Islam Muhammadiyah, Ketahui Landasan dan Asal-usul Berdirinya

Islam Muhammadiyah menjadi gerakan yang berkomitmen untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang murni.

oleh Laudia Tysara diperbarui 06 Okt 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2023, 11:30 WIB
Idul Adha Muhammadiyah
Kepala Kantor Masjid Agung Al-Azhar, Iding, menyatakan belasan ribu jemaah mengikuti sholat Idul Adha pada pagi yang cerah ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Muhammadiyah adalah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 November 1912 oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan, juga dikenal sebagai Muhammad Darwis. Gerakan ini bertujuan untuk memurnikan dan memperbarui Islam di Indonesia.

Nama "Muhammadiyah" mengandung makna bahwa gerakan Islam Muhammadiyah adalah pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW. Islam Muhammadiyah menjadi gerakan yang berkomitmen untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang murni.

Kyai Dahlan, sebagai pendiri Muhammadiyah, memiliki pemikiran cerdas dan pembaruan yang luas. Mencakup berbagai aspek kehidupan, dari keyakinan agama hingga pendidikan modern, serta peran perempuan dalam masyarakat. Gerakan ini memiliki dampak besar dalam menghidupkan kembali semangat Islam yang otentik di Indonesia dan terus berperan aktif dalam berbagai bidang sosial dan keagamaan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang Islam Muhammadiyah adalah pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW, Jumat (6/10/2023).

Pengikut dan Penganut Ajaran Nabi Muhammad SAW

Idul Adha Muhammadiyah
Para jemaah datang berduyun-duyun memadati lokasi tersebut sejak pukul 05.30 WIB. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kelahiran Islam Muhammadiyah pada bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) adalah sebuah tonggak penting dalam sejarah pergerakan Islam di Indonesia. Gerakan ini diprakarsai oleh seorang ulama yang cerdas dan penuh semangat pembaruan, yaitu Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis, berasal dari kota santri Kauman Yogyakarta.

Nama "Muhammadiyah" memiliki makna dalam bahasa yang mendalam, menghubungkan gerakan ini dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Dalam pandangan H. Djarnawi Hadikusuma, nama ini menggambarkan bahwa Islam Muhammadiyah adalah pengikut dan penganut ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu Islam.

Tujuannya adalah untuk memahami dan melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Maka dari itu, umat Islam dapat menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang suci dan benar, yang pada gilirannya diharapkan akan membawa kemajuan bagi umat Islam dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Kyai Dahlan, setelah menunaikan ibadah haji dan mendapatkan ilmu dari ulama-ulama di Mekkah, membawa ide-ide pembaruan yang berbeda dari konservatisme. Ia tidak hanya ingin membersihkan aqidah (keyakinan) Islam dari syirik, tetapi juga memperbarui cara beribadah, memurnikan muamalah (urusan dunia), dan mengembalikan pemahaman Islam kepada sumbernya yang asli, yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi.

Pendirian Islam Muhammadiyah tidak terlepas dari interaksi Kyai Dahlan dengan rekan-rekannya dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan pemikiran agama yang diajarkan olehnya.

Sebagai contoh, gagasan untuk mendirikan Muhammadiyah muncul dari salah satu siswa Kyai Dahlan di Kweekscholl Jetis yang menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dimulai oleh Kyai tidak hanya bergantung padanya sendiri, tetapi diurus oleh sebuah organisasi agar berkelanjutan.

 

Asal-Usul Berdirinya Islam Muhammadiyah

Tanggal 18 November 1912, sesuai dengan 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah, ditetapkan sebagai tanggal resmi kelahiran Islam Muhammadiyah. Organisasi ini ditujukan untuk menyebarkan pengajaran agama Islam kepada penduduk pribumi di Residensi Yogyakarta dan memajukan ajaran Islam kepada anggotanya.

