Liputan6.com, Jakarta - Pertengahan bulan Juli 2024, Indonesia mengalami fenomena cuaca dingin yang lebih ekstrem daripada biasanya meskipun sedang musim kemarau. Suhu udara dingin ini terasa di berbagai wilayah, termasuk Jakarta, Bandung, dan Surabaya, padahal tidak ada hujan sama sekali.
Baca Juga
Advertisement
Penyebab cuaca dingin hari ini 2024 adalah angin monsun Australia yang membawa udara dingin dari Benua Australia. Tentu saja, bukan fenomena Aphelion seperti yang banyak digaungkan di media sosial.
Perlu diketahui bahwa fenomena Aphelion hanya terjadi setahun sekali di bulan Juli, bukan sepanjang bulan Juli. Di tahun 2024, Aphelion terjadi pada tanggal 5 Juli 2024 sekitar pukul 12.06 WIB. Pada saat Aphelion terjadi, jarak dari pusat Bumi ke pusat Matahari adalah sekitar 152.099.969 km.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena suhu udara dingin sepanjang bulan Juli yang terjadi saat ini umum terjadi pada puncak musim kemarau, yaitu dari bulan Juli hingga September.
Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera India, yang memiliki suhu permukaan laut lebih rendah. Fenomena ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir musim kemarau.
BMKG menyebutkan bahwa suhu minimum di beberapa wilayah, seperti Bandung, mencapai 16,6°C pada pekan kedua Juli 2024. Suhu udara yang lebih rendah ini memengaruhi kenyamanan masyarakat, terutama saat malam hingga pagi hari.
Masyarakat diimbau untuk melakukan antisipasi agar tidak terdampak negatif oleh cuaca dingin hari ini 2024. Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang penyebab cuaca dingin hari ini 2024 serta perkiraan akan berlangsung sampai kapan, Senin (15/7/2024).
Penyebab Cuaca Dingin Hari Ini 2024
Cuaca dingin hari ini di Indonesia pada pertengahan tahun 2024 disebabkan oleh beberapa faktor alamiah. Menurut BMKG, angin monsun Australia yang bertiup ke wilayah Indonesia membawa udara dingin dari Benua Australia. Angin ini melewati perairan Samudera India yang suhunya lebih rendah, sehingga menurunkan suhu udara di Indonesia.
Fenomena angin monsun Australia ini biasanya terjadi pada puncak musim kemarau, yaitu dari bulan Juli hingga September. Angin monsun tersebut memengaruhi wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa, termasuk Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Meskipun berada dalam periode musim kemarau, suhu udara di wilayah-wilayah ini terasa lebih dingin dibandingkan biasanya.
Menurut BMKG, "angin monsun Australia membawa udara yang dingin dan kering yang berasal dari wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS)." Udara yang dingin ini menyebabkan suhu udara di malam hingga pagi hari menjadi sangat rendah. Pada siang hari, suhu udara akan terasa lebih panas karena ketiadaan awan yang menghalangi radiasi matahari.
Selain itu, musim dingin di Australia juga memengaruhi suhu udara di Indonesia. Udara dingin dari Australia bergerak menuju Indonesia, menyebabkan penurunan suhu yang signifikan.
"Suhu minimum mengalami perubahan signifikan (di Bandung) pada 14 Juli 2024 yaitu mencapai 16,6 derajat Celsius," kata Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, dalam laporan tertulisnya.
Penyebab lainnya adalah kurangnya uap air dan awan saat musim kemarau. Hal ini menyebabkan radiasi langsung matahari lebih banyak mencapai permukaan bumi pada siang hari, sementara malam harinya bumi melepaskan energi dengan cepat. Kondisi ini membuat permukaan bumi mendingin lebih cepat, menyebabkan suhu udara lebih dingin.
Fenomena cuaca dingin ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir musim kemarau pada September 2024. Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi cuaca dari BMKG dan menjaga kesehatan, terutama saat malam dan dini hari ketika suhu udara paling rendah.
Advertisement
Cuaca Dingin Hari Ini 2024 Sampai Kapan?
Fenomena cuaca dingin hari ini di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan akan berlangsung hingga akhir musim kemarau, yaitu pada bulan September. BMKG menyebutkan bahwa suhu udara dingin ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi pada puncak musim kemarau.
Suhu udara akan tetap rendah terutama pada malam hingga pagi hari, sementara pada siang hari akan terasa lebih panas.
Menurut Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, suhu minimum di beberapa wilayah mengalami penurunan signifikan, mencapai 16,6°C pada pekan kedua Juli 2024.
"Suhu minimum normal rata-rata pada bulan Juli adalah 18,2 derajat Celsius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat Celsius," kata Rahayu.
Fenomena ini akan terus berlangsung hingga akhir musim kemarau pada bulan September.
Masyarakat diimbau untuk melakukan antisipasi agar tidak terdampak negatif oleh cuaca dingin ini. Menjaga kesehatan adalah hal yang penting, terutama bagi mereka yang rentan terhadap perubahan suhu ekstrem. BMKG menyarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan pada malam hingga dini hari, saat suhu udara paling rendah.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan selalu memperbarui informasi cuaca dan iklim melalui web dan media sosial resmi BMKG. Informasi terkini mengenai kondisi cuaca dapat membantu masyarakat dalam mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan.
"Suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia di Belahan Bumi Selatan," jelas Rahayu.
Memahami penyebab dan perkiraan durasi fenomena cuaca dingin ini, masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak biasa. Antisipasi yang tepat akan membantu mengurangi dampak negatif dan menjaga kesehatan serta kenyamanan selama musim kemarau berlangsung.
Cara Antisipasi Dampak Buruknya
Berikut adalah beberapa cara untuk mengantisipasi dampak buruk cuaca dingin di Indonesia:
1. Menjaga Kesehatan Tubuh
Menjaga kesehatan tubuh sangat penting saat cuaca dingin. Konsumsi makanan bergizi dan cukup minum air putih untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, olahraga ringan secara teratur dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga suhu tubuh tetap hangat.
2. Menggunakan Pakaian Hangat
Saat suhu udara turun drastis, pastikan untuk mengenakan pakaian yang cukup hangat, terutama saat berada di luar ruangan pada malam dan dini hari. Pakaian berlapis, jaket tebal, syal, topi, dan sarung tangan dapat membantu menjaga suhu tubuh.
3. Menghindari Aktivitas di Luar Ruangan pada Malam Hari
Meskipun cuaca dingin bisa terasa sejuk dan menyenangkan, hindari melakukan aktivitas di luar ruangan pada malam hingga dini hari. Suhu udara yang sangat rendah pada waktu tersebut bisa berdampak buruk pada kesehatan, terutama bagi orang yang rentan seperti anak-anak dan lansia.
4. Menghangatkan Ruangan
Menggunakan penghangat ruangan atau pemanas dapat membantu menjaga suhu ruangan tetap nyaman. Jika tidak memiliki pemanas, menutup celah-celah di pintu dan jendela dengan kain atau peredam panas bisa membantu mengurangi aliran udara dingin masuk ke dalam rumah.
5. Rutin Memeriksa Kondisi Cuaca
Rutin memeriksa kondisi cuaca melalui sumber resmi seperti BMKG sangat penting untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perubahan cuaca. Informasi ini akan membantu dalam merencanakan aktivitas sehari-hari dan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan.
6. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang bersih dan bebas dari genangan air dapat mengurangi risiko penyakit yang bisa menyebar saat cuaca dingin. Pastikan saluran air tidak tersumbat dan lingkungan sekitar tetap bersih untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
7. Menyediakan Obat dan Perlengkapan Medis
Sediakan obat-obatan dasar dan perlengkapan medis di rumah untuk mengantisipasi penyakit yang mungkin timbul akibat cuaca dingin, seperti flu dan batuk. Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan pencegahan dan obat yang perlu disiapkan.
8. Mengonsumsi Minuman Hangat
Mengonsumsi minuman hangat seperti teh, susu, atau jahe hangat bisa membantu menghangatkan tubuh dari dalam. Minuman hangat juga bisa membantu meredakan tenggorokan yang kering atau iritasi akibat cuaca dingin.
Â
Advertisement