Glaukoma Adalah Penyakit Mata, Bisa Menyebabkan Kebutaan Jika Diabaikan

Glaukoma adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada mata.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 28 Okt 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2024, 18:45 WIB
Ilustrasi mata, sakit mata, pemeriksaan mata, glaukoma
Ilustrasi mata, sakit mata, pemeriksaan mata, glaukoma. (Image by freepik)

Liputan6.com, Jakarta Glaukoma adalah salah satu penyakit mata yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang, meskipun dampaknya dapat sangat serius. Penyakit ini terjadi ketika tekanan dalam bola mata meningkat, yang pada gilirannya dapat merusak saraf optik dan mengganggu penglihatan. Kadar tekanan yang tinggi dalam mata dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pada sistem drainase cairan di dalam mata.

Masyarakat sering kali mengabaikan pentingnya pemeriksaan mata secara berkala, terutama ketika tidak merasakan gejala yang mencolok. Glaukoma adalah penyakit yang sering kali tidak menunjukkan tanda-tanda awal, sehingga akan terdiagnosis pada stadium lanjut. Pada tahap awal, penderita mungkin tidak menyadari bahwa mereka kehilangan penglihatan, sehingga perhatian terhadap kesehatan mata menjadi sangat krusial.

Berbagai jenis glaukoma perlu diperhatikan, termasuk glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Glaukoma adalah kondisi yang dapat mempengaruhi siapa saja, namun beberapa faktor seperti usia, riwayat keluarga dan ras dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Oleh karena itu, mengetahui jenis-jenis glaukoma dapat membantu individu untuk lebih waspada terhadap gejala yang mungkin timbul.

Berikut ini gejala dan cara mengatasi glaukoma yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (28/10/2024).

Mengenal Apa Itu Glaukoma dan Gejalanya

Mencegah Glaukoma
Untuk mencegahnya, Sahabat Fimela bisa melakukan pola hidup sehat. (Foto: Freepik/master1305)

Glaukoma adalah kondisi medis serius yang ditandai dengan kerusakan pada saraf optik akibat tingginya tekanan di dalam bola mata. Di dalam mata, terdapat cairan yang dikenal sebagai aqueous humour, yang berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata, memberikan nutris dan membersihkan kotoran.

Cairan ini mengalir melalui bilik depan mata dan keluar melalui sistem drainase yang disebut trabecular meshwork. Ketika terjadi produksi aqueous humour yang berlebihan atau jika sistem aliran ini tidak berfungsi dengan baik maka penumpukan cairan dapat terjadi.

Situasi ini mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam bola mata, yang pada gilirannya dapat merusak saraf optik. Glaukoma mencakup sekelompok kondisi yang berpotensi merusak saraf optik dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan hilangnya penglihatan.

Fungsi utama saraf optik adalah mengirimkan informasi visual dari mata ke otak, di mana sangat penting untuk memaksimalkan penglihatan. Kerusakan pada saraf optik sering kali berkaitan erat dengan tekanan intraokular yang tinggi.

Namun, penting untuk dicatat bahwa kerusakan ini juga dapat terjadi bahkan ketika tekanan mata berada dalam batas normal. Glaukoma dapat dialami oleh individu dari segala usia, tetapi lebih umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, dan merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada mereka yang berusia di atas 60 tahun.

Salah satu tantangan terbesar dalam mengenali glaukoma adalah kenyataan bahwa banyak jenis kondisi ini tidak menunjukkan tanda-tanda peringatan yang jelas. Efek dari glaukoma biasanya berkembang secara bertahap, sehingga pasien mungkin tidak menyadari adanya perubahan penglihatan sampai kondisi tersebut mencapai tahap yang lebih serius.

Tidak ada gejala medis khusus yang muncul sebelum glaukoma kronis berkembang. Oleh karena itu, jika seseorang merasakan gejala seperti lingkaran cahaya (warna pelangi di sekitar lampu), sakit kepala ringan, atau penglihatan kabur, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Gejala yang sering diabaikan ini jika tidak ditangani, dapat berujung pada kehilangan bidang pandang perifer yang signifikan, yang menunjukkan bahwa penyakit glaukoma telah mencapai tahap lanjut.

Jenis-jenis Glaukoma

Penyebab Glaukoma
Glaukoma bisa disebabkan oleh keturunan atau penyakit tertentu. (Foto: Freepik/user18526052)

Glaukoma Primer Sudut Terbuka

Jenis glaukoma ini merupakan bentuk yang paling umum dan sering kali berkembang secara perlahan tanpa gejala yang terlihat pada tahap awal. Dalam glaukoma primer sudut terbuka, saluran yang bertanggung jawab untuk mengalirkan cairan di dalam mata, yang dikenal sebagai aqueous humour, mengalami penyumbatan, sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan.

Para penderita sering kali tidak menyadari bahwa mereka mengalami masalah hingga kerusakan pada saraf optik telah terjadi, yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang signifikan. Oleh karena itu, pemeriksaan mata secara rutin sangat penting, terutama bagi mereka yang berisiko, seperti individu di atas usia 40 tahun atau yang memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma.

Glaukoma Sudut Tertutup (Akut)

Berbeda dengan glaukoma primer sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup atau glaukoma akut muncul secara mendadak dan sering disertai dengan gejala yang cukup mencolok. Peningkatan tekanan intraokular yang tiba-tiba dapat menyebabkan nyeri yang hebat pada mata, penglihatan kabur, serta gejala sistemik seperti mual dan muntah.

Dalam banyak kasus, individu yang mengalami glaukoma sudut tertutup akan merasa sangat tidak nyaman dan mungkin juga mengalami sakit kepala parah. Ini adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan permanen pada saraf optik dan menjaga penglihatan.

Glaukoma Sekunder

Jenis glaukoma ini dapat terjadi akibat berbagai kondisi medis lain yang mendasari, seperti diabetes, cedera pada mata, atau penggunaan obat-obatan tertentu yang diketahui meningkatkan tekanan intraokular. Penanganan glaukoma sekunder biasanya melibatkan pengobatan terhadap penyebab yang mendasarinya, sekaligus pengelolaan tekanan intraokular melalui terapi medis atau pembedahan jika diperlukan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kesehatan pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan glaukoma sekunder.

Glaukoma Congenital

Glaukoma congenital adalah jenis yang sangat jarang tetapi serius yang dapat muncul pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kelainan pada struktur mata yang mengganggu aliran cairan, sehingga meningkatkan tekanan intraokular.

Gejala glaukoma congenital dapat mencakup mata yang tampak besar (sering disebut buphthalmos), serta penglihatan yang kabur dan sensitivitas terhadap cahaya. Penanganan glaukoma congenital sering kali melibatkan prosedur bedah untuk memperbaiki aliran cairan, dan deteksi dini sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen pada penglihatan anak.

Glaukoma Normotensif

Meskipun tekanan intraokular dalam batas normal, individu dapat mengalami glaukoma normotensif, di mana kerusakan saraf optik masih terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang berkontribusi terhadap kerusakan saraf, seperti aliran darah yang tidak memadai ke saraf optik.

Diagnosis dan pengelolaan glaukoma normotensif sering kali lebih kompleks, dan bisa melibatkan berbagai pendekatan untuk mengatasi penyebab yang mendasari, termasuk pengelolaan tekanan darah dan faktor risiko lain yang mungkin berkontribusi pada kondisi tersebut.

Glaukoma Pseudoexfoliative

Jenis glaukoma ini terjadi akibat penumpukan material tertentu di dalam mata yang dapat menghalangi aliran cairan, sehingga meningkatkan tekanan intraokular. Glaukoma pseudoexfoliative lebih umum terjadi pada individu yang lebih tua dan sering kali dapat diobati dengan terapi medis, seperti obat-obatan untuk mengurangi tekanan mata, atau melalui prosedur bedah jika perlu. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah perkembangan lebih lanjut dari kondisi ini.

Cara Menghindari Glaukoma

Mengenal Gejala Glaukoma
Glaukoma ditandai dengan beberapa gejala yang harus diwaspadai. (Foto: Freepik/cookie_studio)

Menghindari glaukoma adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mata, terutama mengingat bahwa kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf optik dan mengakibatkan kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Meskipun beberapa faktor risiko, seperti usia dan riwayat keluarga, tidak dapat diubah, terdapat berbagai langkah proaktif yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya glaukoma.

Berikut adalah beberapa cara efektif untuk menghindari glaukoma dan menjaga kesehatan mata Anda.

1. Rutin Melakukan Pemeriksaan Mata

Salah satu langkah paling efektif untuk menghindari glaukoma adalah dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Pemeriksaan mata tahunan sangat penting, terutama bagi individu berusia di atas 40 tahun atau mereka yang memiliki faktor risiko, seperti riwayat keluarga dengan glaukoma. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa tekanan intraokular, kondisi saraf optik, serta kesehatan secara keseluruhan. Deteksi dini sangat penting karena glaukoma sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas.

2. Menjaga Tekanan Darah dan Kadar Gula Darah

Kondisi kesehatan seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) dan diabetes dapat meningkatkan risiko terjadinya glaukoma. Oleh karena itu, menjaga tekanan darah dan kadar gula darah dalam batas normal sangat penting. Anda dapat melakukan ini dengan cara menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari stres. Jika Anda memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, pastikan untuk mengikuti saran dokter dan melakukan pengobatan yang diperlukan.

3. Menghindari Penggunaan Obat Tertentu

Beberapa obat, terutama kortikosteroid, dapat meningkatkan risiko terjadinya glaukoma jika digunakan dalam jangka panjang. Jika Anda memerlukan pengobatan jangka panjang, konsultasikan dengan dokter mengenai potensi efek samping dan alternatif yang mungkin lebih aman untuk kesehatan mata Anda. Selalu diskusikan dengan dokter jika Anda merasa perlu mengganti obat atau jika Anda memiliki kekhawatiran tentang efek samping dari obat yang sedang Anda konsumsi.

4. Mengadopsi Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan umum, tetapi juga untuk kesehatan mata. Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran, dapat membantu melindungi mata dari kerusakan. Makanan yang mengandung omega-3, seperti ikan salmon, juga bermanfaat untuk kesehatan mata. Selain itu, berolahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah, yang penting untuk kesehatan saraf optik.

5. Melindungi Mata dari Paparan Sinar UV

Paparan sinar ultraviolet (UV) dapat berkontribusi pada berbagai masalah mata, termasuk glaukoma. Oleh karena itu, penting untuk melindungi mata Anda dengan menggunakan kacamata hitam yang memiliki perlindungan UV saat beraktivitas di luar ruangan. Ini tidak hanya melindungi mata dari sinar UV, tetapi juga dari debu dan partikel lain yang dapat menyebabkan iritasi.

6. Menghindari Merokok

Merokok memiliki banyak efek negatif pada kesehatan, termasuk peningkatan risiko berbagai penyakit mata, termasuk glaukoma. Menghentikan kebiasaan merokok dapat meningkatkan kesehatan mata secara keseluruhan dan mengurangi risiko terjadinya glaukoma. Jika Anda kesulitan untuk berhenti merokok, pertimbangkan untuk mencari dukungan melalui program berhenti merokok atau berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

7. Mengelola Stres

Stres yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan mata. Mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, atau melakukan aktivitas yang Anda nikmati, dapat membantu menjaga kesehatan mata Anda. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan praktikkan teknik relaksasi untuk mendukung kesejahteraan mental dan emosional.

8. Memperhatikan Gejala Awal

Meskipun glaukoma sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, penting untuk menyadari tanda-tanda awal yang mungkin muncul. Jika Anda mengalami gejala seperti penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri mata, atau munculnya lingkaran cahaya di sekitar cahaya, segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata. Pengawasan dan perhatian terhadap gejala dapat membantu dalam diagnosis dini dan penanganan yang lebih efektif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya