Fungsi Hati yang Berkaitan dengan Pencernaan Makanan adalah Produksi Cairan Empedu

Fungsi hati berikut yang berkaitan dengan fungsi pencernaan makanan adalah memproduksi cairan empedu.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 06 Nov 2023, 14:55 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2023, 14:55 WIB
Ilustrasi organ hati
Ilustrasi organ hati. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Hati atau liver adalah organ padat terbesar dan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Hati terletak tepat di bawah diafragma di sisi kanan-atas tubuh. Hati termasuk ke dalam organ dalam sistem pencernaan.

Fungsi hati berikut yang berkaitan dengan fungsi pencernaan makanan adalah memproduksi cairan empedu. Selain itu organ ini juga memiliki fungsi detoksifikasi, sintesis protein, serta penyimpanan energi dan nutrisi cadangan. 

Hati memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh manusia. Dengan begitu, menjaga kesehatan hati sangat penting untuk fungsi tubuh yang optimal. Fungsi hati berikut yang berkaitan dengan fungsi pencernaan makanan adalah memproduksi cairan empedu.

Hati memiliki kemampuan untuk meregenerasi diri yang memungkinkan organ ini memperbaiki dirinya sendiri setelah mengalami kerusakan. Namun, ketika kerusakan yang terjadi terlalu parah, proses regenerasi mungkin saja terganggu.

Berikut ulasan tentang fungsi hati yang berkaitan dengan fungsi pencernaan makanan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (6/11/2023).

Fungsi Organ Hati dalam Sistem Pencernaan

Lambung
Ilustrasi sistem pencernaan. (Sumber: Wikimedia Commons)

Fungsi hati berikut yang berkaitan dengan fungsi pencernaan makanan adalah memproduksi cairan empedu. Cairan empedu diproduksi oleh sel hati atau hepatosit dan disimpan dalam kantung empedu sebelum dilepaskan ke usus kecil. Cairan empedu memiliki fungsi penting dalam pencernaan makanan, terutama lemak.

Ketika seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, empedu dilepaskan ke dalam usus kecil. Empedu membantu dalam pemecahan lemak menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, sehingga lemak dapat larut dalam air dan dicerna dengan lebih efisien oleh organ tubuh. Ini memungkinkan tubuh untuk menyerap nutrisi yang terkandung dalam lemak, seperti vitamin larut lemak.

Fungsi Organ Hati Lainnya

Mengatasi Masalah Pada Sistem Pencernaan Tubuh
Ilustrasi Sakit Perut Credit: pexels.com/pixabay

Selain memproduksi cairan empedu yang penting dalam sistem pencernaan, berikut beberapa fungsi organ hati lainnya.

1. Memproduksi Protein

Hati memproduksi berbagai jenis protein penting bagi tubuh, seperti albumin dan fibrinogen. Albumin membantu menjaga keseimbangan osmolaritas dan tekanan onkotik cairan dalam tubuh. Fibrinogen adalah protein yang berperan dalam pembekuan darah saat terjadi luka.

2. Membersihkan Darah

Hati berfungsi sebagai organ yang mampu membersihkan darah dari zat-zat kimia atau metabolit yang berbahaya bagi tubuh. Ini mencakup penghilangan racun, obat-obatan, dan limbah lainnya, sehingga menjaga darah tetap bersih dan kesehatan tubuh terjaga.

3. Menyimpan Nutrisi

Hati juga berperan sebagai gudang cadangan nutrisi penting bagi tubuh. Organ ini dapat menyimpan vitamin, mineral, zat besi, serta vitamin A, B12, D, dan K, serta asam folat yang diperlukan oleh tubuh. Ketika tubuh membutuhkan nutrisi tambahan, hati akan melepaskannya ke dalam aliran darah.

4. Mengkonversi Glukosa Menjadi Glikogen

Hati memiliki peran dalam mengkonversi glukosa menjadi glikogen. Ketika kadar gula darah tinggi, hati akan mengambil glukosa berlebih dan menyimpannya sebagai glikogen. Glikogen kemudian dapat dipecah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah saat tubuh membutuhkannya untuk mempertahankan kadar gula darah yang seimbang.

5. Mengubah Amonia Menjadi Urea

Hati berperan dalam sistem ekskresi dengan mengubah amonia, zat beracun yang dihasilkan dari metabolisme protein, menjadi urea. Urea adalah hasil akhir yang dapat diekskresikan melalui urine, membantu menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh dan mencegah penumpukkan amonia yang berbahaya.

6. Detoksifikasi Obat-obatan

Hati juga berfungsi untuk melakukan detoksifikasi. Ini berarti hati dapat memecah dan menghilangkan obat-obatan, alkohol, racun, dan zat-zat berbahaya lainnya yang masuk ke dalam tubuh. Detoksifikasi yang dilakukan oleh hati membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

7. Memecah Sel Darah Merah

Hati memiliki peran penting dalam memecahkan sel darah merah yang sudah tua atau rusak, sambil menyimpan zat besi yang terkandung dalam hemoglobin. Proses penghancuran sel darah merah oleh hati penting untuk menjaga keseimbangan darah.

8. Produksi Kolesterol dan Hormon

Hati juga bertanggung jawab atas produksi kolesterol dan hormon tertentu, termasuk hormon pertumbuhan pada anak-anak.

Menjaga Kesehatan Organ Hati

ilustrasi sistem pencernaan/pixabay
ilustrasi sistem pencernaan/pixabay

Fungsi organ hati yang penting dalam mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan membuat kesehatan organ ini harus dijaga dengan baik. Berikut beberapa kiat menjaga kesehatan organ hati.

1. Diet Sehat

Diet berperan penting dalam menjaga kesehatan hati. Makan makanan bergizi tinggi, seperti sayuran hijau, buah-buahan, sumber protein berkualitas (seperti ikan, ayam, dan kacang-kacangan), dan sereal utuh. Batasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula tambahan, serta makanan olahan. Diet sehat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengurangi risiko penyakit hati berlemak, dan mengurangi tekanan kerja hati.

2. Batasi Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak hati secara signifikan. Hindari atau batasi konsumsi alkohol, terutama jika memiliki riwayat masalah hati atau memiliki faktor risiko yang meningkatkan risiko kerusakan hati.

3. Hindari Obat-obatan Berlebihan

Hindari penggunaan obat-obatan tanpa resep atau resep yang tidak sesuai dengan petunjuk dokter. Beberapa obat-obatan dapat memberikan beban tambahan pada hati, terutama jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan. Jika mengonsumsi obat-obatan secara teratur, konsultasikan dengan dokter tentang dosis dan efek sampingnya pada hati.

4. Berolahraga Teratur

Aktivitas fisik yang teratur memiliki banyak manfaat, termasuk membantu menjaga berat badan yang sehat dan meningkatkan metabolisme tubuh. Olahraga juga dapat mengurangi risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit hati berlemak non-alkoholik.

5. Hindari Paparan Toksin

Meminimalkan paparan bahan-bahan kimia berbahaya dan polutan lingkungan. Ini dapat mencakup menghindari asap rokok, zat-zat kimia beracun, dan paparan yang berlebihan terhadap bahan berbahaya di tempat kerja.

6. Vaksinasi Hepatitis

Pastikan menerima vaksinasi hepatitis B jika memiliki risiko terpapar virus hepatitis B. Vaksinasi adalah tindakan pencegahan yang efektif untuk melindungi hati dari infeksi virus hepatitis B.

7. Pantau Kesehatan

Jalani pemeriksaan kesehatan secara berkala dan periksa fungsi hati jika memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko lain yang dapat memengaruhi kesehatan hati. Ini memungkinkan deteksi dini masalah kesehatan hati.

8. Pantau Asupan Nutrisi

Pastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan hati. Ini mencakup vitamin-vitamin seperti A, B12, D, K, asam folat, dan zat besi. Jika memiliki kebutuhan khusus, seperti dalam kasus defisiensi zat besi, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi untuk penanganan yang tepat.

9. Hindari Penggunaan Narkoba Intravena

Penggunaan narkoba intravena dapat meningkatkan risiko penularan hepatitis dan kerusakan hati. Hindari penggunaan narkoba atau berpikir tentang tindakan pencegahan seperti penggunaan jarum steril.

10. Jaga Kebersihan

Pastikan untuk menjaga standar kebersihan yang baik, terutama dalam hal keamanan makanan, untuk menghindari infeksi yang dapat memengaruhi kesehatan hati.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya