Liputan6.com, Jakarta Pada bulan November 2021, dunia dikejutkan dengan kisah mendalam tentang penyatuan dua saudara kembar yang terpisah selama hampir dua dekade. Ano dan Tako, dua penduduk Georgia yang terpisah sejak lahir, menemukan satu sama lain melalui keajaiban media sosial TikTok.Â
Baca Juga
Advertisement
Sebuah video yang menampilkan seorang wanita berambut biru mirip dengan Ano membuka pintu bagi pertemuan yang tak terduga ini. Namun, di balik kisah mereka yang penuh emosi, terungkaplah realitas tragis jaringan adopsi ilegal di Georgia, di mana ribuan anak dijual secara ilegal dari tahun 1950 hingga 2006.
Untuk tau kisah lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari New York Post informasi lengkapnya, pada Jumat (1/12/2023).Â
Perpisahan dan Pencarian Melalui TikTok
Pada bulan November 2021, kisah mengharukan seorang anak kembar yang terpisah selama hampir dua dekade akhirnya menemukan satu sama lain kembali menjadi sorotan. AnoLa Repubblica melaporkan bahwa seorang wanita muda, Sartania, dari negara Georgia, menerima video TikTok yang mengubah hidupnya. Video tersebut menampilkan seorang wanita berambut biru yang mirip dengannya, dan temannya bertanya-tanya mengapa Sartania memutuskan untuk mewarnai rambutnya dengan warna yang sama.
Terkejut dengan kemiripan yang mencolok, Sartania memutuskan untuk membagikan video tersebut di grup Facebook dengan harapan dapat mengidentifikasi wanita misterius tersebut. Keajaiban terjadi ketika seorang teman wanita dari grup tersebut, yang kemudian diidentifikasi sebagai Tako Khvitia, mengenali Sartania dan menyampaikan informasi kontaknya.
Kontak melalui telepon antara kedua saudara kembar ini akhirnya terjadi, dan itulah saat Sartania mengetahui bahwa wanita misterius itu adalah saudara kembarnya yang telah lama hilang. Reuni menyentuh hati terjadi dua tahun lalu di Jembatan Rustaveli di ibu kota Georgia, Tbilisi, memulai babak baru dalam kisah panjang dan penuh keajaiban ini.
Advertisement
Perpisahan yang Tragis dan Keberadaan Tersembunyi
Kisah kehidupan Ano dan Tako bermula dari kelahiran mereka pada tanggal 20 Juni 2002, di desa kecil Kirtskhi, Georgia. Sayangnya, ibu kandung mereka, Aza Shoni, mengalami komplikasi kelahiran yang menyebabkannya jatuh dalam koma. Suaminya, Gocha Gakharia, yakin bahwa anak kembar tersebut bukanlah miliknya dan memilih untuk menjual mereka secara ilegal kepada keluarga di berbagai wilayah Georgia.
Sebagai hasilnya, Ano dan Tako tumbuh terpisah, satu di Tbilisi dan yang lainnya di Zugdidi, sekitar 160 mil jauhnya. Meskipun terpisah, mereka mengikuti pola asuh yang mirip dan terlibat dalam dunia tari sejak dini. Bahkan, pada usia 11 tahun, keduanya bersaing dalam kontes tari yang sama di kota Tako, di mana beberapa penonton menyadari kemiripan mereka, namun tidak ada yang dapat menyatukan mereka pada saat itu.
Pengalaman Telekinetik dan Kehidupan Setelah Bersatu
Meskipun terpisah secara fisik, Ano mengaku sering memiliki penglihatan aneh yang diyakini sebagai hubungan telekinetik dengan saudara kembarnya. Perasaan bahwa seseorang mengikuti dan mimpi tentang seorang gadis kecil selalu menghantuinya sebelum mereka benar-benar bersatu kembali.
Reuni yang menggembirakan ini, bagaimanapun, juga membawa cahaya terang pada jaringan adopsi ilegal yang merajalela di Georgia. Ano dan Tako menjadi representasi dari ribuan anak yang terpisah dari keluarga mereka dan diadopsi melalui pasar gelap. Meskipun mereka bersyukur dapat bersatu kembali, kisah mereka juga menyoroti tantangan dan tragedi yang dialami banyak korban jaringan adopsi ilegal di negara tersebut.
Advertisement