Isi Amanat Agung untuk Para Murid, Jadi Sabda Yesus Sebelum Naik ke Surga

Amanat Agung terdapat dalam kitab Injil Matius 28:19-20.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 10 Mei 2024, 15:40 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2024, 15:40 WIB
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Amanat Agung adalah perintah terakhir yang diberikan oleh Yesus Kristus, kepada para murid-Nya sebelum Ia naik ke surga. Isi Amanat Agung terdapat dalam kitab Injil Matius 28:19-20, di mana Yesus berkata, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."

Isi Amanat Agung juga menekan bahwa Tuhan sang juru selamat akan menyertai sampai kepada akhir zaman. Dalam Amanat Agung ini, Yesus menugaskan para murid-Nya untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid-murid-Nya. Mereka diminta untuk memberitakan kepada orang-orang, tentang kabar baik keselamatan melalui iman kepada Yesus Kristus.

Tidak hanya itu, isi Amanat Agung dari Yesus juga sebagai perintah untuk para murid, agar membaptis mereka yang percaya dan mengajar mereka, agar menjalankan segala perintah yang telah diberikan oleh Yesus. Sebagai orang percaya, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mengabarkan Injil kepada orang-orang di sekitar kita, serta memperkenalkan mereka kepada kasih dan keselamatan dalam Yesus Kristus.

Berikut ini isi Amanat Agung sebelum Kenaikan Yesus Kristus yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (10/5/2024). 

Isi Amanat Agung Sebelu Kenaikan Yesus Kristus

Ilustrasi kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi kenaikan Isa Almasih. (Image by freepik)

Berdasarkan kitab Injil Matius 28:19-20, Yesus berkata, "Sebab itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepada kamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Selain dalam Kitab Matius, konsep ini juga tersirat dalam tulisan-tulisan lain dalam Perjanjian Baru, seperti dalam kitab Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Para Rasul. Semua teks tersebut menggarisbawahi pentingnya tugas penginjilan dan pemuridan bagi umat Kristus. Mereka meminta semua pengikut Kristus untuk menyebarkan Injil dan memuridkan orang-orang dari segala bangsa.

Namun, apa yang membuat istilah "Amanat Agung" begitu penting dan dibahas adalah pertanyaan tentang asal-usulnya dan mengapa itu dipilih. Para teolog dan pemikir gereja telah memberikan banyak pertimbangan, untuk membenarkan penggunaan istilah ini. Beberapa memandangnya sebagai ekspresi yang tepat untuk menunjukkan keagungan tugas yang diberikan oleh Yesus kepada murid-Nya. Akan tetapi penting juga untuk melihat bagaimana Alkitab sendiri menggarisbawahi, bahwa tugas penginjilan dan pemuridan ini sungguh-sungguh merupakan tugas yang besar.

Dalam Perjanjian Baru, kita melihat betapa pentingnya peran Roh Kudus dalam menggerakkan gereja untuk menyampaikan Injil. Isi Amanat Agung menyoroti dua hal utama, yaitu pemberitaan Injil dan pembentukan murid-murid Kristus. Misi untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia adalah kehendak Allah, dan setiap orang Kristen dipanggil untuk terlibat dalam pekerjaan ini. Namun, kita tidak sendirian dalam misi ini. Roh Kudus hadir untuk memampukan gereja-Nya dalam menaati Amanat Agung ini. Dengan bantuan Roh Kudus, kita dapat menjalankan tugas yang agung ini dengan penuh keyakinan dan kuasa.

Misi Sebagai Amanat Agung

Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi peringatan kenaikan Isa Almasih. (Photo Copyright by Freepik)

Tuhan Yesus dengan tegas mengajarkan kepada umat-Nya, untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya. Ini adalah perintah yang menegaskan bahwa keselamatan tersedia bagi semua orang, tanpa memandang suku bangsa atau latar belakang. Kata "jadikanlah" menunjukkan pada sebuah gerakan atau mobilisasi yang aktif. Dalam konteks misi, ini mengacu pada upaya untuk mengerahkan orang-orang dalam pekerjaan misi, untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum diselamatkan oleh Injil Yesus Kristus.

Penting untuk memahami bahwa dasar dari pelaksanaan misi bukanlah uang, kekuasaan, atau kemapanan, tetapi Amanat Agung yang diberikan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak mengatakan bahwa kita harus menunggu hingga kita kaya atau mapan sebelum melaksanakan pekerjaan misi. Sebaliknya, Dia menekankan bahwa Roh Kudus adalah penggerak utama dalam misi, dan orang percaya bersama kuasa-Nya adalah sumber daya yang sejati dalam misi.

Roh Kudus memberikan karunia-karunia yang diperlukan, untuk memperlengkapi orang percaya dalam pelayanan misi. Ini memungkinkan mereka untuk memuliakan nama Tuhan Yesus dalam segala situasi, baik dalam keadaan senang maupun dalam kesulitan yang mendalam. Keterlibatan dalam misi bukanlah hanya tentang kenyamanan, tetapi juga tentang kesediaan untuk menghadapi tantangan dan krisis yang mungkin timbul. Semua umat Tuhan dipanggil untuk terlibat secara aktif dalam memobilisasi misi pemberitaan Injil. Dalam Kisah Para Rasul, kita menemukan banyak contoh teladan yang mengilhami, di mana ribuan orang datang kepada Tuhan dan iman mereka tumbuh pesat. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan misi adalah tanggung jawab bersama umat Tuhan, dan bahwa hasilnya dapat luar biasa ketika umat Tuhan bersatu dalam pelayanan misi.

 

Perspektif yang Benar Mengenai Amanat Agung

Ilustrasi kenaikan Isa Almasih
Ilustrasi kenaikan Isa Almasih. (Image by freepik)

1 Amanat Agung Bukan Hanya Perintah

Saat kita melihat Amanat Agung sebagai sebuah perintah atau mandat, bisa timbul rasa takut dan beban yang berat. Rasanya seperti tanggung jawab besar yang sulit untuk dilaksanakan. Namun, saat kita melihat lebih dalam, Amanat Agung sebenarnya memiliki aspek yang lebih kompleks. Tidak hanya sekadar serangkaian tugas yang harus diselesaikan, tetapi juga memiliki dimensi-dimensi spiritual yang dalam. Salah satu aspek penting dari Amanat Agung adalah janji yang terkandung di dalamnya. Janji pertama adalah tentang kuasa yang Kristus miliki di sorga dan di bumi. Ini bukan hanya sekadar klaim, tetapi sebuah kenyataan bahwa Kristus, sebagai Tuhan yang bangkit, memiliki otoritas mutlak atas segala hal.

2. Amanat Agung Lebih dari Sekadar Penginjilan Semata

Ketika kita mengamati dengan seksama ayat-ayat yang berisi Amanat Agung, kita melihat bahwa ada empat frase kata kerja yang menonjol: "pergilah", "jadikanlah...murid", "baptislah", dan "ajarkanlah". Dari keempat frase ini, yang menjadi inti dari perintah tersebut adalah "jadikanlah...murid". Mengapa demikian? Karena menjadikan murid bukanlah hanya sekadar proses penginjilan, tetapi juga sebuah perjalanan pembentukan karakter yang bertujuan, agar seseorang menyerupai Kristus.

Proses ini melibatkan lebih dari sekadar memberitakan Injil, tetapi juga membimbing orang dalam pertumbuhan rohani mereka. Rasul Paulus adalah contoh yang baik bagaimana menjalankan Amanat Agung dengan benar. Dia tidak hanya berfokus pada penginjilan, tetapi juga pada pemuridan dan pembinaan orang-orang yang telah menjadi murid Kristus.

3 Amanat Agung Bukan Hanya Bagi Mereka yang "Pergi"

Terjemahan yang tepat dari "pergilah" adalah bahwa isi Amanat Agung dimaksudkan untuk dilaksanakan di mana pun kita berada. Ini bukan hanya tugas bagi mereka yang pergi ke tempat-tempat jauh, atau menjadi misionaris penuh waktu, tetapi untuk setiap orang percaya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini berarti bahwa setiap orang percaya memiliki tanggung jawab, untuk menjalankan Amanat Agung di lingkungan mereka masing-masing, termasuk di tempat kerja, di keluarga, di gereja, dan di masyarakat. Kita tidak perlu pergi ke tempat-tempat yang jauh untuk menjadi saksi Kristus, tetapi kita bisa melakukannya di tempat yang kita tempati saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya