Liputan6.com, Jakarta Sarkofagus adalah istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kebanyakan orang. Pasalnya, kamu tentu sudah mempelajarinya pada mata pelajaran sejarah di sekolah. Sarkofagus berkaitan dengan peninggalan sejarah orang zaman dahulu.
Sarkofagus adalah suatu tempat untuk menyimpan jenazah yang umumnya terbuat dari batu. Kadang-kadang, sarkofagus ini dibuat dari bahan logam atau batu kapur. Sarkofagus juga ditemukan di Indonesia.
Advertisement
Sarkofagus adalah peti mayat yang dibuat dari batu, yang biasanya digunakan pada zaman Yunani, Romawi, dan Mesir Purba. Namun, di Indonesia juga terdapat peninggalan sarkofagus, yaitu di Jawa Timur dan beberapa situs di Bali.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (14/8/2023) tentang sarkofagus.
Sarkofagus adalah
Sarkofagus adalah suatu tempat untuk menyimpan jenzah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarkofagus adalah peti mayat yang dibuat dari batu (seperti yang biasa digunakan pada zaman Yunani, Romawi, dan Mesir Purba). Sarkofagus adalah tempat menyimpan jenazah yang umumnya dibuat dari batu.
Kata “sarkofaus” berasal dari bahasa Yunani, yang mana sarx artinya daging, dan phagein artinya memakan. Jadi, arti dari sarkofagus adalah “memakan daging”. Kata tersebut juga merujuk pada jenis batu kapur tertentu yang dianggap mempercepat penguraian daging mayat yang terkandung di dalamnya karena sifat kimia batu kapur itu sendiri.
Sarkofagus sering disimpan di atas tanah, oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir, dihias, dan dibuat dengan teliti. Beberapa dibuat untuk dapat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam, sementara beberapa yang lain dimaksudkan untuk disimpan di ruang bawah tanah.
Di Mesir kuni, sarkofagus adalah lapisan perlindungan bagi mumi keluarga kerajaan dan kadang-kadang dipahat dengan alabaster. Sarkofagus adalah peti mayat yang kadang-kadang dibuat dari logam atau batu kapur. Sarkofagus digunakan oleh orang Romawi kuno sampai datangnya agama Kristen yang mengharuskan mayat untuk dikubur di dalam tanah.
Advertisement
Ciri-Ciri Sarkofagus
Ciri utama dari sarkofagus adalah sebuah keranda atau peti mati yang dibuat dari bahan batu. Selain itu, di bagian dalam biasanya terdapat tulang belulang, kapak persegi, periuk, perhiasan, serta logam dari beri atau perunggu.
Benda yang diperkirakan ada pada zaman megalitikum ini, terkadang ditemukan dengan ukiran atau pahatan unik. Di Indonesia, sarkofagus ini paling banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun ada juga sarkofagus yang ditemukan di Bali, Sumba, Tapanuli, dan Minahasa.
Fungsi Sarkofagus
Secara umum, fungsi sarkofagus adalah sebagai keranda atau peti mati untuk menyimpan jenazah yang diperkirakan ada pada zaman megalitikum. Selain itu, fungsi sarkofagus juga berguna sebagai dolmen atau kubur batu. Fungsi ini seperti sarkofagus yang ditemukan di Bondowoso, Jawa Timur. Selain itu, di beberapa situs bersejarah, sarkofagus juga ditemukan bersama dengan benda peninggalan lainnya seperti menhir, arca, batu susu, dan plumping.
Sedikit berbeda jika di Mesir, fungsi sarkofagus adalah sebagai pelindung mumi dari keluarga kerajaan. Terkadang, sarkofagus di Mesir dipahat khusus menggunakan alabaster, yaitu tepatnya di zaman Mesir Kuno. Bukan hanya di Mesir, sarkofagus juga digunakan oleh bangsa Romawi, hingga berkembang dalam ajaran Nasrani untuk menguburkan mayar di dalam tanah.
Advertisement
Sarkofagus di Indonesia
Meskipun banyak didominasi di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, benda peninggalan sejarah sarkofagus juga ditemukan di beberapa daerah lainnya seperti Bali, Sumba, Tapanuli, dan Minahasa. Penemuan sarkofagus di Bali, disertai dengan tulang dari kerangka manusia, barang-barang yang terbuat dari perunggu dan besi, serta manik-manik.
Melansir laman Kemdikbud, di Indonesia, sarkofagus adalah sistem penguburan yang ditemukan di daerah Basuki (Jawa Timur) dan beberapa situs di Bali. Temuan sarkofagus di situs Gilimanuk telah membantah dugaan sebelumnya bahwa masyarakat pesisir tidak mengenal sistem kubur dengan sarkofagus, mengingat batu padas sebagai bahan baku sarkofagus tidak ditemukan di daerah pesisir.
Bentuk atau tipe sarkofagus yang ditemukan di situs Gilimanuk menunjukkan persamaan dengan sarkofagus Munduk Tumpeng di Kecamatan Negara, Jembrana, Bali. Keberadaan sarkofagus di situs Gilimanuk menunjukkan adanya hubungan atau kontak antara daerah pedalaman (Munduk Tumpeng) dan Gilimanuk sebagai daerah pesisir pada masa awal logam di Bali.
Selain itu, temuan bekal kubur dalam sarkofagus Pangkungliplip (Kabupaten Jembrana) dan Margatengah (Kabupaten Gianyar) yang berupa lempengan emas penutup mata menunjukkan kesamaan dengan temuan bekal kubur di situs Gilimanuk.
Di luar Bali, lempengan daun emas sebagai penutup mata juga ditemukan di situs megalitik Adhichanallur (Tamilnadu, India), Santugong (Serawak) dan Oton di pulau Panay (Filipina). Sistem penguburan dengan sarkofagus ataupun tempayan, serta bekal kubur yang disertakan pada orang mati sekaligus menunjukkan hubungan situs Gilimanuk dengan situs lain di Bali maupun daerah di Indonesia dan Asia Tenggara serta India Selatan.