Benarkah Melinjo Bisa Bikin Asam Urat Naik? Ketahui Cara Konsumsinya

Ketahui fakta tentang melinjo dan kaitannya dengan asam urat. Benarkah melinjo meningkatkan risiko asam urat naik? Simak cara konsumsinya di sini.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 22 Jan 2025, 17:31 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 17:30 WIB
Pohon Melinjo (gbohne from Berlin, German via Wikimedia Commons)
Pohon Melinjo (gbohne from Berlin, German via Wikimedia Commons)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Melinjo merupakan salah satu bahan pangan yang kerap menjadi perdebatan dalam dunia kesehatan. Banyak yang percaya bahwa konsumsi melinjo, terutama dalam bentuk emping, dapat memicu kenaikan asam urat. Anggapan ini sering membuat masyarakat ragu untuk mengonsumsinya.

Namun, apakah benar melinjo memiliki dampak buruk terhadap kadar asam urat? Berbagai penelitian memberikan hasil yang berbeda-beda, tergantung pada dosis dan cara pengolahannya. Pengetahuan tentang hubungan melinjo dengan asam urat menjadi penting, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat hiperurisemia.

Berikut penjelasan apakah melinjo membuat asam urat naik, termasuk panduan konsumsi yang aman untuk menjaga kesehatan tubuh.

1. Apa itu Asam Urat dan Penyebabnya?

Asam urat atau uric acid adalah senyawa yang terbentuk saat tubuh memecah purin, zat alami yang ditemukan dalam makanan seperti daging merah, jeroan, dan minuman beralkohol. Purin juga terdapat pada bahan makanan seperti melinjo.

Kadar asam urat yang terlalu tinggi dapat memicu peradangan dan nyeri pada persendian, kondisi yang dikenal sebagai gout. Tak hanya itu, hiperurisemia juga dapat menyebabkan komplikasi seperti batu ginjal dan penyakit jantung koroner.

Peningkatan kadar asam urat umumnya disebabkan oleh gangguan metabolisme purin, konsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan, atau fungsi ginjal yang tidak optimal dalam membuang kelebihan asam urat.

2. Apakah Konsumsi Melinjo Bisa Meningkatkan Asam Urat?

Melinjo sering dianggap sebagai makanan yang dapat meningkatkan kadar asam urat. Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan di Journal of Medicine and Health menunjukkan bahwa tikus yang diberi ekstrak simplisia biji melinjo mengalami peningkatan kadar asam urat hingga 81,2% setelah sembilan hari. Namun, penelitian ini dilakukan pada hewan dengan dosis ekstrak yang tinggi, yaitu 4,5 gram per kilogram berat badan, sehingga belum dapat sepenuhnya disimpulkan dampaknya pada manusia.

Menariknya, penelitian lain menunjukkan hasil berbeda pada manusia. Studi di Jepang menemukan bahwa konsumsi 750 mg ekstrak melinjo per hari justru dapat menurunkan kadar asam urat secara signifikan setelah delapan minggu. Temuan ini menunjukkan bahwa efek melinjo terhadap kadar asam urat mungkin bergantung pada dosis dan bentuk pengolahannya.

Kendati demikian, ada bagian dari melinjo yang memang perlu dihindari oleh penderita asam urat, seperti emping melinjo. Emping memiliki kandungan purin yang sangat tinggi, yaitu sekitar 150-800 mg per 100 gram, sehingga dapat memicu peningkatan kadar asam urat jika dikonsumsi berlebihan.

3. Bagian Melinjo yang Bisa Menurunkan Asam Urat

Tidak semua bagian melinjo berdampak buruk terhadap asam urat. Kulit dan daun melinjo justru memiliki manfaat positif dalam menurunkan kadar asam urat. Penelitian dari Universitas Negeri Malang menemukan bahwa metabolit sekunder dalam kulit melinjo mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase, dengan efektivitas dua kali lebih tinggi dibandingkan allopurinol. Kandungan flavonoid, polifenol, asam askorbat, tokoferol, dan saponin dalam kulit melinjo juga bertindak sebagai antioksidan yang semakin aktif setelah direbus.

Selain itu, ekstrak daun melinjo juga terbukti menurunkan kadar asam urat secara signifikan. Sebuah studi menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun melinjo dengan dosis 36 mg/kg berat badan tikus dapat menurunkan kadar asam urat hingga 61,04%. Kandungan flavonoid dan polifenol dalam daun melinjo berperan penting dalam menghambat kerja enzim xantin oksidase.

Secara keseluruhan, kulit dan daun melinjo menawarkan alternatif alami yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi asam urat. Konsumsinya dalam jangka panjang tidak menimbulkan efek samping serius bagi organ tubuh seperti ginjal, sehingga dapat menjadi pilihan yang lebih sehat dibandingkan obat kimia.

4. Cara Konsumsi Melinjo yang Aman

Agar melinjo tidak memicu kenaikan asam urat, penting untuk memperhatikan jumlah dan cara pengolahannya. Melinjo sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang, tidak berlebihan. Pengolahan yang benar, seperti merebus atau mengukus, juga dapat membantu mengurangi kandungan purin dalam melinjo.

Mengolah melinjo menjadi emping, misalnya, dapat meningkatkan kadar purin karena proses penggorengan. Oleh karena itu, konsumsi emping melinjo perlu dibatasi, terutama bagi penderita hiperurisemia.

5. Fakta atau Mitos: Melinjo dan Asam Urat

Fakta menunjukkan bahwa melinjo memang mengandung purin yang berpotensi meningkatkan kadar asam urat. Namun, dampak ini sangat bergantung pada dosis dan cara pengolahannya. Dalam jumlah sedikit hingga sedang, melinjo justru dapat memberikan manfaat kesehatan.

Penelitian juga menegaskan bahwa ekstrak melinjo dapat digunakan sebagai terapi alami untuk mengontrol kadar asam urat. Meski demikian, diperlukan studi lebih lanjut untuk memahami efek jangka panjang konsumsi melinjo pada manusia.

Apakah melinjo selalu menyebabkan asam urat naik?

Tidak selalu. Melinjo dapat meningkatkan kadar asam urat jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, tetapi dalam dosis moderat, justru memiliki potensi menurunkan asam urat.

Bagaimana cara mengolah melinjo agar aman bagi penderita asam urat?

Mengolah melinjo dengan cara direbus atau dikukus dapat membantu mengurangi kandungan purin, dibandingkan menggorengnya menjadi emping.

Apakah daun melinjo bisa dikonsumsi untuk menurunkan asam urat?

Ya, daun melinjo memiliki kandungan flavonoid dan polifenol yang dapat membantu menurunkan kadar asam urat.

Apakah penelitian pada tikus relevan untuk manusia?

Penelitian pada tikus memberikan gambaran awal, tetapi hasilnya belum tentu sama pada manusia. Diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan efeknya pada manusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya