Liputan6.com, Jakarta Organ yang menyusun sistem ekskresi pada hewan adalah penting diketahui oleh siswa. Biasanya materi terkait sistem ekskresi pada hewan ini akan sering muncul pada pembelajaran Biologi di sekolah.
Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya. Sistem ekskresi pada hewan maupun manusia sama. Bahkan organ yang menyusun sistem ekskresi pada hewan juga sama dengan manusia.
 Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme dari dalam tubuh hewan. Untuk bisa mengeluarkan zat sisa dalam tubuh dibutuhkan organ yang menyusun sistem ekskresi pada hewan tersebut. Sistem ekskresi pada hewan berbeda-beda tergantung dengan jenis hewannya.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai organ yang menyusun sistem ekskreasi pada hewan yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (3/8/2023).
Organ yang Menyusun Sistem Ekskresi pada Hewan Adalah
Dikutip dari laman emodul.kemdikbud.go.id, sistem ekskreasi pada hewan adalah mengeluarkan zat-zat sisa hasil metabolisme yang apabila tidak dikeluarkan akan dapat menjadi racun bagi tubuh. Organ yang menyusun sistem ekskreasi pada hewan adalah ginjal, hati, kulit, dan paru-paru. Berikut ini penjelasannya:
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada hewan. Organ ini berfungsi menyerap atau menyaring sisa-sisa metabolisme yang terdapat dalam darah, seperti air, urea, dan garam, yang akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine. Dari setiap ginjal keluar saluran urin atau ureter yang menuju kandung kemih (vesika urinaria). Selanjutnya, urine dari kandung kemih dikeluarkan melalui uretra.
Ginjal menyaring darah sebanyak tujuh liter per jam. Darah yang bersih digunakan kembali oleh tubuh, sedangkan darah yang kotor diproses di dalam ginjal menghasilkan urine yang harus dikeluarkan dari tubuh. Ginjal terdiri atas unit-unit kecil yang disebut nefron.Â
2. Hati
Hati berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan, juga merupakan bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi sebagai tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah yang telah tua. Hati adalah tempat terjadinya proses perombakan protein. Dalam proses perombakan protein tersebut dihasilkan urea yang membahayakan tubuh. Oleh karena itu, urea tersebut harus dikeluarkan dari tubuh bersama urine.
3. Kulit
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan keringat. Ketika suhu tubuh naik, kelenjar keringat akan menghasilkan keringat. Keringat tersebut akan diuapkan. Cara kerja pengaturan suhu tubuh ini berlaku sebaliknya pada kondisi yang berlawanan, seperti kurang aktivitas atau berada di lingkungan yang suhu udaranya dingin.
4. Paru-Paru
Organ yang menyususn sistem ekskreasi pada hewan yang berikutnya adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ pernapasan yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari atmosfer, sekaligus sebagai organ ekskresi yang berperan dalam pembungan zat sisa karbondioksida dari jaringan ke atmosfer.
Advertisement
Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata
Berikut ini sistem ekskresi pada hewan invertebrata yang bisa anda kenali, yakni:
1. Protozoa
Meskipun protozoa tidak mempunyai organ ekskresi terspesialisasi, zat sisa dikeluarkan melalui membran seluler. Eliminasi zat sisa melalui membran dilakukan dengan mekanisme osmosis, difusi, dan yang lainnya. Pada sejumlah spesies, vakuola kontraktil berperan sebagai organela ekskresi. Namun pada protozoa air tawar yang memiliki mekanisme vakuola untuk regulasi zat sisa.
2. Moluska
Pada moluska organ ekskresi adalah ginjal dan kelenjar perikardial. Ginjal merupakan organ mesodermal yang berkomunikasi dengan selom, sedangkan lapisan epitel perikardium mengandung jaringan berglandula yang berfungsi sebagai kelenjar perikardial. Pada cephalopoda, limbah bernitrogen dikeluarkan dalam bentuk guanin, sedangkan opisthobranchial dan Bivalvia masing-masing mengeluarkan asam urat dan urea.
3. Krustasea
Sistem ekskresi krustasea adalah kelenjar hijau (kelenjar antena) yang berpasangan (nefridium), yang terletak di bagian depan esofagus, yakni kepala bagian ventral. Masing-masing kelenjar hijau terdir dari kelenjar-kelenjar yang berwarna hijau, kantung dan saluran yang terbuka ke bagian luar melalui lubang pembuangan pada bagain dasar segmen antena.
4. Insekta
Insekta mempunyai alat ekskresi yang disebut buluh Malpighi yang terletak dekat usus bagian belakang. Pada serangga, tubula Malpighi berfungsi dalam osmoregulasi dan pembuangan limbah nitrogen dari hemolimfa. Buluh Malpighi mengambil zat-zat sisa pencernaan dalam bentuk cairan dari darah serangga. Zat sisa berupa nitrogen diubah menjadi asam urat, yang dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk pasta putih.
Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata
Berikut ini terdapat beberapa macam-macam sistem ekskresi pada hewan vertebrata, yakni:
1. Mamalia
Mamalia mengekskresikan urin yang paling hiperosmotik, seperti tikus dan kangguru dan mamalia lain yang beradaptasi hidup di habitat gurun, memiliki lengkung Henle yang sangat panjang. Lengkung Henle yang panjang berfungsi mempertahankan gradien osmotik yang tajam di ginjal, yang mengakibatkan urin menjadi semakin pekat ketika melewati dari korteks ke medula dalam duktus pengumpul. Sebaliknya berang-berang yang habitatnya di air tawar dan jarang mengalami permasalahan dehidrasi, mempunyai nefron dengan lengkung Henle yang sangat pendek sehingga menghasilkan urin yang sangat encer. Mamalia laut memiliki ginjal dengan kemampuan mengonsentrasi yang luar biasa, dan mengelola masalah garamnya dengan ekskresi ginjal.
2. Aves
Organ untuk sistem ekskresi pada hewan aves ini berupa  ginjal dan paru-paru. GInjal mengeluarkan nitrogen dalam bentuk asam urat (urikotelik), yang berwujud pasta putih. Sedangkan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida. Sedangkan unggas akan menggunakan organ ginjal untuk sistem ekskresi.
3. Reptil
Sama dengan aves, reptil juga menggunakan paru-paru dan ginjal untuk sistem ekskresi. Paru-paru mengeluarkan karbon dioksida. Ginjal mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme dalam urine dan bermuara di kloaka. Ginjal reptilia hanya mempunyai nefron kortikal, menghasilkan urin yang isoosmotik dengan cairan tubuh.Â
4. Amfibi
Organ untuk sistem ekskresi pada hewan amfibi ini berupa  ginjal dan paru-paru.  Ginjal menghasilkan urine. Urine dikeluarkan melalui kantung kemih ke kloaka. Paru-paru mengeluarkan sisa pernapasan berupa karbon dioksida.
5. Ikan
Organ untuk sistem ekskresi pada hewan ikan berupa ginjal dan insang. Ginjal menghasilkan urine, yang mengandung nitrogen dalam bentuk ammonia (ammonotelik). Sedangkan insang mengeluarkan karbon dioksida sisa pernapasan.
Advertisement