Doa Ziarah Kubur Pendek, Salam, dan Adabnya

Doa ziarah kubur pendek merupakan rangkaian doa yang dibaca saat melakukan ziarah ke kuburan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 17 Mar 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2024, 15:00 WIB
Ziarah Kubur Jelang Ramadhan di TPU Rorotan
TPU Rorotan menjadi TPU khusus bagi jenazah Covid-19 setelah TPU Pondok Ranggon tak lagi mampu menampung jenazah warga yang meninggal akibat penyakit ini. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Doa ziarah kubur pendek merupakan rangkaian doa yang dibaca saat melakukan ziarah ke kuburan. Biasanya, doa ini termasuk dalam adab-adab yang diperlukan dalam tradisi ziarah kubur. Meskipun singkat, doa ini memiliki makna yang dalam bagi umat Islam yang melaksanakannya. Ziarah kubur adalah kunjungan ke makam keluarga atau kerabat untuk mendoakan mereka dan meminta ampunan atas dosa-dosanya.

Dalam praktiknya, doa ziarah kubur pendek dibaca dengan penuh kekhusyukan dan khidmat di samping makam yang dikunjungi. Doa ini menjadi salah satu bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal dunia. Meskipun singkat, doa ziarah kubur ini mengandung harapan untuk kebaikan dan ampunan bagi almarhum.

Dalam Islam, ziarah kubur dianggap sebagai amalan yang dianjurkan, selama dilakukan dengan niat yang tulus dan tujuan yang benar. Hukum ziarah kubur diperbolehkan, asalkan tidak bermaksud meminta doa atau perlindungan kepada ahli kubur, melainkan mendoakan agar mereka diampuni dosa-dosanya. Tradisi ini merupakan pengingat akan kematian dan sebuah kesempatan untuk memperbarui ikatan spiritual dengan orang-orang yang telah tiada. 

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang doa ziarah kubur pendek, salam, dan adab ziarahnya, Minggu (17/3/2024).

Doa Masuk Makam Ketika Ziarah Kubur Pendek

السلام عليكم أهلاً في ديار المؤمنين والمسلمين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون. نسأل الله لنا ولكم العافية

Assalaamu 'alaikum ahlad diyaari minal mu’miniina wal muslimiina, wa innaa insyaa’alloohu bikum laahiquun. Nas’allullooha lanaa wa lakumul 'aafiyah.

Artinya: "Salam sejahtera untukmu walai kaum mukminin dan muslimin para penghuni kubur, sesungguhnya kami insyaAllah akan menyusulmu. Kami mohon ampun pada Allah untuk kami dan kalian."

Itu doa masuk makam ketika ziarah kubur atau salam ketika akan melakukan ziarah mengutip buku berjudul Tradisi Amaliyah Warga NU (2015) oleh Sutejo Ibnu Pakar. Maknanya mendoakan orang yang diziarahi agar diberi ampunan oleh Allah SWT atas segala perbuatan buruk semasa hidup di dunia. Salam ini juga wujud pengingat kematian untuk orang yang berziarah.

Doa Ziarah Kubur Pendek

Membaca bacaan doa ziarah kubur pendek awalnya tidak diperbolehkan oleh para ulama. Akan tetapi kini hukum hukumnya diperbolehkan oleh sebagian ulama asalkan tidak ditujukan untuk meminta doa atau pertolongan kepada orang yang sudah meninggal.

“Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong. Mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya ataupun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya." (Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayat al-Zain, hal. 281)

Begini bacaan doa ziarah kubur pendek melansir dari laman webiste resmi Nahdlatul Ulama (NU):

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

سَـــلاَمُ اللهِ يـَا سَـــادَةْ ۩ مِنَ الرَّحْمٰنِ يَغْـْشَاكُمْ عِبَـــــادَ اللهِ جِـئْنَــاكُمْ ۩ قَـصَدْنَاكُمْ طَلَبْنَـاكُمْ تُـعِــيـْنُوْنَــــا تُـغِــــيْثُوْنَــــا۩ بـهِمَّتِكُمْ وَجَــدْوَاكُـمْ فَأَحْبُـوْنَـــــا وَأَعْـطُوْنَــــا ۩ عَـطَاَياكُمْ هَـــدَايَـاكُمْ فَــــلاَ خَيَّـبْتُـمُوْا ظَـــنِّيْ ۩ فَحَــاشَاكُمْ وَحَاشَاكُمْ سَــعِدْنَـــا إِذْ أَتَيْنــَاكُمْ ۩ وَفُزْنَــا حِيْنَ زُرْنَــــاكُمْ فَـقـُوْمُوْا وَاشْفَعُوْا فِيْنَا ۩ إِلَى الرَّحْمٰنِ مَـوْلاَكُمْ عَسَى نُحْظَى عَسَى نُعْطَى ۩ مَـزَايـَا مِنْ مَزَايـَاكُمْ عَسَى نَظْرَةْ عَسَى رَحْمَـــةْ ۩ تَـغْشَـانَا وَتَـغْشَاكُمْ سَــــلاَمُ اللهِ حَـيــَّــاكُـــم ۩ وَعـَيْنُ اللهِ تَـرْعَــاكُمْ وَصَـــــلَّى اللهُ مـَوْلاَنَـــا ۩ وَسَـــــلَّمَ مَا أَتَـيْنَـــاكُـــــمْ عَلَى الْمُخْـتَارِ شَـــافِعِنَــا ۩ وَمُـنْقـِذِنَـا وَإِيَّـــــاكُمْ

“Bismillâhirrahmânirrahîm. Salâmullâhi yâ sâdah minar-Rahmâni yaghsyâkum. Ibâdallâhi ji’nâkum qashadnâkum thalabnâkum. Tu'înûnâ tughîtsûnâ bihimmatikum wa jadwâkum. Fa ahbûnâ wa a'thûnâ 'athâyâkum hadâyâkum/ Falâ khayyabtumû dzannî fahâsyâkum wahâsyâkum. Sa'idnâ idz ataynâkum wa fuznâ hîna zurnâkum. Faqûmû wasyfa'û fînâ ilâr-rahmâni mawlâkum. Asâ nuhdzâ 'asâ nu'thâ mazâyâ min mazâyâkum. 'Asâ nadzrah 'asâ rahmah taghsyânâ wa taghsyâkum. Salâmullâhi hayyâkum wa 'ainullâhi tar'âkum. Wa shallâllâhu mawlânâ wasallam mâ atainâkum. 'Alâl mukhtâri syâfi'înâ wa munqidzinâ wa iyyâkum.”

Artinya:

“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Wahai Tuanku, semoga salam Allah tetap tercurah padamu. Wahai hamba-hamba Allah, kami datang kepadamu. Kami bermaksud (bersentuhan dengan rohanimu) dan kami berharap (berkahmu). Untuk menolong kami, menyejukkan kami dengan siraman yang berasal darimu, sesuai dengan tekad dan pencapaianmu (selama ini). Maka cintailah dan berikanlah kepada kami hal-hal yang Allah berikan dan hadiahkan padamu.

Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia, jauhlah engkau semua (dari sifat tega menyia-nyiakan kami). Kami sangat beruntung datang di haribaanmu dan kami amat berbahagia dengan menziarahimu, maka bangkitlah dan syafaatilah kami bermohon pada Allah yang bersifat ar-Rahman, Tuanmu. Mudah-mudahan kami diberi (Allah) keberuntungan dan diberi limpahan karunia yang selama ini dianugerahkan kepadamu.

Mudah-mudahan kita dipandang dan dilimpahi rahmat yang akan menyelimuti kami dan engkau. Semoga engkau semakin dihidupkan dengan keselamatan (dari) Allah dan semoga pandangan Allah senantiasa menuntun engkau. Mudah-mudahan rahmat Allah dan keselamatan semakin terlimpah kepada tuan kita, manusia pilihan yang mensyafaati dan menyelamatkan kita.”

Adab Ziarah Kubur dan Penjelasannya

Tradisi Ziarah Kubur di Momen Idul Fitri
Warga memanjatkan doa saat berziarah ke makam kerabat di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kemiri, Rawamangun, Jakarta, Minggu (23/4/2023). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tata cara ziarah kubur sebagaimana yang dijelaskan oleh Arfani dalam Buku Pintar 50 Adab Islam (2019), yakni:

1. Berwudhu

Sebelum melakukan ziarah kubur, sebaiknya setiap Muslim berwudhu terlebih dahulu. Hal ini merupakan sunnah yang dianjurkan, dengan tujuan untuk menyucikan diri sebelum memasuki lingkungan kuburan. Berwudhu juga mempersiapkan hati dan pikiran untuk melakukan amal ibadah, seperti membaca doa-doa yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran.

2. Mengucap Salam

Mengucapkan salam saat memasuki area pemakaman adalah tindakan yang dianjurkan dan merupakan contoh yang dicontohkan oleh Rasulullah. Dengan mengucapkan salam, seorang peziarah berharap untuk mendapatkan ampunan dari Allah bagi para penghuni kubur. Tindakan ini juga mencerminkan sikap hormat dan kesopanan terhadap mereka yang telah meninggal dunia.

3. Merenungkan Kematian

Salah satu tujuan utama dari ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian. Dengan melihat kuburan dan merenungkan akhirat, umat Muslim diharapkan untuk menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan memperkuat keimanan kepada Allah SWT. Melalui refleksi atas kematian, seseorang diingatkan akan kerentanan dan kefanaan hidup di dunia ini, serta pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah kematian.

4. Membacakan Doa untuk Ahli Kubur

Selain mengingat kematian, para peziarah juga dianjurkan untuk membacakan doa dan memohonkan ampunan bagi ahli kubur. Doa-doa yang dibacakan bertujuan untuk memberikan keberkahan dan pengampunan kepada mereka yang telah meninggal, serta memohon perlindungan dan rahmat Allah bagi mereka di akhirat.

5. Tidak Menabur Bunga

Meskipun menyiram air di pusara orang yang telah meninggal adalah hal yang diperbolehkan, namun menabur bunga di atasnya tidak dianjurkan dalam Islam. Hal ini karena pandangan ulama bahwa tindakan menabur bunga merupakan kebiasaan atau tradisi orang Nasrani, dan bukan praktik yang dilakukan dalam agama Islam.

6. Dilarang Menangis dan Meratap

Para peziarah dilarang untuk berduka secara berlebihan dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam saat melakukan ziarah kubur. Sikap berlebihan seperti menangis tersedu-sedu, berteriak dan meratap, hingga memeluk dan menciumi batu nisan, tidak sesuai dengan tata krama dan kesopanan yang dikehendaki dalam Islam.

Sebagai gantinya, ziarah kubur seharusnya dilakukan dengan penuh penghormatan dan ketenangan, serta penuh penghayatan akan makna kematian dan akhirat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya