Doa Ziarah Kubur yang Diajarkan Rasulullah SAW, Simak Hukum dan Adab-adabnya

Ziarah kubur mengingatkan kita akan kefanaan hidup, pentingnya amal dan bahwa setiap manusia akan menghadapi saat yang sama suatu hari nanti.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 05 Okt 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2024, 10:00 WIB
Tradisi Ziarah Kubur Saat Lebaran
Warga berdoa saat berziarah di TPU Karet Pasar Baru Barat, Jakarta, Sabtu (16/6). Ziarah kubur atau "nyekar" pada hari raya lebaran merupakan salah satu tradisi umat muslim untuk mendoakan sanak keluarga yang meninggal dunia. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Ziarah kubur merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam, sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi mereka yang telah mendahului kita. Saat melakukan ziarah, umat Muslim dianjurkan untuk membaca doa ziarah kubur sebagai salah satu cara mendoakan, agar almarhum diberikan tempat yang layak di sisi Allah. Doa ini bukan hanya bentuk kepedulian kita kepada mereka yang telah wafat, tetapi juga menjadi pengingat bagi kita akan kehidupan setelah mati.

Doa ziarah kubur sering kali diawali dengan salam kepada penghuni makam, sebagai tanda bahwa kita menghormati mereka yang telah berpulang. Setelah mengucapkan salam, kita melanjutkan dengan membaca doa-doa khusus yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Membaca doa ini bertujuan untuk memohonkan ampunan bagi almarhum, serta berharap agar mereka diberi ketenangan di alam kubur dan rahmat dari Allah SWT.

Selain membaca doa ziarah kubur, umat Muslim juga dianjurkan untuk membaca beberapa surat pendek dari Al-Quran seperti Al-Fatihah, An-Naas dan Al-Ikhlas. Surat-surat ini diyakini dapat menjadi cahaya dan pemberi ketenangan bagi mereka yang sudah meninggal. Membacakan surat-surat ini juga memperkuat permohonan kita, agar almarhum diterima di sisi Allah dengan segala rahmat dan ampunan-Nya.

Melalui doa ziarah kubur, kita tidak hanya mendoakan almarhum, tetapi juga mengambil hikmah dari kematian sebagai pengingat bagi diri kita sendiri. Berikut ini doa ziarah kubur dan hukumnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/10/2024).

Hukum Ziarah Kubur

Ilustrasi ziarah kubur, muslim, islami
Ilustrasi ziarah kubur, muslim, islami. (Foto oleh Meruyert Gonullu: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-kilang-pohon-muda-6908028/)

Badruddin Hasyim Subky dalam bukunya Misteri Kedua Belah Tangan dalam Shalat, Zikir, dan Doa menjelaskan mengenai hukum dari ziarah kubur. Rasulullah SAW bersabda,

كُنتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُور، وَلكِنْ فَرُورُوها، وفى روَايَةٍ - فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَزُورَ القُبُورَ فَلْيَزُرْهَا فَإِنَّهَا تُذكر الأخرة

Artinya:

"Aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang silahkan ziarah kubur." Dalam riwayat lain: "Barang siapa yang hendak ziarah kubur silahkan, karena ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat." (HR Muslim)

Ziarah kubur juga terdiri atas dua macam, yaitu ziarah al-syar'iyah yang dan ziarah bid'ah. Ziarah al-syar'iyah merupakan ziarah kubur dengan cara mendoakan mayat dan tidak memiliki tujuan lain seperti menyembahnya. Sedangkan ziarah bid'ah merupakan ziarah yang biasa dilakukan oleh orang Yahudi.

Hal tersebut merujuk pada firman Allah SWT dalam surah At Taubah ayat 84,

وَلَا تُصَلِّ عَلٰٓى اَحَدٍ مِّنْهُمْ مَّاتَ اَبَدًا وَّلَا تَقُمْ عَلٰى قَبْرِهٖۗ اِنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَمَاتُوْا وَهُمْ فٰسِقُوْنَ

Artinya:

"Janganlah engkau (Nabi Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik) selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (berdoa) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik."

Mengenai ziarah bid'ah ini Rasulullah SAW bersabda,

لَعْنَةُ الله عَلَى اليَهُودِ وَالنَّصَارَى أَتَخَدُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

Artinya:

"..Laknat Allah tertimpa kepada Yahudi dan Nashara karena mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid-masjid". Beliau mengingatkan (kaum Muslimin) atas perbuatan mereka (Yahudi dan Nashara)."

Rasulullah bersabda dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yang artinya, "(Dulu) Aku melarang kalian ziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian ke kuburan, sesungguhnya ziarah kubur membuat kalian zuhud di dunia dan mengingatkan kalian pada akhirat." (HR. Ibnu Majah)

Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, bahwa para ulama sepakat bahwa doa kepada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka.

"Diriwayatkan dari Nabi Muhammad bahwa sesungguhnya beliau bersabda, 'Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong. Mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya ataupun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya'." (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, hal. 281)

 

Doa Ziarah Kubur

Ilustrasi istri meninggal, kuburan, sedih, ziarah
Ilustrasi istri meninggal, kuburan, sedih, ziarah. (Image by freepik)

Ziarah kubur menjadi salah satu tradisi umat Islam di Indonesia selepas salat Idul Fitri. Berikut adalah bacaan doa ziarah kubur

 

Bahasa Latin:

A’udzubillahi minasyaithaanir rajim. Bismillahirrahmannirrahim.

Alhamdullilahi rabbil ‘alamin, hamdan syakiriin, hamdannaa’imiin, hamdan yuwaafiini’amahu wayukaafii mazidah, yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yanbaghi lijalali wajhika wa’adzimi sultanik, allahumma shaalli wasalim ‘ala sayyidina muhammad wa’ala alii sayyidina muhammad.

Allah humma taqabal wa ausil sawaaaba maa qara, nahu minal qur’anil ‘adzim, wa maa halalna wa maa sabahna wamastaghfarnaa wamaa shalaina ‘atsayyidina muhammad sallallahu’alaihi wasallam, hadiyatan wasilatan, warahmatan najilatan wa barakatan samilatan ilaa hadarati habibina wasafi’ina waqurati a’ayuninaa sayyidina wamaulanaa muhammadin sallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ila jami’ii ikhwanihi minal anbiyaai walmursaliina wal auliyaai, wassuhadai, wassalihina, wassahabati wattabi’ina wal’ulamail ‘alimina wal mushannafiinal mukhlisiina wa jami’il mujaa-hidiina fi sabilillahi rabbil ‘alaminn, wal malaikatil muqarrabina khusushan ila sayyidina syaih abdul qadir zailanii.

Summa ilaa jami’i ahlil qubur, minal muslimiina wal muslimati, wal mu miniina wal mu minaati, min masaarikil ardhi ila magaaribiha barriha wabahriha khusushan ila aabaaina wa ummahaa tiinaa, wa ajdaadina, wanakhussu khusushan manijtam’anaa hahunaa bisababihi waliajlihi.

Allah hummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu wa akrim nujulahu wawasi’ madhalahu, waghsilhu bilmai wassalji wal baradi wanaqihi minal khataaya, kama yunaqqa saubul abyadu minaddannasi wa abdilhu, darran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wa jaujan khairan min jauzihi wa adhilhul jannata wa ‘aidhu min ‘adzabil qabri wa fitnatihi wa min ‘adzabinnar, allohhumaghfir lihayyina wa mayyitina wa sahhidiina wa ghaniina washagiirana wa kaabirana wadakirona wa ansana, allahumma man ahyaitahu minna fa ahyihi ‘alal islami wa man tawafaitahu minna fatawafahu alal iiman allahumma la tuhrimna azrahu wa laa tudillanaa ba’dahu birahmatikayaa arhamaraahimiin, wal hamdu lillahi rabbil ‘aalamiin.

Artinya:

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah penguasa alam semesta, sebagaimana orang-orang bersyukur dan orang-orang yang mendapat banyak kenikmatan memuji-Nya. Dengan pujian yang sepadan dan nikmat-Nya dan memungkinkan pertambahannya. Wahai Tuhan kami, pujian hanya untuk-Mu, sebagaimana yang layak akan kemuliaan zat-Mu dan keagungan dan kuasa-Mu. Ya Allah limpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga beliau.

Ya Allah terimalah dan sampaikan pahala Al Quran yang kami baca, tahlil kami, tasbih kami, istighfar kami dan selawat kami kepada Nabi Muhammad sebagai hadiah yang menjadi penyambung. Sebagai rahmat yang turun dan sebagai berkah yang menyebar kepada kekasih kami, penolong kami dan buah hati kami, pemuka dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, juga kepada seluruh kawan-kawan beliau dari kalangan para Nabi dan Rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, para sahabat, para tabiin, para ulama yang mengamalkan ilmunya, para pengarang yang ikhlas dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah Tuhan semesta alam, serta para malaikat yang selalu beribadah, khususnya ditujukan kepada Syekh Abdul Qadir Jailani.

Kemudian kepada seluruh penghuni kubur dari kalangan orang-orang Islam laki-laki dan perempuan, orang mukmin laki-laki dan perempuan, dari belahan bumi timur dan barat, di laut dan di darat, terutama kepada bapak-bapak dan ibu-ibu kami, kakek dan nenek kami, lebih utamakan lagi kepada orang yang menyebabkan kami berkumpul di sini.

Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, bebaskanlah dan lepaskan dia. Muliakanlah tempat tinggalnya dan luaskanlah. Muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air jernih dan sejuk. Bersihkanlah dia dari segala kesalahan bagaikan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik dari yang ditinggalkannya, serta suami/istri yang lebih baik dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke dalam surga dan lindungilah dia dari siksa kubur dan fitnahnya serta siksa api neraka. Ya Allah berikanlah ampun bagi kami yang masih hidup, dan kami yang telah meninggal dunia, kami yang hadir, kami yang gaib, kami yang kecil, kami yang dewasa, kami yang pria atau wanita. Ya Allah siapa pun yang Engkau hidupkan dari kami maka hidupkanlah dalam keadaan iman. Ya Allah janganlah Engkau menghalangi kami akan pahala beramal kepadanya. dan janganlah Engkau menyesatkan kami setelah peninggalannya dengan mendapat rahmat-Mu Yang Maha Pengasih. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”

 

Adab dalam Ziarah Kubur

Ilustrasi bacaan doa ziarah kubur
Ilustrasi bacaan doa ziarah kubur. (Foto oleh Meruyert Gonullu dari Pexels)

Dalam melaksanakan ziarah ke makam kerabat, terdapat sejumlah adab yang seharusnya diperhatikan agar kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan penuh penghormatan dan kesucian. Hal ini sangat penting, terutama ketika kita berkunjung ke tempat peristirahatan terakhir seseorang yang telah berpulang. Beberapa diantaranya:

1. Berwudu Sebelum Ziarah

Saat akan berziarah, sangat dianjurkan untuk berwudu terlebih dahulu. Sama seperti ketika kita hendak melaksanakan ibadah, wudu diperlukan untuk menjaga kesucian diri. Ini penting karena selama ziarah, kita akan membaca Al-Quran dan doa untuk kerabat yang telah meninggal. Wudu membantu memastikan tubuh kita bebas dari hadas besar dan kecil, sehingga bacaan doa kita lebih khusyuk dan diterima di sisi Allah SWT.

2. Mengucapkan Salam

Mengucapkan salam saat memasuki area pemakaman merupakan bentuk penghormatan kepada penghuni makam. Kuburan adalah tempat peristirahatan mereka yang sudah wafat, dan pemakaman juga dijaga oleh malaikat. Salam yang diucapkan adalah tanda bahwa kita menghargai keberadaan mereka dan juga mengingatkan kita untuk selalu menunjukkan sikap sopan saat berada di tempat tersebut. Ucapan salam untuk ziarah kubur berbunyi seperti:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Assalamu’alaìkum dara qaumìn mu’mìnîn wa atakum ma tu’adun ghadan mu’ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu bìkum lahìqun.

Artinya:

“ Assalamualaikum, wahai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insya Allah akan menyusul kalian.”

3. Menghadap Kiblat Saat Berdoa

Dalam melakukan ziarah, disunnahkan untuk menghadap kiblat ketika kita berdoa untuk almarhum. Rasulullah SAW mengajarkan agar saat berdoa, kita menghadap kiblat sebagai simbol harapan agar doa kita diterima di sisi Allah SWT. Selain itu, kita juga bisa membaca surat-surat pendek dari Al-Quran seperti Al-Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, dan Al-Ikhlas. Membaca surat-surat ini diyakini dapat memberikan kedamaian bagi almarhum.

4. Membaca Doa Ziarah dan Surat-Surat Pendek

Setelah berdoa dan berzikir, sangat dianjurkan untuk membacakan doa ziarah yang khusus dipanjatkan untuk almarhum. Doa ini umumnya berisi permohonan agar dosa almarhum diampuni, kuburnya dilapangkan, dan diberikan tempat yang layak di surga. Setelah doa ziarah, dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek seperti Al-Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, dan Al-Ikhlas. Rasulullah SAW juga mengajarkan agar kita menutup pembacaan dengan surat Al-Fatihah lagi sebagai penutup.

Hadits membaca surat pendek ini telah diriwayatkan oleh Al-Mawarzi dari Rahmad bin Hanbal yang mengatakan bahwa:

“Bila kalian masuk ke dalam taman makam (kuburan) maka bacalah Al-Fatihah, surat Al-Ikhlas dan Al-Muawwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas). Jadikanlah pahalanya untuk mayat-mayat kuburan tersebut, karena sesungguhnya pahalanya sampai ke mereka.

5. Menghormati Kuburan dengan Tidak Menginjak atau Duduk di Atasnya

Adab terakhir yang penting adalah menjaga sikap kita saat berada di sekitar makam. Kita harus berhati-hati agar tidak duduk atau menginjak kuburan, termasuk tidak melangkahi kuburan orang lain. Ini merupakan tanda penghormatan kepada almarhum dan keluarganya. Dengan menjaga adab ini, kita menunjukkan sikap sopan dan hormat terhadap tempat peristirahatan terakhir mereka.

Hal ini telah sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa:

“Janganlah kalian salat (berdoa) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya.” (HR. Muslim).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya