Liputan6.com, Jakarta Maag adalah kondisi yang ditandai oleh rasa tidak nyaman, atau nyeri di daerah perut bagian atas. Gejalanya dapat berupa sensasi terbakar, kembung, perut kembung, mual, muntah, atau perasaan kenyang cepat saat makan. Maag disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, hingga infeksi terhadap bakteri.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, maag disebabkan oleh stres dan kecemasan yang terjadi secara berlebihan. Umumnya lambung menghasilkan asam lambung, dan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan. Namun, gangguan dalam produksi atau pelepasan asam lambung, dapat menyebabkan iritasi atau peradangan pada dinding lambung, yang kemudian menyebabkan gejala maag.
Selain pola makan dan stres, penyebab penyakit maag disebabkan oleh penggunaan obat yang berlebihan. Bagi penderita penyakit maag akan merasakan keluhan sakit perut, perut kembung atau begah, mual dan muntah.
Berikut ini penyebab dan gejala penyakit maag yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (28/7/2023).
Penyebab
Banyak orang merasa gejala maag gampang kambuh karena telat makan. Hal ini berhubungan dengan cara kerja lambung. Setiap makanan yang di konsumsi akan masuk ke lambung, lalu dicerna secara kimiawi dengan bantuan dari enzim pepsin dan renin yang dicampur dengan asam lambung (HCl).
Apabila terjadi gangguan, maka mukosa akan rusak dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Apabila gangguan ini terus-menerus terjadi, maka asam lambung akan memecah mukosa dan menyebabkan iritasi dan peradangan.
Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)
Maag disebabkan oleh H. pylori, yang merupakan jenis bakteri, yang dapat menginfeksi lambung dan menyebabkan peradangan. Bakteri H. pylori dapat merusak lapisan pelindung lambung, dan meningkatkan produksi asam lambung, yang kemudian mengakibatkan iritasi dan peradangan pada dinding lambung.
Pola makan tidak sehat
Konsumsi makanan yang pedas, berlemak, asam, atau terlalu banyak kafein dapat memicu maag. Makanan pedas dan berlemak akan merangsang produksi asam lambung, sedangkan makanan asam dapat mengiritasi lapisan lambung. Minuman seperti kopi, teh, minuman berkafein, dan minuman berkarbonasi juga dapat memicu gejala maag pada beberapa individu. Selain itu, makan terlalu cepat atau dalam porsi besar juga dapat memberikan tekanan berlebih pada lambung dan memicu maag.
Stres dan kecemasan
Stres dan kecemasan dapat memengaruhi keseimbangan kimia dalam tubuh, termasuk produksi asam lambung. Stres kronis atau kecemasan yang berkepanjangan, dapat memicu perubahan dalam sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan pada fungsi lambung, termasuk maag.
Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa obat dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung dan memicu maag. Contohnya adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, dan obat-obatan yang mengandung kortikosteroid. Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi obat-obatan ini dapat merusak lapisan pelindung lambung dan meningkatkan risiko terjadinya maag.
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dapat mengganggu fungsi otot kerongkongan dan melemahkan katup antara lambung dan kerongkongan, yang memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan. Alkohol dapat mengiritasi lapisan lambung dan merangsang produksi asam lambung. Merokok dan konsumsi alkohol secara berlebihan dapat merusak lapisan pelindung lambung dan meningkatkan risiko terjadinya maag.
Penyakit autoimun
Meskipun terbilang langka, penyakit autoimun juga bisa menjadi penyebab penyakit maag. Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh malah menyerang sel-sel sehat dalam tubuh Anda sendiri, bukannya melawan zat asing penyebab penyakit. Dalam hal ini, sel-sel kekebalan tubuh justru menyerang lapisan dinding lambung yang sehat dan tidak bermasalah. Alhasil, sel-sel penyusun lapisan dinding lambung pun mengalami peradangan atau bahkan kerusakan
Advertisement
Gejala Asam Lambung
Penyakit maag bisa disebabkan oleh berbagai hal, dan bisa dialami oleh siapa saja. Gejala maag yang paling terasa adalah rasa nyeri di kiri atas perut dan bisa terasa hingga ke punggung. Gejala asam lambung, juga dikenal sebagai refluks asam gastroesofageal (GERD), adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan gejala yang tidak nyaman.
Berikut adalah beberapa gejala umum yang terkait dengan asam lambung:
-
Mual
-
Rasa pahit di mulut
-
Karies pada gigi
-
Regurgitasi (makanan kembali ke mulut dari kerongkongan)
-
Nyeri menelan atau kesulitan menelan
-
Batuk kronis
-
Sakit tenggorokan dan suara serak
- Bau mulut
Perhatikan pula gejala lanjutan yang mungkin terkait dengan komplikasi asam lambung atau masalah kesehatan serius lainnya, seperti:
- Nyeri dadaKehilangan selera makan
- Muntah terus-menerus
- Gangguan menelan (disfagia)
- Pucat, 5L (lesu, lelah, letih, lemah, lunglai)
- Muntah yang mengandung darah (hematemesis)
- Feses berwarna hitam (melena)
- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya
Terdapat beberapa jenis komplikasi penyakit asam lambung atau GERD yang sering terjadi, misalnya esofagitis, striktur esofagus, dan Barrett’s esophagus. Barrett’s esophagus mempunyai potensi tumbuh berkembang menjadi kanker esofagus.
Ciri-Ciri
- Salah satu ciri khas maag adalah rasa nyeri atau sensasi terbakar yang muncul di bagian atas perut. Nyeri ini biasanya terlokalisasi di antara tulang rusuk dan pusar. Sensasi terbakar ini terjadi karena asam lambung naik ke kerongkongan (refluks asam) dan mengiritasi lapisan sensitif pada kerongkongan.
- Penderita maag sering mengalami perut kembung, dan merasa penuh meskipun hanya mengonsumsi sedikit makanan. Rasa penuh ini mungkin timbul setelah makan, atau bahkan saat perut dalam keadaan kosong. Perasaan kembung dan penuh ini bisa sangat mengganggu, dan membuat pasien merasa tidak nyaman.
- Orang yang mengalami maag cenderung sering bersendawa setelah makan. Selain itu, perut sering terasa begah dan terasa berat.
- Gejala maag bisa melibatkan mual dan muntah, terutama setelah makan. Rasa mual ini sering kali berhubungan dengan perasaan kembung, dan penuh yang dialami oleh penderita maag.
- Beberapa orang dengan maag, bisa mengalami perubahan nafsu makan. Mereka mungkin merasa kenyang lebih cepat saat makan dan mungkin mengalami penurunan nafsu makan, karena rasa tidak nyaman di perut.
- Pada kasus maag yang lebih parah, terutama jika gejala muncul pada malam hari, penderita bisa mengalami gangguan tidur. Rasa nyeri dan sensasi terbakar di perut dapat mengganggu tidur, dan menyebabkan kesulitan tidur.
- Gejala maag cenderung memburuk setelah makan, terutama jika makanan yang dikonsumsi adalah makanan pedas, berlemak, asam, atau berkafein. Makanan seperti ini dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk iritasi pada dinding lambung.
Advertisement
Perbedaan GERD dan Maag
Melansir dari laman goodrx, sakit maag biasanya terletak di perut bagian atas, bukan di dada. Dan Anda mungkin mengalaminya saat perut kosong, atau beberapa jam setelah makan. Ini lebih kecil kemungkinannya dengan GERD, yang cenderung terjadi dengan cepat setelah makan.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) disebabkan oleh refluks asam lambung, yang naik kembali ke kerongkongan. Ini terjadi karena melemahnya sfingter esofagus bagian bawah (LES), yaitu katup otot yang seharusnya mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Sfingter LES yang melemah memungkinkan asam lambung naik ke atas, mengiritasi lapisan kerongkongan, dan menyebabkan gejala seperti sensasi terbakar di dada (heartburn), batuk kering, disfagia, dan nyeri dada. Sedangkan maag atau dispepsia adalah kondisi yang melibatkan gangguan pencernaan pada lambung. Penyebab maag bisa lebih beragam, termasuk infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori (H. pylori), pola makan yang tidak sehat, stres, penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol.
Gejala utama GERD adalah sensasi terbakar di dada atau heartburn, yang terutama terjadi setelah makan atau saat berbaring. Selain itu, pasien dengan GERD juga sering mengalami batuk kering yang persisten, terutama pada malam hari. Namun maag melibatkan nyeri atau sensasi terbakar di perut bagian atas, khususnya di antara tulang rusuk dan pusar. Perut kembung, mual, dan muntah juga merupakan gejala umum dari maag. GERD dapat didiagnosis berdasarkan gejala yang khas, dan hasil pemeriksaan endoskopi (pemeriksaan dalam lambung dan kerongkongan). Pengobatan untuk GERD meliputi penghambat asam (proton pump inhibitor/PPI) dan pengelolaan gaya hidup, seperti menghindari makanan dan minuman yang memicu asam lambung dan menjaga berat badan ideal.