Liputan6.com, Jakarta Dalam era pembangunan global yang semakin kompleks, SDGs adalah jawaban dunia untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Sustainable Development Goals atau yang lebih dikenal sebagai SDGs adalah sebuah cetak biru pembangunan yang disepakati oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015, dengan visi menciptakan dunia yang lebih sejahtera hingga tahun 2030.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Sebagai kerangka kerja global yang komprehensif, SDGs adalah komitmen bersama yang mencakup 17 tujuan utama dan 169 target spesifik yang saling terkait. Program ini dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan global yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, mulai dari pengentasan kemiskinan hingga penanganan perubahan iklim. SDGs adalah hasil dari proses panjang negosiasi dan diskusi internasional yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia.
Berbeda dengan program pembangunan sebelumnya, SDGs adalah inisiatif yang menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi. Melalui pendekatan yang inklusif dan terintegrasi, SDGs adalah manifestasi dari kesadaran global bahwa pembangunan harus memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat sambil tetap menjaga kelestarian planet untuk generasi mendatang.
Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian, tujuan dan implementasi SGDs pada Rabu (6/11/2024).
Sejarah dan Latar Belakang SDGs
Perjalanan SDGs dimulai jauh sebelum pengesahannya pada tahun 2015. Fondasi awalnya dapat ditelusuri hingga tahun 1992, ketika KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brasil, menghasilkan Agenda 21. Dalam pertemuan bersejarah ini, 178 negara menyepakati rencana aksi komprehensif untuk membangun kemitraan global dalam pembangunan berkelanjutan. Momentum ini terus bergulir melalui berbagai konferensi dan pertemuan tingkat tinggi internasional.
Pada tahun 2013, terjadi perkembangan signifikan ketika Majelis Umum PBB membentuk Kelompok Kerja Terbuka yang beranggotakan 30 negara. Kelompok ini bertugas mengembangkan proposal konkret tentang tujuan pembangunan berkelanjutan. Setelah melalui proses negosiasi intensif, pada 25 September 2015, sebanyak 193 kepala negara secara resmi mengesahkan SDGs di Markas Besar PBB, menandai dimulainya era baru dalam pembangunan global.
Advertisement
17 Tujuan Utama SDGs
SDGs memiliki 17 tujuan utama yang saling terkait dan mendukung satu sama lain. Setiap tujuan dirancang untuk mengatasi tantangan spesifik sambil tetap mempertahankan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tujuan-tujuan ini mencakup pengentasan kemiskinan, pemberantasan kelaparan, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, dan kesetaraan gender.
Berikut ini adalah 17 tujuan SDGs:
- Tanpa Kemiskinan: Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di seluruh tempat.
- Tanpa Kelaparan: Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, dan memperbaiki nutrisi.
- Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan: Menjamin kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
- Pendidikan Berkualitas: Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua orang.
- Kesetaraan Gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.
- Air Bersih dan Sanitasi: Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
- Energi Bersih dan Terjangkau: Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern untuk semua.
- Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi: Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
- Industri, Inovasi, dan Infrastruktur: Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
- Mengurangi Ketimpangan: Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara.
- Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan: Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
- Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab: Menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
- Penanganan Perubahan Iklim: Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
- Ekosistem Lautan: Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan lautan, laut, dan sumber daya maritim.
- Ekosistem Daratan: Melindungi, memulihkan, dan mendukung pemanfaatan ekosistem daratan secara berkelanjutan.
- Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh: Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif, menyediakan akses terhadap keadilan untuk semua, dan membangun lembaga yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan.
- Kemitraan untuk Mencapai Tujuan: Memperkuat cara-cara pelaksanaan dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Implementasi SDGs di Indonesia
Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat dalam mengimplementasikan SDGs melalui berbagai kebijakan dan regulasi. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) No 59 Tahun 2017 dan Perpres No 111 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Kedua regulasi ini menjadi landasan hukum dan panduan operasional dalam pelaksanaan SDGs di Indonesia.
Dalam konteks nasional, Indonesia telah menetapkan empat pilar utama implementasi SDGs. Pertama, fokus pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan. Kedua, menjamin keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat. Ketiga, menjaga kualitas lingkungan hidup dan pembangunan yang inklusif. Keempat, memastikan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Advertisement
Tantangan dan Peluang Pencapaian SDGs
Pencapaian target SDGs menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam konteks perbedaan kapasitas dan sumber daya antar negara. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap progres pencapaian SDGs di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, situasi ini juga membuka peluang untuk melakukan transformasi dan inovasi dalam pendekatan pembangunan berkelanjutan.
Keberhasilan implementasi SDGs sangat bergantung pada kolaborasi efektif antara berbagai pemangku kepentingan. Peran sektor swasta menjadi semakin penting, terutama dalam memberikan solusi inovatif dan pendanaan alternatif. Keterlibatan masyarakat sipil dan akademisi juga crucial dalam memastikan program-program SDGs tepat sasaran dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
SDGs merepresentasikan harapan global untuk masa depan yang lebih baik. Keberhasilan pencapaiannya membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, mulai dari level internasional hingga individu. Dengan tersisa waktu hingga tahun 2030, upaya percepatan pencapaian target SDGs harus terus ditingkatkan melalui berbagai inovasi dan kolaborasi. Hanya dengan demikian, visi pembangunan berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi semua dapat terwujud.