Liputan6.com, Jakarta Pertanyaan seputar kapan doa buka puasa dibaca sering menjadi pembahasan di kalangan umat Muslim, terutama saat memasuki bulan Ramadhan. Banyak yang masih bingung apakah doa buka puasa dibaca sebelum atau sesudah berbuka, mengingat kebiasaan yang berbeda-beda di masyarakat. Pemahaman yang tepat tentang waktu membaca doa buka puasa ini penting untuk memaksimalkan keberkahan ibadah puasa kita.
Dalam praktiknya di Indonesia, kebanyakan masyarakat membaca doa buka puasa ketika menjelang berbuka, yaitu saat adzan Maghrib berkumandang sebelum menyantap makanan. Namun, ternyata ada ketentuan khusus mengenai kapan doa buka puasa dibaca yang perlu kita ketahui berdasarkan tuntunan hadits dan penjelasan para ulama. Pengetahuan ini penting agar ibadah puasa kita lebih sempurna.
Advertisement
Baca Juga
Untuk menjawab pertanyaan kapan doa buka puasa dibaca dengan tepat, kita perlu memahami dalil-dalil dan pendapat ulama yang menjelaskan tentang hal ini. Mari kita telusuri bersama waktu yang paling tepat untuk membaca doa berbuka puasa sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Rabu (29/1).
Dalil-dalil Seputar Doa Buka Puasa
Dalam hadits-hadits shahih, terdapat beberapa versi doa yang dibaca saat berbuka puasa. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Mu'adz bin Zuhrah yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW ketika berbuka membaca doa:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
"Allāhumma laka ṣumtu, wa 'alā rizqika afṭartu"
Artinya: "Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka." (HR. Abu Daud)
Selain itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah bin 'Umar, disebutkan doa berbuka yang berbeda:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
"Żahabażżama'u wabtallatil 'urūqu, wa ṡabatal ajru in syā'allāh"
Artinya: "Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah." (HR. Abu Daud)
Advertisement
Waktu yang Tepat Membaca Doa Buka Puasa
Berdasarkan penjelasan dalam kitab Fath al-Mu'in, ketentuan membaca doa buka puasa yang baik adalah mengikuti urutan tertentu. Doa pertama yang dibaca adalah doa dari hadits riwayat Mu'adz bin Zuhrah. Sedangkan doa kedua dari hadits Abdullah bin Umar ditambahkan khusus ketika berbuka dengan air.
Dalam kitab Hasyiyah I'anah at-Thalibin dijelaskan dengan tegas bahwa waktu membaca doa buka puasa yang tepat adalah setelah selesai berbuka, bukan sebelum atau saat berbuka. Hal ini didasarkan pada makna yang terkandung dalam doa tersebut, terutama pada bagian yang menyebutkan telah hilangnya rasa haus dan basahnya urat-urat, yang tentu saja baru terjadi setelah kita berbuka.
Penggabungan Doa dan Praktik di Masyarakat
Dalam praktiknya di Indonesia, kedua doa tersebut sering digabungkan menjadi satu rangkaian:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى
"Allāhumma laka ṣumtu wa 'alā rizqika afṭartu żahabażżama'u wabtallatil 'urūqu wa ṡabatal ajru in syā'allāhu ta'ālā"
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaallah."
Penggabungan ini sebenarnya tidak masalah mengingat jarang ada orang yang berbuka puasa tanpa minum. Namun, yang perlu diperhatikan adalah waktu membacanya yang sebaiknya dilakukan setelah selesai berbuka, bukan sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan dari berbagai kitab rujukan, meskipun membaca doa sebelum berbuka tetap mendapatkan kesunnahan (husul ashli as-sunnah), namun waktu yang paling utama adalah membacanya setelah selesai berbuka. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kesempurnaan sunnah (kamal as-sunnah) dalam membaca doa.
Hikmah dari ketentuan ini adalah agar doa yang kita ucapkan sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi, di mana kita telah merasakan nikmat berbuka dan dapat mensyukuri karunia Allah dengan sepenuh hati. Semoga dengan memahami dan mengamalkan tuntunan ini, ibadah puasa kita menjadi lebih sempurna dan diterima oleh Allah SWT.