagava”

“SVAKKHATO BHAGAVATA DHAMMO, DHAMMANG NAMASSAMI” (Sujud 1 x)

Artinya:

“Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Bhagava, Aku bersujud kepada Dhamma”

“SUPATIPANNO BHAGAVATO SAVAKASANGHO, SANGHANG NAMAMI” (Sujud 1 x)

Artinya:

“Sangha Siswa Bhagava telah bertindak sempurna, Aku bersujud kepada Sangha”

Pattumodana Paritta (Doa Keselamatan)

Ilustrasi
Ilustrasi biksu buddha. (dok. pexels/Wouter de Jong)

Pattumodana Paritta, atau yang dikenal juga dengan sebutan “Pattanumodana”, “Patti Anumodana”, atau “Doa Keselamatan” merupakan salah satu paritta yang juga sering dibacakan oleh umat agama Buddha dalam memohon perlindungan untuk keselamatan.

Berikut adalah isi dari Pattumodana Paritta dan artinya:

 

Sabbavamanggala mupaddava dunnimitam

Sabbitiroga gahadosa masesa ninda

Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam

Buddhanubhava pavarena payatu nasam

Artinya:

Segala kemalangan, karma-karma buruk dan tanda-tanda jelek

Berbagai penyakit, pengaruh-pengaruh jahat, kesalahan-kesalahan dan ancaman-ancaman bahaya

Ketakutan, kecemasan dan mimpi-mimpi buruk yang tak diinginkan

Semoga semuanya lenyap, berkat pancaran kekuatan suci Sang Buddha

 

Sabbavamanggala mupaddava dunnimitam

Sabbitiroga gahadosa masesa ninda

Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam

Dhammanubhava pavarena payatu nasam

Artinya:

Segala kemalangan, karma-karma buruk dan tanda-tanda jelek

Berbagai penyakit, pengaruh-pengaruh jahat, kesalahan-kesalahan dan ancaman-ancaman bahaya

Ketakutan, kecemasan dan mimpi-mimpi buruk yang tak diinginkan

Semoga semuanya lenyap, berkat pancaran kekuatan suci Dhamma

 

Sabbavamanggala mupaddava dunnimitam

Sabbitiroga gahadosa masesa ninda

Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam

Sanghanubhava pavarena payatu nasam 

Artinya:

Segala kemalangan, karma-karma buruk dan tanda-tanda jelek

Berbagai penyakit, pengaruh-pengaruh jahat, kesalahan-kesalahan dan ancaman-ancaman bahaya

Ketakutan, kecemasan dan mimpi-mimpi buruk yang tak diinginkan

Semoga semuanya lenyap, berkat pancaran kekuatan suci Sangha

Jinapanjara Gatha (Gatha Istana Buddha)

Umat Buddha Waisak di Muarajambi
Ilustrasi- Sejumlah umat Buddha saat melaksanakan peribadatan menyambut detik-detik waisak di Candi Muarajambi tahun 2019. (Liputan6.com / dok Gresi Plasmanto)

Paritta ini juga disebut sebagai “Gatha Istana Buddha”, karena setiap syair di dalamnya disebutkan bahwa tubuh seseorang yang melafalkan doa ini akan dikelilingi oleh berkat, sifat mulia, dan keunggulan dari Para Buddha serta para siswa-Nya.

Berikut adalah isi syairnya dalam Bahasa Pali 

 

Jayasanagata Buddha

Jetava Maram savahanam

Catu-saccasabham rasam

Ye pivimsu narasabha

   

Tanhamkaradayo Buddha

Attha-visati nayaka

Sabbe patitthita mayham

Matthake te munissara

   

Sise patitthito mayham

Buddho dhammo davilocane

Sangho patitthito mayham

Ure sabba-gunakaro

   

Hadaye me Anuruddho

Sariputto ca dakkhine

Kondanno pitthi-bhagasamim

Moggallano ca vamake

   

Dakkhine savane mayham

Asum Ananda-Rahulo

Kassapo ca Mahanamo

Ubhasum vama-sotake

   

Kesante pithi-bhagasamim

Suriyo va pabhamkaro

Nisinno siri-sampanno

Sobhito muni-pungavo

    

Kumara-kassapo thero

Mahesi citta-vadako

So mayham vadane niccam

Patitthasi gunakaro

   

Punno Angulimalo ca

Upali Nanda-Sivali

Thera panca ime jata

Nalate tilaka mama

   

Sesasiti mahathera - Vijita jina-savaka

Etesiti mahathera - Jitavanto jinorasa

Jalanta sila-tejena - Angamangesu santhita

   

Ratanam purato asi

Dakkhine Metta-suttakam

Dhajaggam pacchato asi

Vame Angulimalakam

   

Khandha-Mora-parittanca

Atanatiya-suttakam

Akase chadanam asi

Sesa pakara-santhita

   

Jinananavala-samyutta - Satta-pakara-lamkata

Vata-pitt’adi-sanjata - Bahirajjhatt’upaddava

Asesa vinayam yantu - Ananta-jina-tejasa

   

Vasato me sakiccena - Sada Sambuddha-panjare

Jina-panjara-majjhamhi - Viharantam mahitale

Sada palentu mam sabbe - Te maha-purisasabha

   

Iccevamanto sugutto surakkho - Jinanubhavena jitupaddavo

Dhammanubhavena jitarisangho - Sanghanubhavena jitantarayo

Saddhammanubhava-palito - Carami jina-panjare’ti

 

Arti Jinapanjara Gatha

Ilustrasi
Ilustrasi biksu buddha. (dok. pexels/ROMAN ODINTSOV)

Para Pahlawan telah menduduki Tahta Kemenangan

setelah mengalahkan semua kejahatan Mara Pengoda

berkat Empat Kesunyataan Mulia

yang telah ditembus oleh Para Pemimpin tersebut

   

Sang Tanhankara Buddha

beserta keduapuluhdelapan Buddha lainnya

Semoga mereka bersemayam di atas kepalaku

   

Semoga Buddha bersemayam di kepalaku,

Dhamma di kedua mataku,

dan Sangha tempat berbuat semua jasa kebajikan

bersemayam di bahuku

   

Semoga Anuruddha bersemayam di hatiku,

Sariputta di sisi kananku,

Kondanna di sebelah belakangku,

dan Moggallana di sisi kiriku

   

Di telinga kananku,

beradalah Ananda dan Rahula

Kassapa dan Mahanama,

Beradalah di telinga kiriku

   

Di belakang dari ujung-ujung rambutku

bersinarlah cemerlang laksana Sang Surya,

disanalah bertahta dengan Agung-Nya Sobhita,

Buddha yang memancarkan sinar yang Maha Sempurna

   

Sang Kumara Kassapa yang terpujikan,

Pengkhotbah yang Maha Pandai,

Ladang dari segala Kebajikan,

senantiasa berdiam di mulutku

   

Punna, Angulimala,

Upali, Nanda dan Sivali

Kelima Thera Mulia ini

Bersemayam di dahiku bagaikan Tilaka

   

Delapan puluh Mahathera lainnya,

Siswa-siswa dari Sang Pemenang

Bercahaya dalam Kemenangan akan Kebajikan

bersemayamlah di bagian-bagian lain dari tubuhku

   

Ratana Sutta berada di hadapanku,

Di sebelah kananku adalah Metta Sutta,

Dhajagga Sutta berada di belakangku,

dan di sebelah kiriku ada Angulimala Sutta

   

Perlindungan dari Khanda dan Mora Paritta,

serta Atanatiya Sutta

bagaikan atap-atap langit,

dan sutta-sutta lainnya bagaikan dinding pelindung di sekitarku

   

Dengan Kekuatan Kebaikan Mereka yang tak terbatas,

dengan aku yang berada di tengah Istana Buddha dalam dunia ini,

semoga semua halangan dari dalam dan luarku hilang tanpa terkecuali

   

Melindungiku sedemikian rupa dalam setiap kesempatan,

mengatasi semua kesukaran dengan kekuatan Sang Pemenang,

semoga semua Manusia Besar tersebut selalu melindungiku

   

Semoga dengan Karunia Buddha, Dhamma dan Sangha,

aku dapat mengalahkan pasukan musuh dari nafsu-nafsu indriya

dan hidup terjaga oleh Dhamma yang Sempurna.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya