7 Faktor yang Memicu Kelelahan Mental, Apa yang Perlu Diketahui oleh Orang Dewasa?

Apa saja faktor psikologis yang dapat menyebabkan seseorang merasa cepat lelah?

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 27 Agu 2024, 13:37 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2024, 13:37 WIB
Wanita sedang bercermin
Orang dengan mental yang sehat dapat melihat hidup melalui sudut pandang yang positif. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Liputan6.com, Jakarta Kelelahan mental menjadi masalah yang semakin umum di kalangan orang dewasa, sering kali disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan emosional tetapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan produktivitas sehari-hari. Memahami faktor-faktor penyebab kelelahan mental sangat penting untuk mencegah dan mengelola kondisi ini secara efektif.

Salah satu faktor utama yang memicu kelelahan mental adalah stres berkepanjangan, baik dari pekerjaan maupun tuntutan kehidupan pribadi. Beban kerja yang berat, tenggat waktu yang ketat, dan tuntutan yang terus meningkat dapat menyebabkan tekanan yang signifikan. Selain itu, masalah pribadi seperti konflik hubungan atau beban tanggung jawab keluarga juga berkontribusi pada kelelahan mental. Ketidakmampuan untuk mengelola stres dengan baik sering kali memperburuk kondisi ini.

Selain stres, faktor-faktor lain seperti kurangnya tidur, gaya hidup tidak sehat, dan kurangnya dukungan sosial juga dapat memperburuk kelelahan mental. Dalam artikel ini, tujuh faktor utama penyebab kelelahan mental akan dibahas secara rinci, memberikan wawasan tentang bagaimana masing-masing faktor dapat memengaruhi kesehatan mental, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (27/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Kebutuhan Hidup yang Terus Meningkat

wanita agustus merasa kesepian
Perilaku yang tidak sesuai./Copyright freepik.com/author/studioredcup

Seiring bertambahnya usia, tanggung jawab dalam hidup juga semakin meningkat. Kewajiban untuk mencapai kesuksesan di bidang karir, memenuhi harapan keluarga, serta menjaga hubungan sosial yang harmonis dapat menjadi beban yang berat bagi pikiran. Beban ini sering kali membuat merasa tertekan, seolah-olah ada beban besar yang harus dipikul setiap hari.

Namun, alih-alih menganggapnya sebagai beban, penting untuk melihatnya sebagai peluang untuk berkembang dan belajar mengelola hidup dengan lebih bijak. Dengan cara ini, energi mental dapat dibagi secara lebih seimbang, sehingga kelelahan tidak mudah menghampiri.


2. Tidak Cukup Waktu untuk Menghabiskan Waktu Sendiri

wanita agustus menjengkelkan sekali
Perilaku di masa dewasa./Hak cipta freepik.com/penulis/senivpetro

Dalam kesibukan kehidupan yang penuh tekanan, sering kali lupa untuk memperhatikan diri sendiri. Momen untuk merenung, beristirahat, dan menikmati tindakan kecil dalam hidup sering kali terlewatkan. Tanpa disadari, ini menjadi salah satu penyebab utama kelelahan mental.

Meluangkan waktu untuk merawat diri, sama seperti merawat orang-orang terdekat, adalah penting. Memberikan waktu untuk diri sendiri bukanlah sesuatu yang mewah, melainkan kebutuhan penting untuk menjaga keseimbangan mental. Cobalah untuk menyisihkan waktu setiap hari guna menikmati ketenangan, melakukan hobi, atau hanya sekadar bernapas dengan tenang.


3. Harapan Diri yang Tinggi dan Pengaruh Sosial

wanita agustus tegas
Mengenai perilaku./Hak cipta freepik.com/penulis/senivpetro

Di fase dewasa, sering kali seseorang terperangkap dalam tuntutan sosial dan harapan tinggi yang diciptakan sendiri. Ada perasaan bahwa harus selalu tampil sempurna, selalu tegar, dan tidak pernah melakukan kesalahan. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan-harapan ini sering kali menyebabkan perasaan tidak cukup dan berujung pada kelelahan mental.

Namun, penting untuk diingat bahwa merasa lelah adalah yang wajar, dan mengakui kebutuhan untuk beristirahat adalah yang benar. Dengan menerima kelemahan sebagai bagian dari kemanusiaan, mental seseorang dapat menjadi lebih fleksibel dan lebih kuat.


4. Pergeseran Fokus dalam Kehidupan

wanita agustus sikap tak disukai
Perilaku./Hak cipta freepik.com/penulis/senivpetro

Ketika masih muda, fokus utama cenderung lebih sederhana, seperti mengejar impian atau menikmati kebebasan. Namun, seiring bertambahnya usia, fokus hidup mulai berubah. Mulai memikirkan aspek-aspek yang lebih signifikan seperti kestabilan finansial, kesehatan keluarga, dan masa depan.

Perubahan ini, meskipun wajar, dapat membuat pikiran merasa tidak menentu. Pikiran dipenuhi dengan berbagai macam yang perlu dipikirkan, dan ini bisa sangat melelahkan. Untuk mengatasi situasi ini, penting untuk tetap adaptif dalam menghadapi perubahan dan terus mencari cara untuk menyeimbangkan prioritas hidup.


5. Rasa Kesendirian yang Intens

wanita agustus ketus
Stres dalam kehidupan sehari-hari./Hak cipta freepik.com/penulis/jcomp

Meskipun dikelilingi oleh banyak orang, terkadang seseorang tetap merasakan kesepian. Dalam fase dewasa, kesepian tidak selalu menunjukkan kurangnya teman atau keluarga, melainkan lebih kepada perasaan bahwa tidak ada yang benar-benar mengerti apa yang dialami. Perasaan kesepian ini dapat menjadi salah satu penyebab utama dari kelelahan mental.

Untuk menghadapinya, penting untuk memperkuat ikatan dengan orang-orang terdekat, berbagi perasaan yang dimiliki, serta berusaha memahami diri lebih dalam. Kesepian bukanlah suatu nasib yang harus diterima, melainkan sebuah tantangan yang bisa diatasi dengan keberanian dan kemauan untuk terhubung kembali dengan diri sendiri serta orang-orang di sekitar.


6. Ketidakpastian dalam Arah atau Tujuan Hidup

wanita agustus burnout
Menanggapi permasalahan tersebut./Copyright freepik.com/author/freepik

Ketika memasuki fase dewasa, sering kali seseorang dihadapkan pada pilihan yang sulit dan merasa bingung tentang langkah selanjutnya. Mengalami kehilangan arah atau tujuan hidup adalah sesuatu yang biasa, dan ini bisa menjadi sangat melelahkan secara mental.

Ketidakpastian mengenai masa depan dapat membebani pikiran serta menguras energi yang dimiliki. Namun, dari momen kehilangan arah tersebut, sering kali ditemukan peluang untuk memulai kegiatan baru, menggali tujuan yang lebih mendalam, dan belajar untuk mempercayai intuisi. Dengan cara ini, mental dapat kembali segar dan bersemangat dalam menjalani kehidupan.


7. Tantangan Hidup yang Sulit

wanita agustus mengapresiasi usaha
Menanggapi situasi tersebut./Copyright freepik.com/author/lookstudio

Setiap individu memiliki jalur hidup yang berbeda, dan saat memasuki fase dewasa, berbagai tantangan yang sulit mungkin telah dihadapi. Pengalaman seperti kehilangan, kegagalan, atau trauma dapat meninggalkan jejak yang mendalam dalam pikiran, membuat seseorang lebih rentan terhadap kelelahan mental.

Namun, jika mampu menerima pengalaman tersebut dengan pikiran terbuka, itu juga dapat menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Dengan menyadari bahwa setiap pengalaman merupakan bagian dari proses perkembangan diri, seseorang dapat menatap masa depan dengan lebih optimis dan tidak membiarkan kelelahan mental menghalangi kemajuan.

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya