Liputan6.com, Jakarta Gitaris legendaris, John Sykes yang dikenal melalui kiprahnya di dunia musik metal dan hard rock, baru saja berpulang pada 20 Januari 2025 akibat kanker. Sosok yang pernah menjadi bagian dari band ikonis seperti Whitesnake, Thin Lizzy, dan Tygers of Pan Tang ini meninggalkan warisan yang mendalam di dunia musik, dengan gaya bermain gitarnya yang unik dan cepat.
Lahir pada 29 Juli 1959 di Reading, Inggris, Sykes tumbuh dengan pengaruh musik blues dan rock. Perjalanannya di dunia musik membawanya ke berbagai band legendaris, di mana ia mencetak sejarah dengan album-album yang menjadi tonggak musik metal dunia. Kariernya tidak hanya diwarnai kesuksesan, tetapi juga berbagai kontroversi yang melibatkan rekan band dan produser musik.
Advertisement
Dalam masa-masa terakhirnya, Sykes tetap menunjukkan kecintaan pada musik, meskipun kesehatannya semakin menurun. Keluarga menyebutkan bahwa ia meninggalkan pesan penuh rasa terima kasih kepada para penggemar yang selalu mendukungnya sepanjang kariernya. Berikut kiprah gitaris rock berbakat ini, dirangkum Liputan6, Selasa (21/1).
Advertisement
Mampu Bermain Cepat di Grup Tygers of Pan Tang hingga Thin Lizzy
Merujuk blabbermouth.net, John Sykes memulai karier profesionalnya dengan bergabung dalam band heavy metal Inggris, Tygers of Pan Tang, pada awal 1980-an. Bersama band ini, ia merilis dua album, yaitu Spellbound dan Crazy Nights, yang menjadi salah satu tonggak musik heavy metal klasik.
Namun, Sykes mulai merasa kurang cocok dengan visi band tersebut dan memutuskan untuk hengkang pada 1982. Setelah itu, ia bergabung dengan Thin Lizzy, band hard rock asal Irlandia yang saat itu tengah mencapai puncak popularitas. Bersama Thin Lizzy, Sykes terlibat dalam album Thunder and Lightning (1983), yang membawa warna baru dengan pendekatan heavy metal yang lebih modern.
Selama masa ini, Sykes menunjukkan kemampuannya sebagai gitaris yang andal, dengan permainan gitar cepat dan melodi yang memukau. Setelah Thin Lizzy bubar pada 1983, Sykes terus melangkah maju, membawa pengaruh besar ke dalam dunia hard rock dan metal.
Advertisement
Kejayaan Bersama Whitesnake dan Album Ikonis 1987
Setelah Thin Lizzy, John Sykes bergabung dengan Whitesnake pada 1984, membawa energi baru ke dalam band yang dipimpin oleh David Coverdale. Ia memainkan peran besar dalam pembuatan album Whitesnake (1987), yang menjadi salah satu album paling sukses dalam sejarah musik rock, dengan penjualan lebih dari 8 juta kopi di AS saja.
Album ini melahirkan lagu-lagu hit seperti Here I Go Again dan Is This Love, yang hingga kini masih menjadi favorit penggemar rock di seluruh dunia. Gaya bermain Sykes yang agresif dan melodius menjadi elemen kunci dalam kesuksesan album ini, meskipun hubungan profesionalnya dengan Coverdale tidak berjalan mulus.
Sebelum album dirilis, Sykes dipecat dari Whitesnake karena konflik internal. Meski demikian, kontribusinya dalam album tersebut tetap diakui sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam kariernya.
Keluar dari Whitesnake dan Memulai Perjalanan Karier Solo
Dalam laman Metal Archieve, setelah meninggalkan Whitesnake, Sykes mendirikan band Blue Murder bersama drummer Carmine Appice dan bassis Tony Franklin. Album debut Blue Murder (1989) mendapat sambutan positif, meskipun tidak mencapai kesuksesan komersial seperti yang diharapkan.
Band ini merilis dua album studio dan satu album live sebelum akhirnya bubar pada pertengahan 1990-an. Sykes kemudian melanjutkan karier solonya dengan merilis beberapa album, termasuk Out of My Tree (1995) dan Loveland (1997).
Dalam karier solonya, Sykes mengeksplorasi berbagai gaya musik, dari balada emosional hingga heavy metal yang keras. Meskipun tidak sepopuler masa-masa sebelumnya, karya solonya tetap menunjukkan keahlian dan dedikasi Sykes dalam bermusik.
Advertisement
Terlibat Perseteruan di Dunia Musik
Selama kariernya, John Sykes terlibat dalam berbagai kontroversi dengan rekan band dan produser. Salah satu konflik yang paling terkenal adalah perseteruannya dengan David Coverdale, vokalis Whitesnake, yang berujung pada pemecatannya dari band sebelum album Whitesnake dirilis.
Selain itu, Sykes juga pernah mengalami gesekan dengan produser rekaman terkait kurangnya promosi terhadap proyek-proyek musiknya. Konflik ini memengaruhi perjalanan kariernya, namun tidak mengurangi kontribusinya dalam dunia musik.
Meskipun begitu, Sykes tetap dikenang sebagai gitaris yang penuh semangat dan tidak pernah berhenti menciptakan musik, bahkan di tengah tantangan dan ketegangan dalam dunia industri musik.
Berjuang Lawan Kanker dan Dikenal Sebagai 100 Gitaris Metal Terbaik
Pada 20 Januari 2025, John Sykes mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan kanker. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, penggemar, dan komunitas musik dunia. Dalam pernyataan resmi keluarga, mereka menyebutkan bahwa Sykes adalah pribadi yang baik hati dan penuh karisma. Hingga akhir hayatnya, ia tetap bersyukur atas dukungan yang diberikan penggemarnya selama bertahun-tahun.
Warisan musik Sykes, dari karya-karyanya di Thin Lizzy hingga album-album solo, akan terus dikenang sebagai bagian penting dari sejarah musik rock dan metal. Ia adalah simbol dedikasi, inovasi, dan semangat yang tidak pernah pudar.
Sykes sebenarnya tidak mengakui dirinya sebagai gitaris Heavy Metal, dan lebih menyukai dianggap sebagai gitaris blues rock. Namun, gaya permaian sangat merujuk terhadap musik-musik keras melalui petikan bergantian yang cepat, garis not ganda, vibrato fret-hand yang lebar, pinch harmonics, dan tapping.
Dari gaya permainan inilah, Sykes ditetapkan sebagai "100 Gitaris Heavy Metal Terhebat Sepanjang Masa" versi Guitar World. Kemudian, pada 2011, ia juga dinobatkan sebagai "50 Pahlawan Gitar yang Tidak Mainstream" dan "How '80s Guitar Heroes Changed Hard Rock Forever" sebagai salah satu gitaris hard rock klasik tahun 1980-an.
Advertisement
Q: Apa kontribusi terbesar John Sykes dalam musik?
A: Sykes dikenal atas perannya dalam album Whitesnake (1987) dan gaya bermain gitar yang inovatif.
Q: Apa band yang paling ikonis bagi karier John Sykes?
A: Thin Lizzy dan Whitesnake menjadi tonggak penting dalam perjalanan kariernya.
Advertisement
Q: Mengapa John Sykes meninggalkan Whitesnake?
A: Konflik internal dengan David Coverdale menjadi penyebab utama pemecatannya dari band tersebut.