Hari Guru Tanggal Berapa? Ini Sejarah Peringatannya

Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November adalah momentum penghormatan bagi guru Indonesia, berakar dari sejarah panjang perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sejak masa kolonial hingga kemerdekaan.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 18 Nov 2024, 09:15 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2024, 09:14 WIB
Ilustrasi guru, murid, belajar
Ilustrasi guru, murid, belajar. (Photo by Christina @ wocintechchat.com on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional, sebuah momentum yang didedikasikan untuk menghormati perjuangan dan pengabdian para guru. Hari ini menjadi tonggak sejarah pendidikan di Indonesia, yang tak terpisahkan dari perjalanan panjang organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Sejarah Hari Guru Nasional dimulai jauh sebelum kemerdekaan, dengan jejak yang tertinggal dari era kolonial Belanda hingga zaman pendudukan Jepang. Guru tidak hanya menjadi pendidik tetapi juga pejuang yang turut berkontribusi dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa.

Penetapan Hari Guru Nasional sendiri memiliki makna mendalam, yaitu sebagai bentuk penghormatan terhadap guru yang telah berjuang di tengah berbagai tantangan zaman. Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah dan latar belakang peringatan ini?

Awal Mula Pendidikan Guru di Masa Kolonial

Pada era Hindia Belanda, pendidikan guru mulai dirintis dengan pendirian Sekolah Guru Negeri pada tahun 1851 di Surakarta, yang sebelumnya dikenal sebagai Normal Cursus. Sekolah ini didirikan untuk mencetak guru yang akan mengabdi di desa-desa dan wilayah terpencil.

Pada tahun 1912, muncul organisasi Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang menjadi wadah perjuangan para guru. PGHB melibatkan berbagai kalangan tenaga pendidik, termasuk guru desa, kepala sekolah, dan guru bantu. Namun, perbedaan status dan pangkat membuat organisasi ini mengalami fragmentasi, memunculkan berbagai organisasi baru seperti Persatuan Guru Bantu (PGB) dan Perserikatan Guru Desa (PGD).

Transformasi besar terjadi pada tahun 1932, ketika PGHB berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Nama ini menggambarkan semangat nasionalisme, meskipun menuai protes dari Belanda yang keberatan dengan penggunaan kata "Indonesia".

Perjuangan Guru di Masa Pendudukan Jepang

Ketika Jepang menguasai Indonesia, organisasi pendidikan, termasuk PGI, dihentikan. Namun, para guru tetap berjuang melalui pembentukan organisasi "Guru" pada tahun 1943 di Jakarta, diprakarsai oleh Amin Singgih dan rekan-rekannya.

Jepang juga menginisiasi pelatihan khusus untuk guru, yang mencakup pelajaran bahasa Jepang, ideologi “Hakko Ichiu”, hingga pelatihan militer. Meski pelatihan ini bersifat propaganda, para guru tetap memanfaatkan momen ini untuk menjaga semangat nasionalisme.

Namun, pendudukan Jepang tak berlangsung lama. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, guru kembali memainkan peran penting dalam membangun sistem pendidikan yang terhenti selama masa penjajahan.

Kongres Guru Indonesia dan Lahirnya PGRI

Pasca kemerdekaan, pada 24-25 November 1945, Kongres Guru Indonesia diselenggarakan di Sekolah Guru Puteri Surakarta. Kongres ini dihadiri oleh para tenaga pendidik dari berbagai daerah, baik yang masih aktif maupun sudah pensiun.

Kongres tersebut melahirkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai wadah perjuangan guru di Indonesia. PGRI memiliki tiga tujuan utama: mempertahankan Republik Indonesia, meningkatkan mutu pendidikan, dan membela hak serta kesejahteraan guru.

PGRI juga menjadi simbol persatuan para guru yang sebelumnya terpecah oleh perbedaan status dan pangkat, sehingga memperkuat peran guru dalam pembangunan bangsa.

Penetapan Hari Guru Nasional

Hari Guru Nasional resmi ditetapkan pada 24 November 1994 melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Tanggal 25 November dipilih karena bertepatan dengan hari lahir PGRI, yang memiliki sejarah panjang sebagai organisasi perjuangan guru.

Meskipun ditetapkan sebagai peringatan nasional, Hari Guru bukanlah hari libur resmi. Penetapan ini bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada guru atas kontribusi besar mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menurut Keppres tersebut, guru memiliki peran strategis dalam pengembangan sumber daya manusia, menjadikan peringatan ini sebagai wujud apresiasi dan pengingat pentingnya pendidikan dalam pembangunan nasional.

Makna Hari Guru Nasional bagi Pendidikan Indonesia

Hari Guru Nasional bukan hanya tentang penghormatan terhadap guru, tetapi juga menjadi momen refleksi terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Guru adalah ujung tombak dalam pembentukan karakter dan peningkatan kompetensi generasi muda.

Melalui peringatan ini, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat terus mendukung kesejahteraan guru dan peningkatan kualitas pendidikan. Tidak hanya itu, Hari Guru juga menjadi momen bagi guru untuk memperkuat solidaritas melalui organisasi PGRI.

Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang tokoh pendidikan, "Guru adalah pejuang tanpa tanda jasa yang membentuk masa depan bangsa melalui ilmu dan keteladanan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya