9 Obat Batuk Ibu Hamil di Apotek dan Alami yang Aman, Cek yang Tidak Aman

Memilih obat batuk ibu hamil yang aman menjadi tantangan tersendiri.

oleh Laudia Tysara diperbarui 05 Mar 2024, 15:38 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2024, 14:30 WIB
Cegah Bayi Lahir Prematur, Remaja Putri Penting Konsumsi Tablet Tambah Darah
Wanita minum obat pil berwarna putih dengan segelas air mineral. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ibu hamil sering kali mengalami berbagai kondisi kesehatan, termasuk batuk, yang memerlukan perhatian khusus dalam pemilihan pengobatan. Batuk pada ibu hamil bisa menjadi masalah yang mengganggu, namun memilih obat yang aman menjadi tantangan tersendiri.

Beberapa obat batuk di apotek dan solusi alami menjadi pertimbangan utama bagi ibu hamil dalam mengatasi batuk yang mereka alami.

Pentingnya memilih obat batuk ibu hamil yang aman tidak bisa dilepaskan dari risiko yang mungkin ditimbulkannya. Beberapa obat batuk, terutama yang mengandung bahan kimia tertentu, dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada janin.

Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang obat batuk yang aman dan tidak aman menjadi kunci dalam menjaga kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

Dalam menghadapi batuk, baik itu ringan maupun parah, ibu hamil perlu mempertimbangkan pilihan obat secara bijaksana. Selain memahami obat batuk ibu hamil yang dapat dibeli di apotek, pengetahuan tentang obat-obatan alami yang aman juga perlu diperhatikan.

Berikut Liputan6.com ulas obat batuk ibu hamil apotek dan alami yang aman, Selasa (5/3/2024).

1. Obat Dextromethorphan-Guaifenesin

Ibu Hamil
Ibu hami sedang yoga dan memegangi perut buncitnya. credit: pexels.com/mikoto

U.S. Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan obat batuk ibu hamil yang mengandung Dextromethorphan HBr berfungsi sebagai penekan batuk yang meningkatkan ambang rangsang refleks batuk. Guaifenesin sebagai ekspektoran yang mengencerkan lendir, dan Chlorpheniramine maleate sebagai antihistamin yang meredakan batuk akibat alergi.

Obat ini aman dikonsumsi oleh ibu hamil jika usia kehamilan telah mencapai 12 minggu. Dextromethorphan berfungsi mengurangi refleks batuk di otak, sedangkan guaifenesin membantu mengencerkan lendir agar mudah dikeluarkan. Chlorpheniramine maleate berperan meredakan batuk yang disebabkan oleh alergi.

2. Obat Ekspektoran

Ekspektoran adalah obat pengencer dahak untuk mengatasi batuk berdahak pada ibu hamil. Dua jenis ekspektoran yang aman dikonsumsi setelah usia kehamilan mencapai 12 minggu adalah Guaifenesin, yang umum digunakan dalam obat batuk, dan Kalium Iodida, yang merupakan ekspektoran kuat yang memerlukan resep dokter.

Menurut FDA, Guaifenesin adalah obat batuk ibu hamil yang membantu menghidrasi lendir untuk mengurangi kelengketannya, sementara Kalium Iodida digunakan pada kondisi paru-paru kronis yang menghasilkan dahak berlebih.

3. Obat Dextromethorphan

Dextromethorphan adalah obat antitusif yang digunakan untuk meredakan batuk sementara akibat flu. Meskipun dapat meredakan gejala batuk, dextromethorphan tidak mengobati penyebab batuk itu sendiri. Obat ini aman dikonsumsi oleh ibu hamil jika usia kehamilan telah mencapai 12 minggu. Dextromethorphan sebagai obat batuk ibu hamil bekerja sebagai penekan batuk dengan mengurangi refleks batuk di otak, sebagaimana dijelaskan FDA.

4. Obat Acetaminophen

Acetaminophen atau paracetamol adalah obat batuk ibu hamil golongan analgesik atau pereda nyeri yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil setelah mencapai usia kehamilan 12 minggu. Acetaminophen tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk kapsul, cairan, obat tetes, dan tablet.

Meskipun umumnya aman, FDA menekannya bahwa penggunaan yang tidak sesuai dosis dapat menyebabkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas, atau pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Reaksi kulit parah atau kerusakan hati jarang terjadi, tetapi jika muncul, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.

 

5. Konsumsi Madu

Morning Sickness
Ibu hamil sedang menikmati terpaan cahaya matahari di kamarnya. Credit: pexels.com/Jill

Madu merupakan obat alami yang sering direkomendasikan untuk meredakan batuk pada ibu hamil. Menurut UT Southwestern Medical Center’s William P. Clements Jr. University Hospital, madu bisa dikonsumsi setiap hari dengan takaran satu sendok makan. Selain meredakan batuk, madu juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menenangkan sakit tenggorokan.

6. Menggunakan Uap

Batuk yang disertai lendir atau dahak dapat diatasi dengan menggunakan uap. Ini obat batuk ibu hamil yang aman. Menurut Healthline, mandi dengan air panas atau menghirup uap air panas yang dicampur dengan minyak esensial seperti kayu putih dapat membantu meredakan batuk. Jika ibu hamil memiliki humidifier, tambahkan minyak esensial yang menenangkan untuk meningkatkan efeknya.

7. Rutin Berkumur dengan Air Garam

Air garam efektif mengurangi lendir dan dahak di tenggorokan yang menyebabkan batuk. Menurut Medical News Today, campur setengah sendok teh garam ke dalam secangkir air hangat sampai larut. Setelah dingin, gunakan campuran tersebut untuk berkumur secara rutin hingga batuk mereda.

8. Minum Teh Hangat atau Panas

Minum teh adalah cara lain untuk meredakan batuk pada ibu hamil melansir dari Mom Juction. Teh membantu menjaga kebutuhan cairan dan meredakan rasa gatal di tenggorokan. Menambahkan madu, jahe, atau lemon dapat meningkatkan kenikmatan dan manfaat obat batuk untuk ibu hamil alami ini.

9. Konsumsi Makanan Hangat Berkuah

Masih melansir dari sumber yang sama, makanan hangat berkuah juga dapat membantu meredakan batuk dan nyeri tenggorokan pada ibu hamil. Sup ayam atau soto adalah pilihan yang baik, asalkan tidak memicu rasa gatal di tenggorokan. Menjaga asupan makanan hangat dapat memberikan kenyamanan dan bantuan dalam mengatasi batuk yang dialami.

 

Obat yang Tidak Aman untuk Ibu Hamil

Melansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), memilih obat batuk yang aman untuk ibu hamil adalah keputusan yang sangat penting. Trimester pertama kehamilan, yang merupakan masa kritis dalam pembentukan organ janin, memerlukan perhatian khusus terhadap jenis obat yang dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena beberapa obat dapat meningkatkan risiko terjadinya cacat pada janin.

Begitu juga dengan ibu yang sedang menyusui, penggunaan obat-obatan harus dipertimbangkan secara cermat karena bisa berdampak pada bayi yang disusui.

Pentingnya memilih obat batuk yang aman tidak hanya berkaitan dengan risiko pada janin dan bayi yang disusui, tetapi juga dengan kemungkinan efek samping yang mungkin timbul. Sebagian obat dapat melewati ASI dan masuk ke dalam tubuh bayi. Oleh karena itu, sifat obat seperti kelarutan dalam lemak atau sifat asam-basanya menjadi pertimbangan penting dalam memilih obat yang aman untuk ibu menyusui.

Kemenkes RI telah menetapkan beberapa obat yang tidak aman untuk dikonsumsi selama kehamilan dan menyusui, termasuk beberapa jenis obat batuk. Hal ini mencakup obat antiinflamasi nonsteroid, obat asma, obat sembelit, obat rematik, dan obat migren. Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi obat batuk atau obat lainnya, ibu hamil dan menyusui perlu berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter yang merawat untuk memastikan keamanan penggunaannya.

Untuk meminimalkan risiko, ada beberapa tips yang dapat diikuti oleh ibu hamil dan menyusui dalam mengonsumsi obat.

  1. Pertama, mengatasi penyakit tanpa menggunakan obat sebisa mungkin, terutama pada trimester pertama kehamilan dan masa menyusui.
  2. Kedua, hindari minum obat atau suplemen vitamin tanpa berkonsultasi dengan dokter atau bidan.
  3. Ketiga, hindari mengonsumsi obat resep dan obat tradisional secara bersamaan tanpa konsultasi medis.
  4. Keempat, pastikan untuk menginformasikan kepada dokter bahwa ibu sedang hamil atau menyusui.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya