Liputan6.com, Jakarta Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi dijelaskan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga dideskripsikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Contoh puisi pendek umumnya digunakan untuk mempelajari salah satu ragam sastra. Sama seperti bentuk sastra lainnya, puisi juga dibangaun yang terbangun oleh unsur-unsur seperti, Diksi atau pilihan kata yang menciptakan makna dan keindahan dalam puisi. Majas merupakan unsur puisi berupa gaya bahasa atau kiasan yang juga digunakan untuk memberikan makna tambahan dalam puisi.
Citraan juga bagian dari unsur puisi yang menggunakan bahasa untuk menciptakan gambaran imajinatif yang terkait dengan indra manusia. Terakhir ada rima atau pengulangan bunyi akhir suku kata atau kata pada larik atau baris puisi untuk menciptakan pola atau ritme. Semua unsur-unsur ini dapat dengan mudah ditemukan pada contoh puisi pendek.
Advertisement
Contoh puisi pendek sudah banyak ditulis oleh para sastrawan ternama Indonesia. Berikut contoh puisi pendek dari berbagai penulis dengan bermacam-macam tema, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (19/9/2023).
Sitor Situmorang
MALAM LEBARAN
Bulan
di atas kuburan
1955
PENDARATAN MALAM
Tentara tak berbekal mendarat
Di malam disuburkan lapar
(Bila fajar bawa berita kayu apung istirahat mereka)
Tentara tak berbekal mendarat
Di malam disuburkan lapar
SAJAK
Kenapa takkan percaya pada Tuhan?
Sama sedihnya dengan sajak
Bersama kita ia tak berpegangan
Kecuali dalam duka tam au beranjak
Bila kita mati
Iapun didera sepi
Penyair dalam diri meruntas rantai
Tahu sekali lepas ‘kan turut hancur
Pisau tikam ke hulu mati
Bukan untuk membela diri ̶ telah lulur
Advertisement
Goenawan Mohamad
SURAT CINTA
Bukankah surat cinta ini ditulis
Ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
Menyentuh arah siapa saja
Bukankah surat cinta ini berkisah
Berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
Dilepas embun dan cahaya
CERITA UNTUK MITA
Di tromol itu kulihat permen dan bintang-bintang
dan gambar seorang perempuan pirang.
Ia memperkenalkan: “Aku dari sebuah masa kecil.
Kau kukenal dalam kenangan.”
Sebenarnya aku tak banyak punya kenangan
tapi malu untuk ditertawakan
“O, ya, siapa ya nyonya, kapan datang dari Belanda?
Ia tertawa: “Salah, aku merk manisan Amerika.”
1976
Z
Di bawah bulan Marly
dan pohon musim panas
Ada seribu kereta-api
menjemputmu pada batas
Mengapa mustahil mimpi
mengapa waktu memintas
Seketika berakhir berahi
begitu bergegas
Lalu jatuh daun murbei
dan air mata panas
Lalu jatuh daun murbei
dan engkau terlepas
1971
Joko Pinurbo
SEMOGA RINDU
Semoga rindu tak kunjung sembuh
Supaya kata tetap berdenyut
Malam tetap gelisah dan basah
(Jokpin, 2019).
PADA MATANYA
Pada matanya
Aku melihat kerlap-kerlip
Cahaya lampu kota kecil
Seperti bisikan hati
Yang lembut memanggil
(Jokpin, 2012)
MISAL
Misal Aku datang ke rumahmu
Dan kamu sedang khusyuk berdoa
Akankah kau keluar dari doamu
Dan membukakan pintu untuk
Ku?
(Jokpin, 2016).
Advertisement
Sapardi Djoko Damono
AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
SAJAK KECIL TENTANG CINTA
Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintai-Mu harus menjelma aku
AKULAH SI TELAGA
akulah si telaga:
berlayarlah di atasnya;
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil
yang menggerakkan bunga-bunga padma;
berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
perahumu biar aku yang menjaganya.(1982)
Chairil Anwar
PENGHIDUPAN
Lautan maha dalam
Mukul dentur selama
Nguji tenaga pematang kita
Mukul dentur selama
Hingga hancur remuk redam Kurnia Bahagia
Kecil setumpuk
Sia-sia dilindung, sia-sia dipupuk.
NISAN
Untuk nenekanda,
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertakhta.
Seno Gumira Ajidarma
HARI INI SEPERTI JUGA KEMARIN
hari ini seperti juga kemarin
tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi
kemudian rawan, jatuh di bumi
lantas seperti kemarin-kemarin : matahari pagi
SAJAK MALAM
setelah usai,
dentang jam dinding duabelas kali
CATATAN
si bocah berjongkok dan menangis
memandang buih lautan : akukah kau cari?
suara-suara samodra menggoda manja
si bocah menangis semakin keras
dan senja mengendap, matahari berbisik
: akulah ibumu
DUA GADIS CILIK
dua gadis cilik
mati terlindas di dekat pasar
sedikit darah terciprat
pada celana kuli yang tak punya anak
Advertisement
Taufik Ismail
PERSETUJUAN
Momentum telah dicapai. Kita
Dalam estafet amat panjang
Menyebar benih ini di bumi
Telah sama berteguh hati
Adikku Kappi, engkau sangat muda
Mari kita berpacu dengan sejarah
Dan kini engkau di muka
DARI CATATAN SEORANG DEMONSTRAN
Inilah peperangan
Tanpa jenderal, tanpa senapan
Pada hari-hari yang mendung
Bahkan tanpa harapan
Di sinilah keberanian diuji
Kebenaran dicoba dihancurkan
Pada hari-hari berkabung
Di depan menghadang ribuan lawan