Muhammadiyah selalu mengandalkan asas Islam dalam seluruh perjalanannya, meskipun pada beberapa periode tertentu pernah mengalami perubahan dalam Anggaran Dasarnya, seperti pada tahun 1985 ketika paksaan dari Pemerintah Orde Baru membuat Muhammadiyah mencantumkan asas Pancasila dalam AD-nya. Namun, asas Islam selalu kembali menjadi landasan yang utama dalam organisasi ini.

Pemikiran Kyai Dahlan yang cerdas dan pembaruan yang diterapkan dalam Islam Muhammadiyah mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari keyakinan (aqidah) hingga praktik kehidupan sehari-hari. Ia menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap Al-Qur'an dan Sunnah Nabi serta mengajak umat Islam untuk tidak hanya beragama secara formal, tetapi juga memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan nyata.

Selain itu, Kyai Dahlan juga merintis pendidikan "modern" yang menggabungkan pelajaran agama dan umum. Pendidikan ini menjadi salah satu ciri khas Muhammadiyah dan membedakannya dari pondok pesantren tradisional. Muhammadiyah ingin menghasilkan generasi Muslim terpelajar yang mampu menghadapi tantangan zaman modern.

Kyai Dahlan juga peduli dengan peran perempuan dalam masyarakat. Ia mendirikan organisasi Aisyiyah pada tahun 1917, yang bertujuan untuk mengaktifkan perempuan Muslim dalam kegiatan sosial dan keagamaan, menjauhkan mereka dari keterbatasan rumah tangga, dan memberikan mereka pengetahuan agama. Hal ini menunjukkan pemikiran progresif Kyai Dahlan tentang peran perempuan dalam masyarakat.

Kelahiran Islam Muhammadiyah yang dipimpin oleh Kyai Dahlan adalah hasil dari pergumulan dan tantangan yang dihadapi oleh umat Islam dan masyarakat Indonesia pada masanya. Muhammadiyah didirikan untuk membersihkan ajaran Islam dari syirik, mengatasi perpecahan dalam umat Islam, dan mengatasi tantangan-tantangan sosial dan keagamaan yang dihadapi oleh umat Islam.

Kyai Dahlan membawa pemikiran yang cerdas dan pembaruan yang mendalam dalam ajaran Islam. Ini kemudian menjadi ciri khas dari Islam Muhammadiyah dan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.

Tujuan Gerakan Islam Muhammadiyah Didirikan

Idul Adha Muhammadiyah
Maulana mengajak jemaah dan masyarakat Kota Bogor terus bersinergi dengan PDM Kota Bogor untuk terus mengembangkan dakwah. (merdeka.com/Arie Basuki)

Tujuan didirikan Muhammadiyah, seperti yang diuraikan oleh H.A. Mukti Ali dan pandangan lainnya, mencakup beberapa aspek penting masih melansir dari sumber website resminya:

1. Muhammadiyah Ingin Mengembalikan Ajaran Islam ke Akarnya yang Murni

Pertama, Muhammadiyah didirikan dengan tujuan untuk membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam. Gerakan ini berusaha mengembalikan ajaran Islam ke akarnya yang murni dan otentik, dengan menghapuskan praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.

2. Muhammadiyah Ingin Mengaplikasikan Ajaran Islam Sesuai Perkembangan Zaman

Kedua, Muhammadiyah bertujuan melakukan reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern. Ini berarti gerakan ini berusaha menginterpretasikan dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam konteks zaman modern, sehingga dapat relevan dan dipahami oleh masyarakat pada saat itu.

3. Muhammadiyah Ingin Mengembangkan Pendidikan Islam yang Berkualitas dan Sesuai Tuntutan Zaman

Ketiga, Muhammadiyah juga memiliki tujuan untuk melakukan reformulasi ajaran dan pendidikan Islam. Gerakan ini berperan dalam pengembangan pendidikan Islam yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan zaman, termasuk pendidikan modern yang mencakup ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Muhammadiyah Ingin Menjaga Islam dari Pengaruh Luar

Terakhir, Muhammadiyah didirikan untuk mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar. Hal ini mencerminkan tekad untuk menjaga keaslian dan keutuhan ajaran Islam di tengah perkembangan sosial dan budaya yang terus berubah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya