Ilmuwan Ini Tanam Chip di Otaknya untuk Kendalikan Mimpi, Operasi di Ruang Tamu

Chip otak untuk kendalikan mimpi.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 18 Jul 2023, 10:22 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2023, 10:15 WIB
Tanam Chip di Otak Kendalikan Mimpi
Ilmuwan Ini Tanam Chip di Otaknya Untuk Kendalikan Mimpi (Sumber: Instagram/michael_raduga)

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang pernah mengalami bermimpi. Mimpi menjadi pengalaman mental bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra dalam tidur. Mimpi terjadi begitu saja, tak ada yang bisa mengontrol sebelum tidur, tema mimpi apa yang akan kita impikan. Namun seorang ilmuwan asal Rusia mencoba mengubahnya.

Melansir dari LAD Bible, Seorang pria mengklaim bahwa dia telah menanamkan sebuah chip ke dalam otaknya dengan harapan suatu hari dia akan dapat mengendalikan mimpinya sendiri. Pria bernama Michael Raduga dari Rusia itu telah kehilangan 'banyak darah' selama 10 jam bedah saraf DIY, yang dilakukannya di rumahnya bulan lalu.

Meski terdengar nyeleneh, aksinya ini sukses mencuri perhatian. Pasalnya, Michael Raduga melakukan penanaman chip otak ini di kepalanya sendiri. Bahkan ia melakukan operasi selama berjam-jam, melubangi tengkoraknya dengan bor dari toko perkakas rumah. 

Meski terdengar menyeramkan dan kehabisan banyak darah, namun aksi nekat menanam chip itu punya alasan mulia tersendiri. Berikut Liputan6.com merangkum kisah ilmuwan tanam chip ke otaknya dari berbagai sumber, Selasa (18/7/2023).

Prosedur Penanaman Chip ke Otak Bikin Geleng Kepala

Tanam Chip di Otak Kendalikan Mimpi
Ilmuwan Ini Tanam Chip di Otaknya Untuk Kendalikan Mimpi (Sumber: Instagram/michael_raduga)

Meskipun memilih untuk mengoperasi otaknya sendiri, Raduga mengatakan kepada Daily Mail bahwa dia tidak memiliki kualifikasi bedah saraf. Saat operasi dia menahan sebagian kulitnya ke belakang dengan klip kertas sambil melubangi tengkoraknya. 

Mengejutkannya ia melubangi kepala dengan bor yang dia temukan di toko perkakas sehingga dia dapat menanamkan elektroda di otaknya.

“Selama 30 menit pertama saya siap untuk menyerah berkali-kali karena pertama-tama saya kehilangan banyak darah - kira-kira satu liter darah. Dan saya takut saya bisa kehilangan kesadaran,” kata Michael Raduga.

Dikabarkan oleh Oddity Central, peneliti Rusia tanpa kualifikasi bedah saraf itu dilaporkan kehilangan lebih dari satu 'liter darah'. Prosedur operasi otak pada dirinya sendiri itu dilakukan di rumahnya di Kazakhstan.

Siap Mati Meski Jadi Kelinci Percobaan

Tanam Chip di Otak Kendalikan Mimpi
Ilmuwan Ini Tanam Chip di Otaknya Untuk Kendalikan Mimpi (Sumber: Instagram/michael_raduga)

Raduga memberi tahu Daily Mail bahwa dia merasa senang menjadi subjek percobaan yang berhubungan dengan kelinci. Alasannya adalah dia yakin bahwa prosedur tersebut suatu hari akan terbukti sangat bermanfaat dan memungkinkan orang untuk mengalami mimpi yang jelas.

“Saya senang saya selamat tetapi saya siap untuk mati,” ungkapannya. 

“Bagi banyak orang, ini akan menjadi semacam hiburan. Sekarang, bayangkan orang lumpuh yang tidak dapat mengalami apa pun dalam hidup ini dan sekarang kami menemukan cara untuk membantunya masuk ke dalam mimpi di mana segala sesuatu mungkin terjadi. Berhubungan seks, makan sesuatu, lakukan sesuatu yang menarik,” tegas Raduga.

Lima minggu setelah menanamkan chip, Raduga melepasnya tetapi ada kekhawatiran bahwa dia sudah berisiko mengalami kerusakan jangka panjang karena melakukan prosedur tersebut.

Kekhawatiran Komplikasi Bedah Syaraf Sembarangan

Tanam Chip di Otak Kendalikan Mimpi
Ilmuwan Ini Tanam Chip di Otaknya Untuk Kendalikan Mimpi (Sumber: Instagram/michael_raduga)

Aksi menanam chip ke dalam otak secara mandiri jelas tidak untuk dicoba sembarangan. Konsultan ahli bedah saraf, Alex Green dari Universitas Oxford, mengatakan bahwa itu adalah hal yang sangat berbahaya untuk dilakukan.

“Bedah saraf hanya boleh dilakukan oleh ahli bedah saraf yang berpengalaman dan berkualitas. Segala macam komplikasi bisa saja terjadi,” katanya.

Misalnya, jika dia menyebabkan perdarahan dari vena kortikal atau pembuluh darah intraserebral, dia bisa mengalami stroke dengan defisit permanen atau kematian.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa selain dari bahaya yang jelas dan beragam yang terkait dengan operasi Raduga, kita 'mungkin beberapa dekade lagi' untuk dapat mengendalikan mimpi dengan perangkat atau implan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya