Liputan6.com, Jakarta Menutupi kekurangan dan ketidakamanan dengan gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan kondisi finansial sering kali hanya menciptakan ilusi yang menipu. Namun, hal ini tidak dapat menjadi tolok ukur kualitas seseorang.
Jangan sampai terjebak dalam citra kehidupan yang lebih glamor dari kenyataannya, terutama di era yang semakin kompetitif dan terhubung secara digital ini. Orang-orang yang terobsesi dengan penampilan luar dan berusaha keras menampilkan kehidupan mewah, padahal sebenarnya hidup mereka pas-pasan, dapat dikenali melalui sembilan tanda berikut.
Kebiasaan ini, jika terus dilanjutkan, akan memperburuk suasana dan kondisi Anda di masa depan. Dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut adalah 9 tanda orang yang berpura-pura kaya padahal hidupnya pas-pasan dan terlalu banyak gaya, Kamis (26/9/2024).
Advertisement
1. Pakaian Mewah yang Terlihat Berlebihan
Orang-orang yang berusaha tampil seolah-olah kaya sering kali tampak mengenakan pakaian dan aksesori mewah, meskipun sebenarnya mereka tidak mampu membelinya secara rutin. Mereka mungkin memilih busana bermerk, tetapi sering kali terlihat tidak selaras atau terlalu mencolok untuk situasi tertentu.
Misalnya, mengenakan gaun pesta saat pergi ke kantor atau membawa tas mewah saat menghadiri acara santai. Tindakan ini biasanya dilakukan untuk menutupi keterbatasan finansial mereka.
Advertisement
2. Banyak Bicara tentang Cita Rasa Tinggi
Keunikan lain dari orang-orang ini adalah kecenderungan mereka untuk berbicara tentang cita rasa dan gaya hidup yang dianggap berkelas. Mereka sering kali memamerkan selera makan yang mahal, menyebutkan restoran-restoran mewah, atau mengklaim memiliki pengalaman liburan yang eksklusif.
Namun, jika ditelusuri lebih dalam, mungkin saja mereka sebenarnya tidak pernah benar-benar mengalami hal-hal tersebut, melainkan hanya mendengar cerita atau membaca tentangnya.
3. Pamer Aktivitas Sosial yang Terlihat Mewah
Gaya hidup mereka tampak penuh kesibukan dengan berbagai kegiatan sosial yang terkesan mewah. Di media sosial, mereka sering membagikan foto-foto dari acara glamor, seperti pesta eksklusif atau liburan di destinasi mewah.
Namun, kenyataannya, mereka hanya mengandalkan undangan atau tiket gratis untuk bisa hadir di acara-acara tersebut, bukan hasil dari keberhasilan finansial mereka sendiri.
Advertisement
4. Berpura-pura Memiliki Mobil Mahal
Mobil sering kali menjadi lambang kemewahan dan status sosial. Banyak orang yang ingin tampak kaya akan menyewa mobil mewah atau meminjam kendaraan milik teman untuk menciptakan citra sukses.
Mereka juga kerap kali terobsesi dengan mobil-mobil mahal, sering memamerkan foto-foto atau cerita tentang mobil impian mereka, meskipun sebenarnya mereka belum memilikinya.
5. Gaya Hidup Konsumtif yang Tidak Konsisten
Mereka sering kali mengeluarkan uang untuk barang-barang mewah, namun sering pula mengalami masalah keuangan seperti utang atau kekurangan dana untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih mengutamakan penampilan daripada kestabilan finansial yang sesungguhnya.
Advertisement
6. Pengeluaran Berlebihan untuk Aksesori dan Gadget
Sering kali, mereka yang gemar berpura-pura kaya justru cenderung menguras kantong lebih dalam untuk membeli aksesori dan gadget terkini. Tak jarang kita melihat mereka dengan smartphone terbaru, jam tangan mewah, atau perangkat teknologi canggih lainnya.
Namun, jika kita perhatikan lebih dekat, mungkin saja keuangan mereka sebenarnya tidak cukup kuat untuk menopang gaya hidup glamor tersebut dalam jangka panjang. Akibatnya, mereka sering kali terjebak dalam jeratan cicilan atau hutang yang terus menumpuk.
7. Menghindari Pembicaraan tentang Keuangan Pribadi
Mereka sering kali menjauh dari diskusi mengenai keuangan pribadi dan cenderung mengganti topik pembicaraan jika hal tersebut muncul.
Mungkin ini disebabkan oleh rasa tidak nyaman atau keinginan untuk menyembunyikan bahwa kondisi finansial mereka tidak sebaik yang terlihat. Saat ditanya tentang keuangan, mereka mungkin akan memberikan jawaban yang kabur atau mencoba mengalihkan perhatian ke topik lain.
Advertisement
8. Memanfaatkan Status Sosial untuk Menunjukkan Kekayaan
Orang-orang dengan status sosial tertentu kerap memanfaatkannya untuk menampilkan kekayaan yang sebenarnya tidak mereka miliki. Misalnya, mereka mungkin bekerja di industri yang dipandang glamor seperti hiburan atau fashion, dan menggunakan pekerjaan tersebut untuk membangun citra kesuksesan yang tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi finansial mereka yang sebenarnya.
9. Suka Mengkritik Orang Lain dari Sudut Pandang Kelas Sosial
Terkadang, individu yang suka berpura-pura kaya sering kali mengkritik orang lain berdasarkan status sosial atau gaya hidup mereka. Mereka mungkin merasa perlu menunjukkan bahwa mereka lebih unggul atau lebih sukses daripada orang lain, meskipun sebenarnya mereka hanya berusaha menyembunyikan ketidaknyamanan mereka sendiri. Kritik tersebut sering kali menjadi mekanisme pertahanan untuk menutupi rasa tidak percaya diri mereka terhadap kehidupan yang mereka jalani.
Advertisement