Ketahui 8 Ciri Batuk yang Berbahaya pada Bayi, Para Orang Tua Harus Waspada!

Waspadai tanda batuk berbahaya pada bayi untuk melindungi buah hati.

oleh Miranti diperbarui 24 Okt 2024, 08:24 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2024, 08:24 WIB
Ciri Batuk Berbahaya Pada Bayi
Batuk dapat menjadi indikasi penyakit lain, jadi orang tua perlu lebih waspada jika bayi mengalami kondisi ini. (Foto: Freepik/freepik)

Liputan6.com, Jakarta Batuk adalah kondisi yang sering dialami oleh berbagai kalangan usia. Fungsi utama batuk adalah sebagai mekanisme tubuh untuk perlindungan. Howard Balbi, MD, yang menjabat sebagai direktur penyakit menular anak di Nassau County Medical Center di East Meadow, New York, menjelaskan bahwa batuk membantu menjaga kebersihan saluran pernapasan dengan menyingkirkan dahak, lendir dari hidung yang mengalir ke tenggorokan (postnasal drip), atau partikel makanan yang mungkin tersangkut.

Meski demikian, batuk juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Beberapa penyakit dapat dikenali melalui karakteristik batuk yang dialami. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan gejala yang menyertai batuk ketika kondisi ini muncul.

Hal ini terutama penting pada bayi, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya matang. Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai ketika bayi mengalami batuk, seperti yang diihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (24/10/2024) berikut ini:

1. Batuk disertai suara menggonggong

Batuk Pada bayi
Pahami tanda-tanda batuk berbahaya yang bisa dialami oleh bayi. (Foto: Freepik/freepik)

Waspadai jika bayi Anda mengalami batuk dengan suara menggonggong. Ini merupakan indikasi dari penyakit croup yang sering menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Suara menggonggong yang mirip dengan anjing laut terjadi saat bayi menarik napas, bukan saat menghembuskan napas. 

Croup biasanya diawali dengan gejala seperti pilek atau hidung tersumbat di pagi hari. Jika Anda mendengar bayi batuk dengan suara menggonggong saat tidur, terutama jika disertai kesulitan bernapas, segera hubungi dokter. Croup umumnya akan mereda dalam tiga hingga empat hari, namun jika gejalanya tidak kunjung membaik atau semakin memburuk, segera konsultasikan dengan tenaga medis. 

2. Batuk kering yang berkepanjangan

Apabila bayi Anda mengalami batuk yang berlangsung lama, segera periksakan ke dokter. Ini bisa menjadi tanda COVID-19. Meskipun bayi biasanya mengalami kasus COVID-19 yang ringan atau tanpa gejala, mereka tetap bisa mengalami efek samping, termasuk batuk kering atau basah.

Gejala biasanya muncul dalam 2-14 hari setelah terpapar virus, dan sering menyerupai pilek atau flu. Jika bayi mengalami batuk kering yang terus menerus, terutama jika disertai gejala lain seperti demam, kesulitan bernapas, atau kelelahan yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.

3. Batuk disertai suara mengi

Mengi adalah suara napas yang menyerupai siulan. Kondisi ini menunjukkan adanya penyumbatan atau obstruksi pada saluran pernapasan. Orangtua perlu memperhatikan lebih lanjut, karena hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah seperti bronkitis atau gejala asma.

Bronkitis ditandai dengan peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru, seringkali disebabkan oleh virus pernapasan syncytial (RSV), terutama pada bayi di bawah usia satu tahun. Sementara pada kasus asma yang parah, gejala bisa meliputi retraksi dada dan diafragma, pernapasan cepat, terengah-engah, kesulitan makan atau menghisap, serta kelelahan.

4. Batuk dengan suara keras dan cepat 

Ilustrasi bayi terkena penyakit langka (iStockphoto)
Ilustrasi bayi terkena penyakit langka (iStockphoto)

Batuk yang perlu diwaspadai pada bayi adalah batuk dengan suara keras dan cepat, yang dapat mengindikasikan batuk rejan. Batuk rejan merupakan penyakit serius yang mengancam jiwa dan menjadi penyebab utama penyakit serta kematian pada bayi sebelum vaksin DTaP diperkenalkan pada tahun 1960-an, yang berhasil mengendalikan penyakit ini di Amerika Serikat. Namun, batuk rejan kini kembali muncul dan telah terjadi wabah di banyak negara bagian Amerika dalam beberapa tahun terakhir.

Pada kebanyakan kasus batuk rejan (pertusis), bayi tidak menunjukkan gejala pilek atau demam. Gejala batuk rejan dapat mencakup kejang batuk yang sering dan mengkhawatirkan, lidah menjulur, mata melotot, serta perubahan warna wajah.

5. Batuk berdahak dan basah

Bayi yang mengalami pneumonia cenderung sangat lelah, dan batuk mereka sering kali "produktif", menghasilkan dahak dengan warna bervariasi seperti hijau dan kuning. Pneumonia adalah infeksi virus atau bakteri pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk flu biasa. Batuk yang menandakan pneumonia biasanya terdengar basah dan berlendir.

 

6. Batuk kecil yang terus-menerus atau terengah-engah tanpa pilek

5 Gejala Batuk pada Bayi yang Harus Diwaspadai
5 Gejala Batuk pada Bayi yang Harus Diwaspadai

Perlu diwaspadai jika bayi batuk karena kemungkinan adanya benda asing yang tersangkut di saluran napasnya. Gejala batuk akibat benda asing mungkin dimulai dengan batuk awal yang diikuti dengan batuk terus-menerus atau sedikit mengi selama beberapa hari, tanpa gejala pilek lainnya atau riwayat pilek atau demam baru-baru ini.

Pneumonia juga bisa disebabkan oleh makanan yang tertelan secara salah dan tersangkut di paru-paru bayi, dengan kacang tanah sebagai penyebab paling umum. Jika benar bayi tersangkut oleh benda asing, maka perhatikan gejalanya sebagai berikut:

  • Tampak jelas dalam kesusahan
  • Tidak mengeluarkan suara sama sekali
  • Menjadi pucat atau biru

7. Muntah Setelah Batuk

Jika bayi mengalami muntah setelah batuk, terutama jika batuk sangat parah, ini bisa menjadi tanda iritasi yang lebih dalam pada saluran pernapasan atau bahkan masalah gastrointestinal. Muntah dapat menyebabkan risiko dehidrasi, sehingga memerlukan perhatian medis.

 

8. Batuk disertai demam tinggi

Sakit
Ilustrasi Bayi Menangis Credit: pexels.com/Terry

Batuk yang disertai dengan demam tinggi (lebih dari 38°C) dapat mengindikasikan infeksi, seperti pneumonia atau bronkiolitis. Demam yang tidak merespons pengobatan atau berlangsung lebih dari beberapa hari sebaiknya diperiksa oleh dokter untuk menentukan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya