Sampah Plastik Bikin Hewan Laut Kecil Mandul, Ini Kata Ilmuwan

Hewan laut kecil tak bereproduksi karena sampah plastik.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 12 Des 2023, 11:54 WIB
Diterbitkan 12 Des 2023, 08:45 WIB
Krustasea Laut
Ilustrasi Krustasea (Sumber: Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta Sama seperti halnya manusia, penyebab makhluk hidup gagal bereproduksi salah satunya adalah kemandulan. Ada banyak faktor penyebab kemandulan, namun baru-baru ini ditemukan sampah plastik bisa membuat hewan kecil di laut mandul. Hal ini bisa berdampak tak langsung kepada manusia, namun akan membuat ekosistem berantakan. 

Forum Ekonomi Dunia memprediksi bahwa pada tahun 2050, lautan akan dihuni lebih banyak plastik daripada ikan. Temuan terbaru dari penelitian menunjukkan bahwa dampak plastik tidak hanya menyentuh ekosistem laut secara keseluruhan, tetapi juga merambah ke kehidupan seks krustasea atau udang-udangan.

Menurut ahli ekotoksikologi Alex Ford dari Universitas Portsmouth di Inggris, bahan tambahan plastik umum telah menyebabkan krustasea, seperti udang kehilangan keinginan untuk berhubungan seks.

"Jika hal ini dikompromikan, maka akan berdampak pada keseluruhan rantai makanan," kata Ford.

Mengejutkannya, sampah plastik tak hanya menghasilkan mikroplastik, namun plastik di lautan ikut menyebarkan racun tertentu yang membuat hewan kecil mandu. Berikut Liputan6.com merangkum temuan dampak sampah plastik bikin hewan laut tak bereproduksi melansir dari Science Alert, Selasa (12/12/2023).

Zat Kimia Pelunak Plastik

Krustasea Laut
Ilustrasi Krustasea (Sumber: Wikimedia Commons)

Penelitian ini mengungkapkan bahwa dari sekitar 10.000 bahan kimia tambahan yang ditemukan dalam plastik, hanya empat di antaranya, termasuk DEHP dan DBP, memengaruhi perilaku perkawinan krustasea. Sementara Echinogammarus marinus diatur dan tidak diizinkan digunakan di Eropa, dua bahan kimia lainnya tidak terbatas dan ditemukan dalam berbagai produk rumah tangga.

Perlu diketahui, sampah plastik mengandung bahan kimia DEHP atau bahan kimia buatan pabrik yang membuat plastik lebih fleksibel. Sedangkan Dibutil ftalat ( DBP), merupakan senyawa organik yang umum digunakan sebagai bahan pelunak (plasticizer)

"Dua bahan kimia yang kami selidiki, DBP dan TPHP, memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah sperma krustasea, menyebabkan penurunan jumlah sperma,” kata Ford.

Dia juga menekankan bahwa pengaruh ini dapat lebih merusak jika terjadi pada krustasea yang terpapar dalam jangka waktu lama atau pada tahap kritis dalam sejarah hidup mereka.

Dampak Mengerikan Sampah Plastik Bagi Hewan Laut

Krustasea Laut
Ilustrasi Krustasea (Sumber: Wikimedia Commons)

Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa plastik dan bahan tambahannya dapat memiliki dampak serius pada kesehatan hewan, mulai dari hewan pengerat hingga ikan kecil. Di laboratorium, udang-udangan yang terpapar NBBS, TPHP, dan DEHP pada tingkat rendah menunjukkan tingkat perkawinan yang lebih rendah.

Ahli lingkungan “Green Ojo” menyatakan keprihatinan atas fakta bahwa perusahaan yang bertanggung jawab atas lebih dari separuh plastik sekali pakai di dunia kemungkinan besar berperan dalam mendorong kecanduan terhadap produk plastik.

Temuan ini menjadi tambahan serius dalam rangkaian penelitian yang menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap plastik dapat memiliki dampak besar pada kesehatan hewan, yang belum sepenuhnya kita lihat konsekuensinya. Terlebih manusia tak bisa lepas dari hasil tangkapan laut. 

Krisis lingkungan ini menyoroti urgensi untuk menghadapi masalah plastik secara global dan mendorong upaya untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Dengan lautan yang menghadapi ancaman plastik yang semakin meningkat, langkah-langkah tegas harus diambil untuk melindungi keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem laut yang rentan.

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya