Liputan6.com, Jakarta Ivermectin adalah suatu jenis obat, yang digunakan untuk mengobati infeksi parasit pada manusia dan hewan. Obat ini pertama kali ditemukan pada tahun 1975, dan awalnya digunakan untuk mengatasi infeksi cacing parasit pada hewan ternak. Namun seiring waktu, ivermectin juga ditemukan efektif dalam mengobati berbagai jenis infeksi parasit pada manusia.Â
Ivermectin adalah tablet yang bekerja dengan cara memengaruhi sistem saraf parasit, di mana menyebabkan kelemahan dan akhirnya kematian parasit. Obat ini juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas neurologis parasit, terutama melalui interaksi dengan neurotransmitter bernama glutamat.Â
Penggunaan utama ivermectin adalah untuk mengobati infeksi parasit pada manusia dan hewan. Beberapa contoh infeksi parasit yang dapat diatasi oleh Ivermectin meliputi infeksi cacing gelang, cacing cambuk, cacing pipih, dan tungau. Selain itu, obat ini juga ditemukan bermanfaat dalam pengendalian penyakit seperti filariasis.Â
Advertisement
Penggunaan Ivermectin yang tidak benar atau dosis yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, diare, dan reaksi alergi. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan obat ini sesuai dengan petunjuk dokter dan menghindari penggunaan tanpa pengawasan medis.
Berikut ini dosis penggunaan obat ivermectin yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (13/11/2023).Â
Mengenal Apa Itu Obat Ivermectin
Ivermectin adalah obat yang digunakan, untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing, seperti strongyloidiasis dan onchocerciasis. Penggunaan obat ini harus disertai dengan resep dokter. Mekanisme kerja ivermectin terfokus pada mengatasi infeksi parasit, dengan cara melumpuhkan dan membunuh cacing yang berada di dalam tubuh.
Kini, Universitas Oxford tengah melakukan uji coba terhadap Ivermectin, sebagai terapi potensial untuk pasien COVID-19. Penelitian ini, yang didukung oleh Pemerintah Inggris, bertujuan untuk mendukung pemulihan pasien di lingkungan non-rumah sakit. Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan regulator di Eropa serta AS telah memberikan rekomendasi, untuk tidak menggunakan Ivermectin pada pasien COVID-19.
Ivermectin merupakan obat antiparasit, yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati beberapa penyakit tropis yang sering diabaikan, seperti onchocerciasis, helminthiasis, dan kudis. Meskipun Ivermectin telah digunakan secara luas dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik untuk indikasi tersebut, perlu diingat bahwa FDA tidak menyetujui penggunaan Ivermectin untuk pengobatan infeksi virus apapun.
Sebagai agen antiparasit berspektrum luas, Ivermectin termasuk dalam daftar obat esensial WHO untuk beberapa penyakit parasit. Obat ini digunakan dalam pengobatan onchocerciasis (river blindness), strongyloidiasis, dan penyakit lain yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan melalui tanah.
Advertisement
Indikasi Dan Dosis
Ivermectin memiliki indikasi penggunaan untuk mengatasi infeksi parasit pada manusia, termasuk strongyloidiasis, onchocerciasis, dan skabies. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan ivermectin sebaiknya didasarkan pada resep dokter.
Strongyloidiasis
Dosis ivermectin untuk strongyloidiasis perlu disesuaikan dengan berat badan pasien. Berikut adalah dosis yang direkomendasikan:
1. Dewasa dan Remaja:
- Berat badan 80 kg atau lebih: 18 mg peroral, 1 kali sehari selama 1–2 hari.
- Berat badan 66–79 kg: 15 mg peroral, 1 kali sehari, selama 1–2 hari.
- Berat badan 51–65 kg: 12 mg peroral, 1 kali sehari, selama 1–2 hari.
- Berat badan 36–50 kg: 9 mg peroral, 1 kali sehari selama 1–2 hari.
2. Anak-Anak:
- Berat badan 51–65 kg: 12 mg peroral, 1 kali sehari, selama 1–2 hari.
- Berat badan 36–50 kg: 9 mg peroral, 1 kali sehari, selama 1–2 hari.
- Berat badan 26–35 kg: 6 mg peroral, 1 kali sehari selama 1–2 hari.
- Berat badan 15–24 kg: 3 mg peroral, 1 kali sehari selama 1–2 hari.
Onchocerciasis
Dosis ivermectin untuk onchocerciasis adalah 150 mcg/kg peroral, yang diberikan sebagai dosis tunggal. Pemberian dosis sesuai berat badan untuk dewasa, remaja, dan anak-anak.
Skabies
Dosis ivermectin yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk skabies, adalah 200 mcg/kg peroral dalam dosis tunggal, yang dapat diulang pada hari ke-8 atau ke-15. Pada kasus yang parah, seperti skabies berkrusta, skabies dengan superinfeksi, atau skabies yang resisten, pemberian ivermectin bisa dilakukan dalam beberapa dosis yang diulang.
1. Filariasis (Off-label)
Dosis ivermectin untuk filariasis tergantung pada jenis parasit penyebab. Contohnya:
- Filariasis oleh Mansonella Streptocera: 150 mcg/kg (dosis tunggal).
- Filariasis oleh Mansonella Ozzardi: 6 mg peroral (dosis tunggal).
2. Pedikulosis Kapitis (Off-label)
Dosis ivermectin untuk pedikulosis kapitis adalah 200 mcg/kg peroral dosis tunggal, kadang memerlukan 1–2 tambahan dosis setelah 7 hari.
Rosacea
Ivermectin krim diindikasikan untuk terapi topikal lesi rosacea (papulo-pustular), pada pasien berusia di atas 18 tahun. Penggunaannya adalah mengaplikasikan krim tipis setiap hari selama 4 bulan. Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter dalam penggunaan ivermectin, untuk memastikan efektivitas dan keselamatan pengobatan.
Panduan Penggunaan Ivermectin yang Tepat
Mengonsumsi Ivermectin dengan benar adalah kunci, untuk memastikan efektivitas terapi dan menjaga kesehatan Anda. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk menggunakan Ivermectin:Â
1. Sebelum memulai penggunaan Ivermectin, lakukan konsultasi mendalam dengan dokter Anda. Perhatikan dengan seksama anjuran dokter dan teliti petunjuk pada kemasan obat. Hindari mengubah dosis tanpa persetujuan dokter untuk memastikan penanganan yang optimal.
2. Ivermectin tablet sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, minimal 2 jam sebelum atau sesudah makan. Proses penelanan tablet sebaiknya dilakukan dengan bantuan air putih, untuk memastikan penyerapan yang efisien.
3. Patuhi jadwal kontrol yang ditetapkan oleh dokter. Ini bukan hanya untuk memantau kemajuan terapi, tetapi juga untuk memastikan bahwa kondisi kesehatan Anda tetap terjaga optimal. Pemeriksaan feses rutin mungkin diperlukan selama periode pengobatan.
4. Jangan remehkan pentingnya ketepatan waktu dalam mengonsumsi Ivermectin. Jika terlupa, minum segera setelah diingat. Namun, jika mendekati waktu konsumsi berikutnya, hindari menggandakan dosis yang terlewat untuk menjaga konsistensi terapi.
5. Pastikan Ivermectin disimpan di tempat yang tepat, yaitu pada suhu ruangan, dalam keadaan kering, dan dihindarkan dari paparan sinar matahari langsung. Simpan obat ini di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak.
Advertisement
Interaksi dan Efek Samping
Sesuai petunjuk medis, perlu diwaspadai kemungkinan interaksi Ivermectin dengan beberapa obat lain, seperti:
- Peningkatan kadar Ivermectin dalam darah jika digunakan bersama dengan ethanol, ketoconazole, erythromycin, chloramphenicol, atau clarithromycin.
- Penurunan kadar Ivermectin dalam darah jika dikombinasikan dengan rufinamide atau somatropin.
- Peningkatan risiko pendarahan jika dikonsumsi bersamaan dengan warfarin.
Walaupun Ivermectin terbukti efektif, perlu diingat bahwa penggunaannya bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti:
- Rasa sakit kepala atau pusing
- Nyeri otot
- Muntah
- Masalah pencernaan seperti diare atau sembelit
Jika efek samping tersebut berlanjut atau bahkan memburuk, segera konsultasikan ke dokter Anda. Reaksi alergi atau efek samping serius, seperti nyeri leher, pembengkakan di wajah, atau kesulitan bernapas, memerlukan perhatian medis segera.
Â